Tiga orang WNI di kapal pesiar Diamond Princess dan satu orang WNI di Singapura, disebut terjangkit virus Corona. Hal ini akhirnya menjadi kasus awal setelah beberapa pekan masyarakat berspekulasi, mengapa warga Indonesia yang wilayahnya sempat jadi lalu lalang turis asal Tiongkok, atau mahasiswa yang dipulangkan dari Wuhan, tidak tertular penyakit tersebut.
Sebelum ini, masyarakat berasumsi bahwa kita cukup kebal terhadap virus Corona karena bermodal kerokan atau minum jamu anti masuk angin. Tak hanya itu, bahasan ini bergulir menjadi guyonan yang ‘membully’ bahwa Corona bukan apa-apa di Indonesia ini, membuat virus tersebut bagai tak ada harga dirinya.
Namun situasi menjadi kembali waspada, ketika berita WNI di luar negeri menjadi positif tertular virus Corona. Mematahkan sesumbar kerokan tadi, inilah beberapa faktor yang bisa menjelaskan bagaimana pada akhirnya ada saudara kita yang bisa terjangkit penyakit tersebut.
Mengenal konsep dasar penularan Corona
Dijelaskan dalam laman situs WHO, bahwa Corona adalah penyakit zoonosis yang menyebar antara hewan dan manusia. Salah satu penyebaran yang paling mungkin terjadi berawal dari organ pernafasan, misalnya ketika bersin dan batuk.
Disinyalir ada percikan cairan bersin atau batuk yang berpotensi membawa virus, bisa menempel pada tangan ke tangan lain, pada permukaan benda yang sering disentuh atau dihirup orang dan sejenisnya. Dengan jumlah penumpang dan awak kapal yang banyak dengan kebiasaan higienis yang berbeda-beda, bisa jadi hal tersebut jadi pemicu awal adanya potensi penularan di kapal Diamond Princess.
Ruang terbuka yang terinfeksi total
Untuk mengatasi penyebaran Corona, pemerintah Tiongkok sampai harus mengisolir area pusat terjangkitnya penyakit ini, yaitu Wuhan. Area ini sendiri tentu jauh lebih besar dari sebuah kapal pesiar. Diamond Princess pun bernasib kurang mujur sehingga seisi kapalnya sementara dikarantina untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sudah pasti, ruang gerak semua penumpang dan awak kapal terbatas dalam wilayah yang tidak steril. Sementara Corona berpotensi menular dalam radius 6 kaki atau kurang.
Dilansir dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika, salah satu transmisi virus paling jelas adalah kontak langsung antar orang. Hal ini sangat mungkin terjadi di atas kapal pesiar tersebut karena sebagian penghuninya sedang dalam trip dan sebagian lagi merupakan pekerja di kapal yang tidak mempersiapkan diri mereka dengan masker atau pakaian khusus antivirus.
Daya tahan tubuh dalam kondisi kerja dan tekanan tertentu
Sejak diumumkan bahwa seisi kapal dalam ancaman virus Corona, situasi setempat tentu bisa berpengaruh terhadap fisik dan psikis penumpang. Pertama, ketahanan tubuh terancam oleh intensitas gempuran penyakit karena belum bisa keluar dari wilayah tersebut.
Kedua, dilansir dari IDNTimes yang menyebutkan bahwa setelah ratusan penumpang disebut terinfeksi Corona, ribuan penumpang lainnya depresi. Hal ini juga bisa berpengaruh menurunkan kekebalan tubuh seseorang, padahal virus semakin mudah menjangkiti tubuh yang sedang dalam ketahanan rendah.
Meski daya tahan tubuh tiap orang berbeda, pada dasarnya penyakit bisa menyerang tanpa melihat latar belakang warga negara. Kabar baiknya, ada harapan karena beberapa pasien Corona bisa sembuh, termasuk 1 WNI yang terjangkit di Singapura.
BACA JUGA: Kerokan hingga Pakai Teh Anget, Inilah Alasan Virus Corona tak Menular di RI Ala Netizen
Nampaknya dari kejadian ini kita bisa ambil pelajaran bahwa sebaiknya jangan pernah lagi sesumbar atau bercanda berlebih soal penyakit. Selain tidak lucu sebenarnya, hal tersebut juga membuat kita jadi kurang empati kepada mereka yang sedang berjuang. Semoga saudara-saudara kita yang terkena Corona bisa segera membaik keadaannya dan sehat kembali.