Nilai rupiah yang sempat anjlok dan hampir menyentuh angka Rp 15 ribu beberapa waktu lalu, seakan membawa memori pada krisis 1998 silam. Di mana nilai dollar pada saat itu mencapai Rp 16.650 pada Juni 1998. Selain terpuruk ke level tertinggi sepanjang sejarah, nilai tersebut juga menyebabkan perekonomian dalam negeri kolaps seketika.
Masyarakat Indonesia pun khawatir jika kondisi tersebut bakal terulang kembali. Tidak hanya dapat merontokkan sendi-sendi ekonomi, tapi juga jutaan orang bakal kehilangan lapangan pekerjaannya. Entah apa jurus pemerintah Indonesia jika seandainya bakal menghadapi situasi tersebut. Yang jelas, kita sebagai masyarakat harus paham, apa saja yang akan terjadi jika Indonesia kembali mengalami krisis seperti 1998 silam.
Perekonomian yang kacau
Karena nilai rupiah yang semakin merosot, yang terkena dampaknya secara langsung adalah sistem perekonomian negara. Alhasil, harga barang-barang pun melambung tinggi tak terkendali. Tak hanya daya beli masyarakat saja yang menurun, seluruh industri pun akan gulung tikar dan berhenti memproduksi barang. Jika hal ini terjadi, pengangguran massal akan terjadi di mana-mana.
Pengangguran di mana-mana
Buntut dari kegiatan perekonomian yang terhenti, secara otomatis masyarakat bakal kehilangan lapangan pekerjaannya. Pengangguran pun akan menjadi momok selanjutnya yang akan dialami oleh masyarakat. Efek dari hal tersebut, secara tidak langsung akan menimbulkan gejolak dan permasalahan tersendiri di dalam masyarakat. Seperti kerusuhan, pengrusakan, demonstrasi dan tindakan kriminal lainnya. Sama seperti situasi pada 1998 silam. Di mana aparat harus berhadap-hadapan sendiri dengan rakyatnya.
Tingkat kriminalitas yang semakin tinggi
Situasi darurat yang dialami Indonesia, pada puncaknya pasti akan menjurus pada tindakan kriminal. Layaknya situasi pada 1998 silam, akan ada banyak kejadian pada masyarakat yang disebabkan oleh krisis moneter. Perampokan, pengrusakkan, pencurian dan bahakn pembunuhan, bakal menjadi pemandangan biasa yang kelak akan terjadi. Mudah-mudahan tidak ada ya Sahabat Boombastis.
Ancaman bahaya kelaparan
Tak hanya kriminalitas, berhentinya perputaran ekonomi juga akan berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat. Bencana kelaparan dan kekurangan bahan pangan pun akan menjadi masalah selanjutnya yang bakal mengintai. Oleh karena itu, pemerintah harusnya memiliki cadangan dan ketahanan pangan yang solid untuk mengatasi situasi seperti ini. Jika sewaktu-waktu krisis terjadi, masyarakat tak bingung lagi karena adanya jaminan dari pemerintah.
Adanya intervensi asing
Salah satu hal yang paling ditakutkan saat terjadi krisis ekonomi adalah, adanya intervensi pihak asing yang bakal masuk ke Indonesia. Siapa sangka, berdalih ingin memberikan bantuan dan solusi, tapi malah membuat perekonomian negara semakin terpuruk. Jangan pernah lupa pada sejarah. Kebanyakan dari tawaran yang ada, pasti ada maksud terselubung di dalamnya. Berkaca dari kucuran dana IMF pada 1998 silam, Indonesia pun harus menanggung beban hutang yang entah kapan bisa terbayarkan.
Kelima hal di atas, tentu bisa saja menjadi ancaman nyata jika memang terjadi krisis. Seperti Venezuela, rakyatnya pun berbondong-bondong meninggalkan negerinya karena telah dianggap bangkrut. Semoga saja, penurunan dollar segera berlalu dan kegiatan ekonomi di Indonesia segera pulih kembali. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?