Tren baru di Indonesia, antri beli emas [Sumber gambar]
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam dengan krisis ekonomi. Penyebabnya? Apalagi kalau bukan karena perang dagang antar-negara adikuasa hingga banyaknya beban utang negara sampai-sampai kesulitan sendiri untuk membayarnya.
Ya, setiap periode pembangunan memang meninggalkan risiko bagi para pewaris kekuasaan. Presiden RI Prabowo Subianto kini dibebani dengan setumpuk hutang yang wajib dibayar dimana Januari 2025 mencapai Rp 8.909,14 triliun, atau naik 1,22% dari Rp 8.801,09 triliun pada Desember 2024.
Namun ada anomali di balik krisis ekonomi kali ini. Dikutip dari CNBC Indonesia, masyarakat justru terlihat berbondong-bondong membeli emas, bahkan sampai rela antri dari subuh, termasuk seorang pembeli bernama Mila yang rela berbaris sejak pukul tiga pagi, menunggu Butik Emas Antam Pulogadung melayani pembeli.
Ia mengaku, meski datang pagi-pagi tapi nomor antrian sudah mencapai 46. Artinya, sudah ada yang rela datang lebih awal demi mendapatkan giliran beli emas. Sebuah fenomena yang sangat aneh, bukan?
Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Pulogadung saja. Dikabarkan bahwa antusiasme pembelian emas juga dirasakan oleh para pedagang di Jakarta, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah.
Yang menarik, kebiasaan baru masyarakat ini terjadi usai Lebaran. Padahal kebanyakan dari mereka justru menghabiskan lebih banyak uang setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mulai dari beli oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman hingga berbagi amplopan untuk handai taulan.
Berbicara kepada Narasi Newsroom, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira ada sejumlah faktor yang bikin masyarakat gemar beli emas. Salah satunya adalah akibat dari kabar-kabar atau tekanan ekonomi global.
Bhima menjelaskan bahwa faktor harga emas menjadi salah satu alasannya. Memang ada tren kenaikan harga hingga lebih dari 33% dalam jangka waktu setahun terakhir sehingga muncul pemikiran bahwa ada panic buying emas yang merata di seluruh dunia.
Namun Bhima menekankan bahwa fenomena borong emas ini perlu diwaspadai. Seperti tsunami yang diawali dengan air laut yang surut, kondisi seperti ini, yang menunjukkan ketidakwajaran, justru merupakan pertanda dari adanya hantaman gelombang yang lebih besar.
Bhima menjelaskan bahwa harga emas yang naik terlalu cepat bisa menjadi pertanda atau tanda awal dari akan datangnya krisis ekonomi atau resesi global. Ia menggarisbawahi adanya kebijakan-kebijakan baru yang muncul sebagai akibat dari perang tarif antara negara-negara produsen dunia.
Dengan adanya ke-FOMO-an pembelian emas tampaknya menunjukkan bahwa masyarakat masih percaya bahwa emas adalah solusi, instrumen investasi yang paling aman dalam menghadapi krisis ekonomi.
Kita bisa melihat ke belakang, yaitu krisis ekonomi tahun 2008 silam atau ketika dunia menghadapi pandemi COVID-19, dimana harga emas semakin melonjak tinggi dan tidak pernah kembali lagi ke titik sebelumnya.
Selain sebagai investasi terbaik untuk menghadapi krisis ekonomi, kepercayaan masyarakat terhadap emas karena memiliki bentuk fisik. Selain bisa dipegang, emas juga tampak lebih indah dipandang mata dengan warna kuning berkilauannya yang menyegarkan suasana.
Tak hanya karena bentuk, emas juga dipercaya memiliki likuiditas terbaik dibandingkan instrumen lainnya. Bila butuh uang, tinggal jual aja di toko-toko emas terdekat dan uang pun didapat. Semudah itu!
Dari berbagai pernyataan di atas, tak bisa dipungkiri bahwa emas adalah solusi terbaik menghadapi krisis ekonomi. Sudah beli emas hari ini?
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…
Ijazah di zaman sekarang bukan hanya sebagai tanda kelulusan di sebuah institusi pendidikan. Lebih dari…
Sering ngambek karena disuruh belanja sama ibu? Mungkin saatnya untuk menengok kepada sosok yang justru…
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…