RA Kartini menjadi pahlawan yang memperjuangkan hak kaum perempuan. Berkat jasa-jasanya-lah kita bisa sekolah dan mengenyam pendidikan tinggi seperti sekarang. Sepak terjang perempuan sangat berpengaruh bagi kemajuan suatu bangsa, bahkan dari dahulu sudah dikatakan bahwa perempuan adalah tiangnya negara, yang berarti ‘makmurnya negara dilihat dari seberapa makmur (sukses) para perempuannya’.
Hanya saja, menggapai kesuksesan tidaklah semudah yang dibayangkan loh, Sahabat. Ibarat Alfa Edison dalam menemukan bola lampu, untuk menjadi sukses ada belasan bahkan ratusan kali gagal di dalamnya. Namun, dari perempuan kuat berikut ini, kita bisa belajar bahwa sukses memang tak instan. Jika mau berusaha, pasti akan diberi jalan oleh dia yang Maha Segalanya. Inilah mereka yang tak pantang menyerah itu.
Tujuh kali gagal masuk kedokteran UI, gadis bernama Nadya ini tak menyerah
Namanya Nadya Fitri, cerita ini penulis ambil dari cerita Nadya di kompasiana.com. Nadya bercerita bahwa dokter bukan hanya cita-citanya sejak kecil, tetapi juga mimpi yang tetap ia pertahankan hingga ia duduk di bangku SMP, bahkan SMA. Keinginannya menjadi seorang tenaga medis tambah menggebu saat neneknya yang terkena sakit (tersumbatnya anus) sehingga harus dioperasi. Namun, walaupun sudah mendapat perawatan neneknya tetap meninggal dunia.
Dari sana tekad menolong para keluarga dan siapa pun yang membutuhkan bantuan semakin kuat. Lulus SMA pada tahun 2008, ia langsung mendaftarkan diri ke FK UI. Sayangnya, walaupun sudah belajar maksimal, Nadya gagal. Semangatnya terus menggebu, pada tahun berikutnya, ia kembali mengikuti tes, tetapi lagi-lagi gagal. Hal tersebut Nadya coba hingga kali ke-7, dan masih gagal. Pada akhirnya, ia memilih jalan lain, karena ‘mungkin profesi dokter bukan jalannya’, lalu mengapa tidak mencoba jalan lain?
Mental pemenang itu, ya tidak pernah menyerah
Cerita berikutnya dibagikan oleh Tara Putri. Sejak duduk di bangku SMA, Tara adalah anak yang berprestasi hingga ia pernah mendapat kesempatan pertukaran pelajar ke Amerika yang diselenggarakan oleh AFS YES. Lulus SMA ia berhasil meraih beasiswa, yang sayangnya 20% tuition fee-nya harus ditanggung sendiri, kondisi ekonomi tidak mendukung Tara membuat ia melepas tawaran tersebut. Berbekal prestasi, ia kemudian kuliah Biologi di UGM.
Selama di kampus, ia mencoba berbagai macam beasiswa, mulai dari beasiswa PPA dan BBM hingga pertukaran mahasiswa AMINEF, namun semuanya gagal. Lulus S1, Tara tak putus asa, ia mencoba peruntungan di Magister UNDIP-Radboud University Nijmegen (Belanda), mendaftar beasiswa AAS (Australia), Chavening – UK, Quota Scheme –Norwegia, dan semuanya gagal. Ternyata, memang bukan di sana rezekinya. Saat LPDP booming pada tahun 2013, Tara juga ikut memasukkan lamaran. Dan apa yang terjadi, Sahabat? Jalan inilah yang mengantar ia sebagai awardee LPDP 2014, di Newcastle University, UK.
12 kali ditolak professor tapi enggak jera juga
Ditolak cinta mungkin masih belum sakit ketimbang ditolak oleh para professor di mana kamu akan melamar beasiswa, apalagi sampai 12 kali. Itulah yang dirasakan oleh Medria Hadhienata. Lulus sarjana dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ia berniat mewujudkan mimpi sekolah ke luar negeri. Namun, untuk mencapai mimpi tersebut sulit sekali rasanya. Karena lulus pada bulan Oktober, hampir semua pendaftaran beasiswa sudah ditutup, belum lagi, persiapannya juga kurang.
Ketika hendak mendaftar DAAD dari pemerintah Jerman, Medria belum punya pengalaman kerja. Sementara saat ingin mendaftar beasiswa Swiss, ia lagi-lagi terkendala skill berbahasa Jermannya belum mumpuni, Erasmus Mundus pun lewat karena skor TOEFL-nya tidak mencukupi. Medria yang tak mau menyerah terus mencoba hingga akhirnya, ia terpilih sebagai penerima PhD Scholarship dari University of New South Wales, Australia.
Rangking ke 26 dari 30 siswa ketika sekolah akhirnya mendapat beasiswa ke Jepang
Cerita terakhir ini dibagikan melalui Twitter oleh @yeoreoja. Ia bercerita bahwa sukses itu ternyata bisa datang dari mana saja –termasuk mungkin dari Fair & Lovely Bintang Beasiswa, ya, Sahabat. Pemilik akun @yeoreoja ini bercerita jika dulu dirinya sama sekali bukan siswa yang pintar bahkan ketika SMA peringkat kelasnya adalah 26 dari 30 siswa, bayangkan saja. Walaupun mengambil jurusan IPA, ia menaruh minat di Bahasa Jepang, yang menurutnya membuat penasaran.
Lulus SMA dengan nilai biasa-biasa saja membuatnya berkali-kali ditolak ketika mau masuk ke PTN, sekalipun sudah mati-matian belajar. Perempuan ini akhirnya masuk ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan jurusan Bahasa Jepang. Ternyata, inilah jalan yang Allah beri untuknya, minat dan kerja keras selama ini dibayar dengan beasiswa ke Jepang yang ia dapatkan dari kampus setelah menjalani serangkaian tes.
Setiap orang pasti punya jatah masing-masing untuk sukses, meskipun harus berkali-kali gagal sebelumnya. Kalau kamu juga ingin menjadi seperti sosok-sosok perempuan tangguh di atas, kamu bisa mencoba untuk mengikuti Fair & Lovely Bintang Beasiswa. Karena langkah awal untuk menjadi seorang bintang dimulai dari tapak awal yang sederhana dulu. Jadilah satu dari banyak wanita yang tidak ragu untuk mencapai mimpimu. Siapkah kamu? Jika siap bisa lihat info lengkapnya di www.voteuntukimpianku.com dan raihlah pendidikanmu setinggi-tingginya.