Sebelum emansipasi berkibar tegas seperti sekarang, memang benar jika wanita dulunya selalu ada di bawah pria. Dalam hal apa pun pokoknya wanita selalu harus ada di bawah. Tugas wanitanya hanya soal ranjang dan dapur saja. Namun, waktu berlalu dan emansipasi pun makin ditegakkan. Kini, tidak ada istilahnya wanita di bawah. Bahkan presiden saja ada yang wanita.
Ketika di mayoritas negara emansipasi baru digaungkan, di beberapa tempat tertentu, mereka sudah mempraktikan persamaan gender sejak lama. Bahkan ke level yang lebih ekstrem. Ya, di tempat-tempat itu wanita menang telak dari pria dalam hal apa pun.
Nah, berikut adalah daerah-daerah di mana wanita sangat berkuasa dan pria di sana pun tunduk patuh. Tempat ini akan membuat wanita-wanita yang pernah dizalimi pria iri kelas berat.
1. Wanita Minangkabau Lebih Jumawa Daripada Prianya
Sudah sejak dulu di Minangkabau menerapkan sistem matrilineal atau mengacu pada garis keturunan ibu. Jadi, ketika ada pasangan Minang menikah dan beda marga, maka marga yang dipakai oleh anak-anaknya nanti adalah marga dari si ibu. Tak hanya tentang marga yang diturunkan dari ibu, soal harta warisan juga lebih dominan kepada para wanita.
Sistem pembagian warisan di sana memang dominan untuk anak perempuan. Namun, ini hanya untuk jenis Harta Pusaka Tinggi atau harta milik orangtua yang sebelum-sebelumnya sudah diturunkan. Misalnya rumah, sawah, hutan, dan lain sebagainya. Pria sama sekali tidak berhak atas harta ini. Pria hanya berhak atas Harta Pusaka Rendah itu pun dibagi-bagi sesuai hukum.
2. Other World Kingdom di Mana Pria Adalah Budak
Negara kerdil satu ini bisa dibilang merupakan daerah di mana wanita benar-benar berkuasa mutlak atas pria. Semboyan negara mereka saja “Women over men” alias wanita di atas pria. Negara ini mungkin kerdil tapi sudah punya sistem pemerintahan. Uniknya, semua kursi di pemerintahan di isi oleh wanita.
Pria benar-benar tak berkutik di sini. Eksistensi mereka tak lebih dari pelengkap saja. Bahkan dikatakan pula untuk menjadi warga negara ini, seorang wanita harus punya minimal satu budak pria. Benar-benar mendominasi gila-gilaan, bikin negara ini seperti surganya para wanita. Menurut kabar, negara ini sudah dibubarkan beberapa tahun lalu.
3. Mosuo, Pria Jadi Wanita dan Sebaliknya
Lazimnya, ketika menikah pria yang akan cari nafkah sedangkan istri bagiannya adalah mengurus rumah dan anak-anak. Namun, hal seperti ini tidak akan dijumpai di Mosuo, sebuah daerah terpencil di Tiongkok. Di sana berlaku hukum sebaliknya, wanita bekerja dan pria mengurusi hal-hal rumah tangga.
Tak hanya mendominasi rumah tangga, dalam proses pencarian jodoh, para wanita lah yang memilih laki-laki bukan sebaliknya. Bahkan konon, wanita di sini boleh berganti-ganti pasangan tidur kapan pun mereka menginginkannya. Dan pria, mereka tidak boleh protes jika pasangannya menginginkan hal tersebut.
4. Khasi, Ketika Pria Malah Nuntut Persamaan
Percaya atau tidak, ketika para wanita berteriak-teriak tentang emansipasi, para pria di Khasi, India, juga melakukan hal yang sama. Ya, mereka menuntut pria untuk bisa sejajar dengan wanita. Selama ini di Khasi, pria memang derajatnya selalu lebih rendah dari wanita. Ketika menikah, mereka harus tinggal bersama mertua wanita dan mengurusi pekerjaan rumah tangga.
Sebaliknya, wanita Khasi mendominasi rumah tangga. Mereka menguasai harta dan bisa mengatur hidup suaminya sesuka hati. Tentang harta warisan, selalu nantinya akan jatuh kepada anak-anak perempuan saja. Ah, miris sekali nasib-nasib pria di sini.
5. Wanita Garo Mewarisi Harta dan Mengejar Pria
Sama seperti kaum perempuan di daftar ini, wanita Garo punya dominasi lebih di rumah tangga. Salah satunya adalah sistem matrinieal serta kepemilikan harta. Warisan pun sama, semuanya diberikan kepada anak-anak perempuan. Nah, satu lagi, di daerah yang ada di perbatasan India dan Bangladesh ini, para wanitanya dipersilakan untuk mengejar para pria untuk dijadikan suami.
Mengejar maksudnya secara harfiah. Jadi, laki-laki akan ditempatkan dalam sebuah barak, lalu para wanita akan memilih mana yang cocok. Kemudian, para wanita ini diharuskan untuk mengejar calon suami mereka. Di beberapa tempat biasanya yang terjadi adalah sebaliknya. Pria memilih para wanitanya.
Pria punya peran dan pengaruh mendominasi di keluarga adalah hal yang lazim. Namun, yang terjadi di lima daerah di atas justru berkebalikan dengan itu. Wanita-wanita jadi sangat perkasa mengalahkan pria. Terlepas dari kontroversi yang ada, kita harus menghormati sistem tersebut. Pasalnya, mau bagaimana pun itu adalah adat yang mungkin bagi mereka patut untuk terus dilestarikan.