in

Kisah Haru Pria Bule Asal AS yang Pilih Jadi WNI Karena Saking Cintanya Pada Papua

Indonesia memang memiliki pesona dan daya tarik tersendiri bagi warganegara asing di berbagai belahan dunia. Tak heran jika terkadang mereka sangat betah tinggal di negara tropis yang dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa ini. Hal inilah yang dialami oleh Wallace Dean Wiley, penduduk AS yang resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI). Dilansir dari kumparan.com, pria berusia 70 tahun yang merupakan warga Washington DC AS itu, resmi menyandang paspor RI melalui pengambilan sumpah lewat jalur naturalisasi di Kantor Kementrian Hukum dan HAM Papua.

Max Wambrauw yang merupakan Pelaksana tugas Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Papua menyebutkan, mekanisme pendaftaran Kewarganegaraan RI dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Administrasi Kewarganegaraan Elektronik (SAKE) pada layanan Administrasi Hukum Umum (AHU) online, di mana ketentuan tersebut berdasarkan pasal.19 UU Nomor 12/2006.

Wallace saat menjalani pengambilan sumpah sebagai WNI [sumber gambar]
Saya sangat mencintai Indonesia, lebih khusus tanah Papua. Ini adalah kehendak Tuhan hingga umur saya semakin tua. Saya melakukan naturalisasi, agar dapat membantu Papua secara bebas,” jelas Wallace, usai dilantik menjadi WNI.

Di Papua, sosok Wallace bukanlah sosok sembarangan. Ia merupakan pendiri sekolah Papua Harapan di Kabupaten Jayapura dan telah mengabdi di pulau cenderawasih tersebut selama sepanjang 42 tahun. Sebelumnya berkecimpung di dunia pendidikan, Wallace merupakan seorang pilot dari maskapai penerbangan Mission Aviation Fellowship (MAF).

Wallace yang juga merupakan pilot bagi Mission Aviation Fellowship atau MAF [sumber gambar]
Menurut data yang dikutip dari laman maf.org, Wallace yang akrab disapa Wally tersebut merupakan sosok yang dibesarkan sebagai MK (missionary kid) atau anak misionaris di Meksiko. Di negara itu pula, kedua orangtuanya juga melayani warga lokal lewat Mission Aviation Fellowship. Pada tahun 1976 ia merasa bahwa Tuhan memanggilnya untuk bekerja dengan MAF dan dikirim ke Irian Jaya, Indonesia, yang sekarang disebut Papua, Indonesia.

Rasa cintanya yang besar kepada Papua, dibuktikan dengan pengabdiannya selama 42 tahun. Selama kurun waktu itu pula, Wallace mendirikan sekolah hingga ke pedalaman Papua, diantaranya di Kabupaten Tolikara, Mamit, Karbaga, Koropun, Nautsa, Danage, dan Doboto. Hal ini sejalan dengan keinginannya membangun Papua dan sumber daya manusia dalamnya. Bahkan, sejumlah sekolah di pedalaman Papua dibangun atas kerjasama dengan Lippo Group.

Resmi menjadi WNI dan mengabdikan dirinya di Papua [sumber gambar]
Sekolah Papua Harapan berawal dari 7 anak dan mereka akan segera dilantik. Saya bangga dengan mereka semua. Sekolah Papua Harapan mulai dari PAUD dan sekolah dasar. Ke depan, kami akan bangun SMP dan SMA,” ujarnya seperti yang dikutip dari kumparan.com.

BACA JUGA: “Izinkan Saya Menjadi WNI”, Kisah 12 Bule yang Berbuat Banyak Untuk Indonesia

Mengabdi dengan tulus selama 42 tahun di tanah Papua memang bukanlah hal yang mudah. Tentu ada pengorbanan besar seperti harta dan tenaga yang harus dikeluarkan selama kurun waktu tersebut. Sosok seperti Wallace di atas, mengingatkan kita kembali akan potensi pendidikan di Papua yang belum tergarap secara maksimal. Mudah-mudahan dengan keberadaan Wallace yang kini telah resmi menjadi WNI, pemerintah bisa bekerjsama untuk menyejahterakan putra dan putri Papua, khususnya di bidang pendidikan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

So Sad! 5 Public Figure Ini Malah Habiskan Bulan Ramadan Terbaring di Rumah Sakit

Mengintip Deretan Masjid di Negara-negara Komunis, Apakah Juga Punya Penampilan Indah?