Datangnya rezeki terkadang tidak bisa ditebak oleh kemampuan manusia yang terbatas. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah dengan cara berusaha sesuai dengan kadar kesanggupan yang dimiliki. Namun tak jarang, ada saja halangan dan rintangan yang datang menghampiri untuk menguji, sampai sejauh mana tingkat kesabaran dan tekad yang telah dilakukan selama ini.
Tampaknya, urusan menjemput rezeki tersebut layak disematkan kepada sosok pemuda yang satu ini. Sempat frustasi karena lamaran pekerjaannya sering ditolak, pria asal Surabaya, Jawa Timur ini justru menuai sukses hingga mampu menjadi seorang miliarder. Lho, kok bisa? untuk lebih jelasnya, simak ulasan di bawah berikut ini.
Banyaknya wirusaha muda yang bermunculan akhir-akhir ini, ternyata mampu menginspirasi seorang Wahyu Adjie Setiawan. Saat itu, dirinya yang sedang duduk di bangku kuliah di salah satu Universitas di Surabaya, mencoba berpikir untuk mencari tambahan uang saku seperti teman-temannya.
Pengalaman pahit karena penolakan tersebut, begitu membekas di benaknya. Sebagai pengganti, ia pun berusaha mandiri dengan nekat menjadi seorang pengusaha. Berbekal pengalamannya berjualan semenjak di bangku sekolah menengah, Adjie mendapatkan tawaran dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampusnya untuk mengelola toko mereka. Padahal, dirinya pada saat itu baru satu semester menjalani perkuliahan.
Bakat bisnis yang ada pada diri seorang Wahyu Adjie Setiawan, rupanya telah diamati oleh sang dosen. Tak lama berselang, dosen tersebut menawari dirinya untuk membuat tas seminar sebanyak 200 buah dalam waktu seminggu. Tanpa pikir panjang, tawaran tersebut disanggupi olehnya. Ia pun mulai mengerjakan order tersebut dengan melibatkan sejumlah pengrajin tas di kawasan Tanggulangin, Sidoarjo.
Karena sudah berpengalaman menjalankan bisnis sebelumnya, ia pun tak merasa kesulitan mengembangkan bisnis barunya tersebut. Mengusung merek Ortiz, dirinya membuat tas kasual berkualitas Internasional yang justru dijual di pasar Asia, seperti Singapura dan Malaysia. Bahkan, merek tasnya sendiri telah mendapatkan kontrak sebanyak 6 ribu tas dalam waktu setahun.
Tak ingin larut dalam kesedihan, dirinya mulai menghidupkan kembali bisnis tasnya pada tahun 2011. Mengusung nama baru Evrawood, Adjie berangkat ke Singapura untuk mengurus hak paten merek tersebut. Untuk menarik minat pelanggannya, Adjie memberikan garansi kerusakan tas selama tiga tahun. Dirinya juga berfokus pada kualitas bahan, cara pembuatan hingga kekuatan tas.
Dari kisah seorang Wahyu Adjie Setiawan, kita bisa mengambil banyak pelajaran penting dalam perjalanan bisnisnya sedari awal hingga mencapai kesuksesan. Tak hanya fokus dalam satu bidang, pengalaman merupakan elemen utama yang juga membentuk keberhasilannya dalam berbisnis. Dari cerita ini juga, sikap pantang menyerah pada keadaan dengan jalan berusaha, juga bisa mengubah nasib seseorang dari titik nol menuju ke puncak kejayaan.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…