in

Mengenang Kembali Wabah Pes yang Pernah Bikin Kalang Kabut Indonesia Selama 15 Tahun

Tahun 2020 dibuka dengan cukup banyak cobaan. Di Indonesia sendiri, malam tahun baru diwarnai oleh banjir yang menenggelamkan banyak rumah dan perabotan. Tak lama setelahnya, masyarakat kembali ditakutkan oleh Covid-19 atau virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina.

Hingga saat ini, corona terus menjadi mimpi buruk dan memakan banyak korban dari hari ke hari. Namun, sebelum corona, Indonesia sudah pernah didera oleh wabah pes yang dibawa oleh tikus. Wabah ini tak hanya berlangsung selama berbulan-bulan saja, tetapi 15 tahun. Bayangkan deh! Korban yang jatuh lebih dari 120 ribu jiwa. Untuk kisah selengkapnya, simak dalam ulasan berikut ini ya!

Wabah yang pertama kali menjangkiti penduduk Malang

Awal malapetaka ini dimulai pada tahun 1905. Pada saat itu, seorang kuli kontrak datang ke rumah sakit di Tanjung Morawa (Deli) dengan keluhan panas yang tinggi dan kelenjar di pangkal paha membengkak. Namun, keluhan kuli ini tak terlalu diperhatikan, para dokter dan pejabat pun tak akan menyangka kalau si kuli ini adalah awal petaka besar.

Wabah di Malang [sumber gambar]
Di tahun 1910, Surabaya digegerkan dengan adanya korban yang meninggal dengan gejala yang sama seperti si kuli pada tahun 1905. Tak lama, beberapa orang yang ada di wilayah Turen juga meninggal karena ‘penyakit misterius’. Hanya butuh beberapa pekan untuk penyakit ini menyebar ke Blimbing, Dampit, Singosari, bahkan Malang Kota.

Belasan ribu orang meninggal karena wabah pes

Melansir malangtimes.com, total korban pes tersebut, menurut penelitian Syefri Luwis ada banyak sekali korban dari wabah ini. Dalam skripsi sarjananya di Universitas Indonesia (UI), jumlah korban akibat pes lebih mengerikan. “Ada 15 ribu orang meninggal dunia di Kabupaten Malang karena wabah pes,” tulisnya.

Kawasan yang terkena pes dijaga ketat militer [sumber gambar]
Pes di Malang baru tak lagi terdengar kabarnya setelah tahun 1920. Wabah ini bertahan lama karena wilayah Malang yang sejuk. Selain itu, kebanyakan masyarakat juga menghuni rumah yang terbuat dari bambu sehingga menjadi tempat nyaman untuk ditinggali tikus.

Meluas ke daerah Jawa Tengah

Selain di Jawa Timur, jumlah korban paling banyak ada di Jawa Tengah. Kalau mau ditotal, selama 15 tahun pes membuat kalang kabut masyarakat yang ada di Pulau Jawa, ia menewaskan kurang lebih 120 jiwa.

Karena peristiwa inilah, si wabah dijuluki sebagai Black Death (Ratu Hitam). Karena, bagian tubuh yang terinfeksi oleh pes akan menghitam seperti terkena racun.

Terobosan pemerintah Belanda dalam mengatasi pes ini

Untuk menyelamatkan nyawa orang-orang tersayang, berbagai hal dilakukan oleh mereka yang terinfeksi pesa ini. Mulai dari mendatangkan dukun dan orang pintar hingga berpasrah diri dan menunggu keajaiban terjadi. Alhasil, pemerintah Belanda yang ketika itu menjajah Indonesia memberikan solusi,

di antaranya membongkar kurang lebih satu juta rumah, yang tadinya atap anyaman kini menjadi genteng. Mereka juga mengerahkan para murid kedokteran yang sekolah di pendidikan dokter (STOVIA), salah satunya adalah Tjipto Mangoenkoesoemo.

Wabah yang membuat Eropa berada di ambang kehancuran

Gerak cepat para pemerintah Belanda yang berkuasa saat itu juga tak lepas dari pengalaman tragis yang pernah menimpa benua Eropa. Melansir nu.or.id, orang-orang Eropa yang terjangkit wabah serupa pada ke-14. Sejarah mencatat, wabah Pes telah membunuh sekitar 60 persen populasi di Eropa pada waktu itu.

Wabah pes di Eropa [sumber gambar]
Tak hanya orang Indonesia saja yang menggunakan jimat, orang-orang Eropa di London dengan menggunakan jimat dan mengandalkan para pelaku spiritual untuk mengusir wabah ini. Tapi, lagi-lagi hasilnya nihil.

BACA JUGA: 5 Wabah Penyakit Mematikan ini Pernah Membuat Indonesia Jatuh Bangun

Selema belasan tahun tersebut ada banyak sekali orang yang meninggal sia-sia karena wabah pes yang dibawa oleh tikus ini. Barulah setelah atap dan rumah mereka diganti, wabah ini perlahan menghilang dan tak lagi menjangkiti masyarakat. Namun, di beberapa belahan negara lain, seperti Kongo, Peru, sepanjang 2010-2015 lalu ada 3.248 kasus Pes di dunia dengan 584 kematian.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Punya Mini Chooper dan Aset Miliaran, Petani Sederhana Ini Ternyata Bandar Narkoba Besar

Belajar dari Ibu Pemulung yang Pakaikan Baju Bagus untuk Anaknya Sebelum Pergi Shalat