Pesta pernikahan yang digelar secara besar-besaran dan memakan biaya ratusan juta bahkan miliaran mungkin sudah sering didengar, bagaimana dengan upacara kematian yang mahal? Bukan hanya diselenggarakan dengan cara yang unik, beberapa adat kadang mengadakan upacara khusus untuk melepas sang arwah.
Singkatnya, jika sebuah kelahiran disambut dengan kebahagiaan dan meriah, maka kematian juga mendapat perlakuan sama. Semahal apa ya perayaan kematian yang ada di Indonesia ini? Agar tak penasaran simak uraian Boombastis berikut ini.
Ngaben, upacara kematian dalam agama Hindu
Ngaben adalah upacara kematian yang diselenggarakan oleh mereka yang beragama Hindu. Bali adalah pulau di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, sehingga ngaben bisa ditemukan dengan mudah di sana. Perayaan ini biasanya dilaksanakan tertentu dalam kalender Saka. Bagi keluarga yang ingin melangsungkan ngaben, mereka harus menyiapkan banyak uang.
Rambu Solo yang bisa mencapai miliaran rupiah
Tana Toraja memang menyimpan banyak keunikan, salah satunya dari segi pemakaman jenazah. Jika anak bayi yang meninggal, maka mereka akan dikuburkan di pohon Tarra, maka berbeda halnya dengan orang dewasa. Kuburan mereka berada di tebing batu, dan diletakkan sesuai dengan strata sosialnya selama hidup.
Mangokal Holi, Batak
Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang tak kalah mahal saat menyelenggarakan pesta kematian. Upacara ini dibagi dalam dua rangkaian, saat meninggal dan ketika pelaksanaan Mangokal Holi. Pihak keluarga yang ditinggalkan akan melaksanakan perayaan selama kurang lebih tiga hari.
Tiwah, ritual mengantar arwah masyarakat Dayak
Kaya budaya, misterius, dipenuhi perempuan cantik, kata tersebut sangat pas untuk mendeskripsikan masyarakat Dayak. Upacara ini merupakan perpaduan Rambu Solo di Toraja dan Mangokal Holi. Dikatakan mirip karena Tiwah diadakan untuk mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir. Tiwah dilaksanakan atas seseorang yang telah meninggal dan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya diperkirakan hanya tinggal tulangnya saja.
Jika melihat dari biaya yang dikeluarkan, maka pelaksanaan upacara kematian tersebut sama halnya dengan perayaan pesta pernikahan. Keduanya butuh persiapan yang matang dan kocek tebal. Tradisi-tradisi tersebut harus dilestarikan agar tak punah. Meski demikian, akan lebih baik jika pelaksanaannya dilakukan saat benar-benar sudah mampu, sehingga tak perlu memikirkan untuk berhutang dan memberatkan.