Yogyakarta memang kota istimewa, ada banyak sekali hal unik di setiap susutnya, dari mulai budaya hingga kebiasaan para penduduk. Tak heran, satu kali berkunjung ke kota ini, kamu pasti ingin kembali lagi ke sini.
Salah satu tempat unik yang mungkin tidak ada di tempat lain dan akan Boombastis bahas kali ini adalah Masjid Jogokariyan. Dibangun pada 1967 dan punya sejarah panjang, penamaan masjid ini sesuai dengan lokasi di mana ia berdiri, yaitu di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Nah, tak hanya itu saja, ada keunikan tersendiri dari masjid ini yang akan kita bahas bersama.
Tanah masjid yang awalnya merupakan wakaf
Keberadaan masjid ini tak lepas dari kemurahan hati seorang pedagang batik asal Karangkajen, Yogyakarta. Ia mewakafkan tanahnya yang terletak di selatan kampung untuk dibangun masjid ini. Namun, sang takmir punya usul untuk membuat masjid ini mudah dijangkau siapapun. Alhasil, masjid akhirnya dipindahkan ke perempatan kampung Jogokariyan. Pada 2006, rumah seseorang yang berada di sebelah masjid runtuh, hingga sang pemilik menawarkan lahan tersebut untuk sekalian dijual. Akhirnya, luas masjid ini lagi-lagi bertambah. Dari sinilah muncul inisiatif, pengurus masjid membuka peluang bagi siapapun untuk memberi sumbangan.
Fasilitas super lengkap yang ada di masjid
Di Jogokariyan ada 36 toilet, sehingga yang mau mengambil wudhu tak perlu lagi repot antre. Beda juga dari masjid lain, masjid satu ini juga menyediakan WiFi gratis dari tahun 2004. Sehingga jamaah yang ada di sana tak perlu lagi pergi ke warnet dan membuka situs yang bukan-bukan. Kalau di masjid masih membuka web yang tidak-tidak kan malu juga ya? selain WiFi, ternyata disediakan juga ruang olahraga, seperti tenis meja. Hal ini jelas membuat para remaja lebih kerasan dan berlama-lama di sana. Bolehnya bermain tentu di luar waktu salat ya, Sobat.
Memakmurkan warga yang memerlukan bantuan
Kalau di masjid lain kamu sering merasakan hilang sandal, tas, bahkan barang berharga seperti motor, di Jogokariyan semua itu akan mendapat ganti yang sama dan harga setara. Masjid ini juga bisa menjadi solusi untuk warga yang kekurangan. Bagaimana tidak, saldo masjid ini dipastikan nol setiap kali laporan. Uang yang ada di sana disalurkan ke berbagai hal, seperti hotel untuk para musafir, makan gratis, ATM beras –yang siapapun bisa mengambil beras dari sana—, klinik gratis, ngopi serta ngeteh gratis.
Ada program beda rumah untuk warga sekitar
Management keuangan masjid ini sangatlah diperhitungkan. Melansir berbagisemangat.com, setiap jumat ada sekitar 13 juta rupiah uang yang terkumpul. Uang tersebut ternyata digunakan untuk berbagai keperluan dan kemakmuran warga. Selain yang sudah disebutkan di atas, ada pula program beda rumah untuk 30 hunian warga di sekitar masjid (pastinya yang tak lagi layak huni ya). program ini juga mendapat bantuan dari pemerintah setempat tentunya. Rumah warga yang tadinya sempit diperluas sedikit sehingga menjadi lebih nyaman dihuni.
BACA JUGA: Menilik Masjid Gaul di Indonesia Ala Ustadz Hanan Attaki, Ada Apa Sebenarnya?
Keren kan? Itu baru beberapa program saja, belum lagi kegiatan yang ada di dalamnya. Melansir berbagai sumber, di masjid ini tak pernah sepi akan kegiatan, entah itu salat jamaah ataupun yang berkaitan dengan kajian dan syiar Islam. Tujuannya hanya satu, bagaimana menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dan tempat kembali para masyarakat.