Generasi anak muda masa kini sudah terkenal dengan kelakuan yang bikin geleng-geleng. Padahal masih remaja, namun sudah bertingkah layaknya orang dewasa. Yang dipikirkan hanya kesenangan dan bagaimana tidak terlihat ketinggalan zaman. Pokoknya miris sudah melihat anak muda sekarang.
Namun ada yang berbeda dengan gadis SMA asal Banyuwangi ini. Meskipun usianya masih belia, namun sudah sangat peduli dengan nasib Indonesia yang sedang marak isu SARA dan politik. Dengan tulisannya, gadis ini mengajak berpikir apakah yang selama ini dilakukan adalah hal yang benar atau salah. Jadi seperti apa kisah dan tulisan yang menuai pro dan kontra ini? Simak ulasan berikut.
Secara tidak langsung tulisan dari Afi mengingatkan kita tentang bagaimana memperlakukan sebuah agama. Menurutnya agama adalah memang ada dan diwariskan sejak kita baru lahir. Untuk seorang anak SMA, gadis ini telah menunjukkan pemikiran yang sangat terbuka mengenai toleransi umat beragama.
Dia sadar, bahwa masing-masing orang kadang membawa agama yang berbeda yang merupakan “warisan” dari orang tua mereka. Menurutnya adalah hal yang wajar jika suatu agama mungkin menganggap pengikutnya adalah yang paling benar, asalkan tidak terlalu memaksakan kehendak dari pemeluk lain. Pasalnya pemeluk agama lain juga akan melakukan hal yang serupa.
Afi menyadarkan kita bahkan di negara yang semua orangnya memiliki agama yang sama tidak menjamin adanya kedamaian. Baginya adanya Pancasila di negeri adalah hal yang benar karena dengannya lah semua umat beragama di Indonesia ini bisa bersatu. Jika satu sama lain umat beragama saling mengunggulkan diri dengan yang lain, maka kehancuran negara sudah dapat dipastikan.
Afi menganggap Pancasila memang sebuah pemersatu bangsa sejati, karena dalam diri Pancasila sendiri sudah terkandung toleransi dan keadilan bagi pemeluk agama di Indonesia ini. Menurutnya, bakal ada menjadi sebuah kehancuran bagi Indonesia jika salah satu agama mencoba mengganti Pancasila dan kebinekaan dengan ajaran agama saja.
Afi berpendapat bahwa kita sudah lama bermain seolah menjadi Tuhan dengan melabeli seorang akan masuk surga atau neraka. Padahal, semua itu adalah hak perogratif dari Tuhan. Semua itu tidak hanya terjadi pada satu agama saja, hampir semua juga melakukan hal tersebut.
Menurut gadis itu, tugas seorang manusia adalah menyampaikan ayat suci dari sang pencipta, namun untuk ke depannya, apakah dia ikut atau tidak, masuk neraka atau surga, sudah bukan lagi menjadi kewenangan manusia. Dia berharap agar dihentikan kegiatan saling melabeli antara umat beraga,a ini, karena bakal berdampak buruk pada persatuan dan kesatuan.
Di akhir dari tulisannya yang berjudul warisan itu, Afi berpesan untuk para pemeluk agama untuk tidak saling meributkan masalah keyakinan. Hal itu nantinya bakal membuat negeri ini menjadi semakin terpuruk. Afi mengatakan bahwa meskipun berbeda, mari kita seluruh umat beragama di Indonesia untuk sama-sama berpikir bagaimana memajukan negeri ini.
Untuk seorang yang sangat belia Afi menunjukkan kepeduliannya pada nasib bangsa ini, sangat berbeda dengan apa yang biasa anak muda masa kini lakukan, yang mungkin hanya pacaran dan mengunggah foto mesra bersama pasangannya.
Setelah tulisan warisan ini di posting di facebook, sudah muncul berbagai komentar yang mendukung maupun menolak tulisan Afi ini. Semuanya mempunyai pendapat yang berbeda dengan alasan yang sama kuatnya. Semua tergantung diri sendiri, mau mendukung Afi atau malah menolaknya.
Namun yang jelas, tulisan Afi ini memang berbobot bahkan orang sekelas Adi MS pun tidak luput mengomentari tulisan Afi ini. Tapi yang jelas, usaha Afi dalam mementingkan Pancasila sebagai dasar negara memang membuatnya memiliki pemikiran yang berbeda dari gadis seusianya. Wajar kalau banyak orang kagum padanya.
Sebenarnya Afi sudah pernah menghebohkan dunia maya sebelumnya melalui tulisan 10 hari tanpa Handphone. Kini tulisannya berjudul warisan itu lagi-lagi membuat netizen heboh. Afi sendiri adalah seorang siswa SMA kelas III di Gambiran, Banyuwangi. Karena prihatin dengan keadaan di negeri ini mengenai banyaknya pemeluk agama yang mulai radikal, maka dibuatlah tulisan warisan itu. Sejak dipostingan tulisan itu, sudah lebih dari 17 ribu orang membagikannya.
Namun setelah itu akun FB gadis ini tiba-tiba tidak bisa dibuka. Berkat Tulisannya yang mengandung pro dan kontra netizen itu, Afi sempat diundang Gubernur Anas untuk makan bersama sekaligus menawarkan beasiswa cerdas padanya.
BACA JUGA: Naufal Raziq, Bocah SMP Tanah Aceh yang Temukan Energi dari Pohon Kedondong Bikin Salut Indonesia
Meskipun masih SMA, namun pemikiran anak ini sudah sangat terbuka. Terlepas dari pro dan kontra para netizan, namun sikap Afi yang peduli pada keadaan negeri ini patut di acungi jempol. Berbeda dengan para muda-mudi seumurannya yang sibuk pacaran dan foya-foya, Afi menunjukkan kualitas yang sangat berbeda.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…