Siapa sangka jika sikap jujur ternyata mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mirip pada kisah-kisah di sinetron, tapi hal ini memang nyata terjadi pada kehidupan seorang pria bernama Pono Geneng. Dari yang dulunya hanya seorang tukang becak di Yogyakarta, pria lulusan SD ini berhasil menjadi pengusaha kaya raya.
Tak hanya itu, Pono merupakan seorang pengusaha di Fribourg, Swiss, yang fasih berbahasa asing seperti Inggris British dan Inggris Amerika, Italia, Jerman, dan Perancis. Jauh dari kehidupannya dahulu sebagai tukang becak, kisah pria yang bersekolah di SD Kepuh Yogyakarta ini sangat berliku dan penuh petuah yang inspiratif.
https://youtu.be/DRruraG3uIE
Sebelum dikenal sukses sebagai pengusaha, pria bernama asli Pujiono ini merupakan seorang tukang becak yang biasa membawa sayuran dari sebuah tempat yang bernama Geneng di Prawirotaman, Yogyakarta sekitar tahun 1992. Karena sering berada di sana, nama Geneng pun tersemat pada dirinya. Jadilah Pono Geneng pembawa sayur dengan becak miliknya.
Meski hanya menjadi seorang tukang becak, toh Pono memiliki prinsip hidup langka yang tak banyak dimiliki orang lain di negeri sebesar Indonesia ini, yakni kejujuran. Bahkan dengan hal itu pula, siapa sangka jika nasib Pono berubah 180 derajat. Peristiwa itu berawal saat dirinya menemukan sebuah tas berisi uang dollar pada tahun 1992 di sekitar Prawirotaman, Yogyakarta.
Tak lama, Pono pun membawa pulang tas tersebut dan ditunjukkan pada sang ibu. “Temuan uang tersebut saya ceritakan ke ibu, saya bilang kita bisa beli rumah, mobil dan lain-lain. Ini uang banyak sekali, mobil Carry yang bagus waktu itu harganya Rp 14 juta,” kata Pono Geneng saat bertutur di kediamannya, di Fribourg, Swiss yang dikutip dari News.koranbernas.id (08/02/2020).
Akhirnya, Pono pun mengembalikan uang tersebut ke pemiliknya – yang ternyata berasal Swiss bernama Charli Morandi dan sang istri yang menginap di hotel Garuda, setelah mencari dan bertanya ke sana kemari. Usai mengembalikan uang, Pono tak mendapatkan ‘hadiah’ apa pun sebagai balas jasa atas kejujurannya tersebut.
Selama berada di Swiss, Pono diajari cara bercocok tanam karena Charli Morandi dan istrinya ternyata seorang petani. Tiga tahun berlalu dihabiskan oleh Pono dengan bertani. Ia pun sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh pasangan suami istri asal Swiss tersebut. Sayang, kehangatan tersebut tak lama terjalin lantaran orang tua angkatnya itu meninggal dunia karena penyakit gula.
BACA JUGA : Kisah Masa Lalu Pengusaha Ahmad Sahroni yang Sempat Menjadi Tukang Semir dan Ojek Payung
Menjalani kehidupan di Swiss, Pono menjalani usaha sebagai distributor kopi untuk cafe-cafe yang berada di sana. Bahkan saat pulang ke Yogyakarta, ia tak lupa dengan rekan-rekannya sesama tukang becak dan kerap ikut ‘narik’ bersama mereka. Pono pun dianggap sebagai sosok yang menginisiasi Persatuan Perkumpulan Pengemudi Becak Prawirotaman (P2BP) di Yogyakarta.
