Categories: Lucu

Trotokan Dorong, Mainan Tradisional Legendaris yang Nggak Punah Dimakan Zaman

Boleh jadi zaman dulu itu anak-anak pada gagap teknologi. Nggak ada yang namanya internet apalagi kecanggihan gadget. Tapi untunglah, orang zaman dulu juga nggak kalah kreatif dalam nyiptain hiburan buat anak-anaknya. Banyak banget ragam mainan yang bisa diciptakan dengan bahan-bahan super remeh. Meski terbuat dari bahan seadanya, mainan yang dihasilkan juga nggak kalah menarik.

Bahkan, banyak banget pilihan mainan yang bikin bocah-bocah pada zamannya selalu ceria. Salah satunya adalah mainan trotokan dorong. Emang nggak secanggih mainan yang beredar di toko-toko modern, tapi nggak bisa dipungkiri kalau mainan ini dulu begitu memesona anak kecil. Lantas, apa kabar hiburan anak legendaris ini?

Mainan asik, murah meriah

Anak zaman dulu itu sederhana. Mainan-mainan murah sudah bikin mereka ceria. Trotokan dorong ini salah satu hiburan andalan. Karena bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya cukup sederhana dan mudah didapat, harga jual mainan ini juga murah banget. Yang dibutuhkan cuma batang bambu yang dibelah sebagai pendorong, potongan kayu berbentuk bulat sebagai roda, dan tentu saja tutup botol yang berfungsi memberi efek suara ‘trotokan’ saat mainan ini didorong.

Trotokan Dorong [image source]
Berasal dari bahan baku yang sederhana itu, tangan kreatif orang Indonesia bisa mengolahnya jadi mainan super asik yang dijual dengan harga murah banget. Hayo, siapa yang saat kecil pernah main balapan pakai mainan ini? Wuuuh… serunya nggak bisa digambarkan dengan kata-kata deh ya. Jadi kangen masa lalu. Orang tua zaman dulu juga nggak perlu pake nabung kalau si anak pengen beli mainan macam ini. Beda dong sama anak-anak kecil saat ini, maunya beli tablet dan smartphone, bikin pusing pala mama.

Jarang dijumpai, tapi belum punah

Modern ini, sepertinya suasana emang beda banget dengan masa lalu. Di sekitar kampung dan perumahan, anak kecil sekarang jarang banget memainkan trotokan dorong ini. Barangkali adik atau keponakan kalian lebih milih main bareng tablet ya? Iya, di mana-mana juga sama.

Trotokan [image source]
Dunia keceriaan anak udah didominasi oleh teknologi canggih. Miris ya, ngeliat anak zaman sekarang yang nggak ngerasain happy-nya mainan trotokan ini. Di pasar-pasar tradisional sendiri, sebenarnya mainan ini masih ada, meski jarang orang yang menjualnya. Tapi, buat kalian yang masih ingin liat mainan ini dipegang anak-anak, masih bisa didapat di beberapa online shop Indonesia. Harganya juga miring banget.

Bisa bikin sendiri, caranya mudah banget

Beda dengan mainan modern yang belibet banget proses pembuatannya—karena olahan pabrik, mainan tradisional trotokan ini gampang banget buatnya. Bahkan, kalau pengen kalian bisa membuatnya sendiri di rumah. Kalau sulit menjumpai kayu berbentu lingkaran, kalian juga bisa menggantinya dengan sandal jepit.

Sementara proses pembuatannya juga nggak terlalu lama, hanya hitungan menit saja. Untuk tutorialnya juga bisa ditemukan di video YouTube. Dengan membuat sendiri mainan tradisional, siapa tahu bisa mengalihkan perhatian si kecil dari layar tablet yang nggak baik terus-terusan dipantengin itu.

Masih beken di Jepara

Trotokan memang nggak begitu eksis lagi di beberapa kota di Indonesia. Namun, di Jepara tepatnya di desa Karanganyar mainan tradisional ini masih banyak diproduksi. Ya memang, Jepara dikenal sebagai kota yang kreatifitasnya tinggi banget. Kerajinan tangan udah jadi lahan ekonomi andalan. Salah satunya ya mainan anak-anak, termasuk trotokan dorong.

Trotokan modern [image source]
Produk kota satu ini juga nggak seperti dulu, jauh lebih menarik dari ada pola-pola modern dan pewarnaan yang makin beragam, bikin mainan ini jauh lebih menarik dan diminati anak-anak. Semoga saja masyarakat Karanganyar nggak pernah bosan membuat trotokan dorong yang melegenda ini ya. Dengan gitu, setidaknya masih ada harapan anak-anak di era modern bisa mengenal mainan tradisional Indonesia.

Sejatinya, mainan tempo dulu nggak kalah menarik kok dengan masa kini. Barangkali, butuh sedikit sosialisasi saja agar anak jaman sekarang makin tertarik main di luar dengan ragam mainan tradisional. Semoga keceriaan anak-anak nggak sampai terenggut dengan kecanggihan gadget ya.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

5 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago