in

Bocah di Berbagai Daerah Rusak Puluhan Pohon Pisang karena Terinspirasi Tren yang Lagi Viral

Media sosial memang menjadi sumber tren paling terkini, yang sering ditiru oleh anak-anak dan remaja dari berbagai daerah. Tren ini dianggap sebagai salah satu atraksi keren, sehingga menjadi viral. Salah satu tren yang sedang ramai diperbincangkan adalah ‘Salam dari Binjai’. Tren ini diikuti dengan memukul-mukul batang pisang hingga roboh.

Binjai sendiri merupakan salah satu daerah yang ada di Sumatera Utara, yang terkenal dengan pohon pisangnya yang tinggi dan besar. Tren Salam dari Binjai ini, banyak ditiru oleh anak-anak yang berasal dari luar kota Medan. Sayangnya, tren ini disebut merugikan banyak pihak, terutama petani pemilik pohon pisang yang tanamannya dirobohkan.

Belasan anak robohkan pisang di Lamongan

Salam dari Binjai ternyata menginspirasi beberapa anak di Lamongan yang merusak kebun pisang warga. Kejadian ini terjadi di Desa Surabayan, Sukodadi, Lamongan. Sebanyak kurang lebih 50 pisang roboh karena didorong, dipukul, ditendang, digelayuti, hingga dipanjati oleh anak-anak yang berumur sekitar 12 tahun tersebut.

Pohon pisang di Lamongan [sumber gambar]
Kelakuan nakal bocah-bocah tersebut terekam dalam sebuah video yang akhirnya viral dan mendapat kecaman netizen. Dari 50 batang pohon pisang yang dirusak, tak sedikit pisang yang sebenarnya sudah siap untuk dipanen. Tak hanya pisang yang ada di kebun saja, anak-anak tersebut juga merusak pohon yang berada di pematang sawah, sambil bergurau dan berkata “salam dari Binjai, iki”.

Anak-anak di Salatiga yang juga merusak pohon pisang warga

Tak hanya di Lamongan saja, fenomena “Salam dari Binjai” ini juga terjadi di Salatiga, tepatnya di wilayah RW 8 Kampung Domas, Kelurahan Salatiga, Kota Salatiga. Menurut Domas Saeful selaku ketua kampung, anak-anak tersebut meniru aksi yang ada di Youtube dan TikTok.

Kerusakan pisang di Salatiga [sumber gambar]
Setelah mengucap “Salam dari Binjai”, mereka langsung memukul batang pisang hingga tanaman tersebut roboh. Meski jumlah pisang yang roboh tidak sebanyak di Lamongan, tepatnya sebanyak 3 batang pisang, namun hal ini tetap saja merugikan sang pemilik pisang tersebut.

Video pertama yang viral dan banyak ditiru oleh anak-anak dari berbagai daerah

Tren “Salam dari Binjai” ini pertama kali diviralkan oleh pemilik akun TikTok @parispernandes_. Dalam video yang dibagikan, orang yang disebut Paris mengucapkan kata-kata “Salam dari Binjai” sebelum memukul-mukul pohon pisang. Video tersebut tak hanya viral di kalangan netizen Indonesia saja, tetapi juga di mancanegara. Usut punya usut, lelaki bernama Paris ini memang merupakan eks petinju nasional.

Tak heran kalau kemampuannya meninju batang pisang bisa membuat pisang tersebut langsung roboh. Paris sudah menggeluti olahraga tinju sejak duduk di bangku SMP. Pada tahun 2019 lalu, Paris menjuarai Kejurda Tinju Sumatera Utara, untuk kategori youth. Ia kemudian mewakili Sumatera Utara pada Kejurnas Youth di Medan. Hasilnya, Paris menjadi runner up kejurnas tinju dan berhak atas medali perak. Namun, setelah menjadi runner up, Paris memutuskan pensiun di tahun yang sama.

Tren yang seharusnya tidak ditiru oleh banyak orang

Kerusakan pohon pisang yang roboh karena ditinju, ditendang, atau sengaja digelayuti ini tak hanya terjadi di Binjai, Lamongan, dan Salatiga saja loh. Tak heran kalau kemudian banyak yang protes dan menyebut tren ini merugikan.

Petinju Salam dari Binjai [sumber gambar]
Karena memang pisang yang dirobohkan merupakan pisang yang sedang, bahkan sudah siap panen. Tren ini tak seharusnya lagi diviralkan ya guys, sehingga akan memakan semakin banyak kerugian yang dialami oleh para petani pemilik kebun pisang.

BACA JUGA: Meski Membahayakan, 4 Challenge Ngawur Ini Pernah Viral di Indonesia

Semoga meski tren ini viral di mana-mana, tapi tidak di daerah kalian ya, Sahabat Boombastis. Karena, tren ini tidak hanya bikin geram saja, tetapi juga merugikan banyak pihak, terutama bagi mereka yang mempunyai kebun pisang.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Dengan Program Ini, GSI Lab Mempermudah Tes PCR Gratis untuk Masyarakat

Temukan 2 Batu Permata, Pria Ini Jadi Miliarder Dadakan dan Ingin Bangun Sekolah Buat Warga