Tragedi runtuhnya gedung kembar World Trade Center (WTC), 11 September 2001 menyisakan kenangan buruk sekaligus tanda tanya. Bagaimana tidak, peristiwa yang dikenal dengan Nine Eleven atau serangan 911 ini menewaskan 3.000 orang di New York dan Washington.
Peristiwa nahas tersebut sepertinya membuat masyarakat negeri Paman Sam itu lebih waspada terhadap gerakan terorisme, mereka juga bahkan trauma terhadap muslim. Walaupun kenyataannya banyak sumber mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan rekayasa belaka untuk menjatuhkan citra islam di mata dunia. Nah, dari tragedi 911 ada banyak sekali hal yang mungkin terlewatkan dalam memori, berikut Boombastis.com rangkum untuk Sahabat semua.
Pengakuan dari juru kamera dan dokumenter pasca serangan 911
Dalam banyak catatan, gedung tinggi tersebut runtuh karena serangan pesawat teroris. Tapi apakah mungkin satu titik serangan bisa membuatnya rata dengan tanah dalam hitungan detik? Dilansir dari daily mirror, seorang pria bernama Kurt Sonnenfeld, mantan pekerja di US Department of Homeland Security atau Badan Pertahanan Keamanan Amerika Serikat, mengaku punya jawaban atas hal ini. Ia yakin jika hancurnya WTC karena rekayasa. Terbukti dengan kejanggalan yang terjadi di gedung 6 dan 7, sebuah brankas yang seharusnya penuh emas ditemukan kosong. Sedangkan dalam hal ini hanya petugas keamanan yang diizinkan masuk pertama kali. Apakah itu berarti ada orang yang tau kalau gedung akan diledakkan?
Pembajakan kokpit pesawat yang masih menjadi misteri
Masalah yang masih terus menjadi tanda Tanya hingga kini adalah bagaimana kokpit pesawat bisa diambil alih oleh pelaku? Laporan komprehensif terkait peristiwa ini pun berisi keterangan yang kurang pasti. Komisi khusus investigasi menyatakan bahwa pembajak diduga menikam salah satu pramugari dan merebut kunci kokpit. Sementara yang lain ada yang mengatakan bahwa pembajak mendobrak pintu, menyandera petugas dan masuk dalam ruang kontrol pesawat American Flight 11 tersebut. Dari rangkaian dugaan di atas, pilot diarahkan untuk menabrak pesawat menuju WTC hingga menelan 81 korban jiwa, belum termasuk yang ada di dalam gedung.
Banyaknya saksi mata yang menghilang pasca tragedi 911
Saksi mata adalah orang penting yang kelak bisa menceritakan pengalaman mereka dari kejadian yang pernah mereka alami. Namun, dalam hal ini, banyak sekali saksi mata runtuhnya WTC yang meninggal tiba-tiba. Mereka mati secara misterius dan diperkirakan jumlahnya puluhan orang. Hal ini mungkin sama persis seperti kejadian yang pernah menimpa John F. Kennedy, saat orang yang menjadi saksi meninggal melalui serangkaian kecelakaan dan bunuh diri, dalam artian bukan meninggal karena tua atau sakit. Kejadian 911 juga membuat banyak saksi bunuh diri dan meninggal dalam kecelakaan.
Foto dramatis ‘The Falling Man’ yang terekam kamera fotografer
Dari banyak kejadian mengerikan, ada satu foto dramatis yang berhasil terekam oleh kamera fotografer. Foto ini dinamai ‘The Falling Man’ karena menampilkan seorang pria yang jatuh dari gedung saat kejadian berlangsung. Namun, pemuatan foto ini di beberapa media sempat menuai banyak kontroversi karena dianggap mengerikan dan tidak menunjukkan simpati pada keluarganya. Foto ini ternyata diambil oleh seorang fotografer Associated Press (AP) Richard Drew menggunakan Nikon DSC-620 saat ia sedang di tengah perjalanan menuju New York Fashion Week. Mengenai identitas pria tersebut tidak ada yang tau, Reporter Toronto Globe and Mail, Peter Cheney hanya menyebutkan bahwa ia adalah pekerja di WTC gedung sisi utara.
Selalu dirayakan setiap tahun
Tragedi ini mungkin setara dahsyatnya seperti tsunami yang menerjang Aceh. Makanya, setiap tahun pasti dikenang sebagai peristiwa yang tak bisa dilupakan. Ribuan keluarga korban akan berkumpul di Ground Zero (lokasi bekas gedung WTC), mereka mengheningkan cipta untuk mengenang orang yang mereka cintai. Bahkan dilansir dari Liputan6.com, dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih menetapkan 7 – 9 September sebagai Hari Doa dan Peringatan Nasional untuk korban serangan.
Tragedi ini tak hanya membekas di benak orang-orang Paman Sam saja, juga berimbas kepada muslim yang datang ke negara tersebut. Trauma yang mendalam membuat mereka mengalami islamophobia, menganggap bahwa muslim lain bisa saja melakukan hal serupa. Namun, hal tersebut dari waktu ke waktu semakin berkurang dan islam bisa diterima di Negara Adidaya tersebut.