Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya yang berbeda-beda. Beberapa budaya Indonesia bahkan telah mendunia dan menjadi daya tarik wisata negeri ini. Beberapa yang lain masih menunjukkan eksistensinya ditengah berbagai kontoversi, termasuk lima tradisi khas anak-anak Indonesia berikut ini.
Tradisi anak berikut ini dianggap tidak lazim bagi sebagian orang, namun tradisi kebudayaan ini masih saja dijalankan oleh masyarakat tertentu sebagai warisan budaya nenek moyang mereka yang harus dilestarikan. Berikut daftar tradisi unik anak Indonesia yang bisa Anda jadikan referensi untuk wisata budaya di negeri tercinta ini.
1. Joki Cilik Karapan Sapi – Lumajang
Karapan sapi merupakan tradisi khas masyarakat Madura. Meski begitu tradisi ini tidak hanya di lakukan di Pulau Madura saja. Masyarakat Madura yang tinggal di Lumajang, Jawa Timur tetap melakukan tradisi ini. Bedanya joki yang menunggangi kereta sapi bukanlah orang dewasa namun anak-anak usia 11 hingga 14 tahun.
Dalam lomba ini sapi-sapi yang digunakan telah diberi ramuan khusus berupa jamu jahe yang dilulurkan di tubuhnya dengan harapan sapi sapat berlari kencang. Nantinya sapi-sapi ini harus berlari sejauh 250 meter melewati rute yang telah ditentukan untuk memenangi perlombaan tersebut. Karapan sapi joki cilik serupa juga pernah diselenggarakan di Pasuruan sebagai bagian dari acara HUT kota Pasuruan.
2. Tradisi Pengantin Cilik Berkuda – Madura
Jika di Jawa ada anak yang berhasil khatam membaca Al-Qur,an biasanya akan diadakan syukuran atau pengajian maka beda lagi tradisi yang dilakukan masyarakat Madura atau Sumenep khususnya. Di sana anak yang pandai mengaji dan berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an maka akan digelar tradisi yang mengharuskan mereka bertindak seolah-olah jadi orang dewasa.
Sepasang anak laki-laki dan perempuan ini akan didandadi layaknya sepasang pengantin dan diarak mengelilingi kampung dengan mengendarai kuda. Selama arak-arakan berlangsung akan ada iring-iringan musik gendang sarona. Bahkan ada beberapa desa di Maduran yang menjadikan tradisi ini sebagai ajang perjodohan. Uniknya tak jarang pula ada pasangan anak yang benar-benar menikah saat dewasa.
3. Tradisi Baayun Anak-anak – Banjarmasin
Tradisi Baayun yang dilakukan masyarakat Banjarmasin, Kalimantan Selatan adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi ini seorang ibu akan memasukkan anaknya ke dalam ayunan kain yang telah disediakan oleh penyelenggara acara.
Di dalam ayunan tersebut juga diberi aneka bunga-bunga, hiasan kertas, buah-buahan dan benda lainnya yang dianggap sakral. Kemudian orang tua anak akan mengayun ayunan tersebut sambil bernyanyi. Tujuan dari kegiatan ini selain untuk merayakan Maulid Nabi yaitu agar anak-anak yang ada dalam ayunan dapat tumbuh menjadi anak yang berguna.
4. Potong Rambut Gimbal – Dieng
Di Dieng, Jawa Tengah terdapat masyarakat yang memiliki rambut gimbal. Di tempat ini pula ada tradisi yang dijalankan masyarakat sejak dahulu. Tradisi ini melibatkan anak-anak Dieng yang berambut gimbal dan disebut dengan ruwatan potong rambut gimbal. Ruwatan ini bertujuan untuk menghilangkan nasib buruk anak dan keluarganya.
Tradisi ini tidak sembarangan dilakukan, sang anak yang hendak dipotong rambutnya akan meminta sesuatu biasanya berupa benda yang paling diinginkan dan orang tua harus mengabulkan permintaan tersebut karena jika tidak si anak akan jatuh sakit. Anak berambut gimbal di Dieng ini dipercaya masyarakat setempat sebagai titipan alam ghaib.
Sebelum prosesi pemotongan rambut dilaksanakan, terlebih dahulu mereka akan dimandikan di sumur khusus yang ditentukan oleh pemuka adat. Barulah setelah itu rambut akan dipotong, setelah pemotongan selesai segera barang yang diminta anak harus diberikan. Potongan rambut tersebut kemudian akan dihanyutkan di Telaga Warna yang akan mengalirkannya menuju Pantai Selatan.
5. Tradisi Rasulan – Indramayu
Bagi masyarakat Indramayu, mendapatkan anak perempuan adalah berkah tersendiri. Ketika memiliki anak perempuan, keluarganya akan mengadakan tradisi Rasulan yaitu sebuah tradisi sebagai wujud syukur atas lahirnya sang anak sekaligus penanda bahwa anak tersebut beragama islam.
Anak perempuan berusia dibawah 8 tahun akan mengucapkan dua kalimat syahadat di depan para undangan yang hadir dalam tradisi ini. Setelah itu anak tersebut akan naik ke tandu singgasana untuk diarak keliling desa. Arak-arakan ini semakin meriah dengan adanya iring-iringan musik tradisional desa setempat.
Banyak tradisi dan budaya yang ada di Indonesia. Semakin kita tahu maka semakin kita cinta negeri ini. Traveling sambil mengenal budaya khas daerah lain adalah salah satu cara mengenal berbagai budaya khas Indonesia.