in

7 Tradisi Penuh Makna Menjelang Puasa yang Dijalankan Masyarakat Indonesia, Daerahmu yang Mana Nih?

Bulan Ramadan selain dipercaya dapat memberikan berkah berlimpah pada umat islam, ternyata juga memiliki beragam keunikan lain yang selalu dirindukan. Misalnya saja di Indonesia, masyarakat kita selalu menghiasi hari-hari mereka dengan kebiasaan yang cukup unik pada bulan ini. Sebut saja budaya ngabuburit, meminta tanda tangan imam tarawih, berjalan-jalan pasca salat subuh, dan lainnya.

Bahkan kebiasaan unik khas Ramadan itu sudah bisa kita temukan sebelum bulan puasa dimulai lho. Pasti kalian pernah mengetahui cerita mengenai ‘ritual’ atau tradisi masyarakat di daerah tertentu saat mendekati bulan Ramadan.  Yang namanya budaya itu pastinya tidak dibuat dengan janjian kan sebelumnya, tapi uniknya hampir setiap daerah di tanah air memiliki versinya masing-masing seperti di bawah ini.

Dugderan di Semarang

Dugderan [image source]
Tradisi ini pertama kali diselenggarakan di Semarang pada tahun 1881 guna menentukan awal puasa karena selalu ada perbedaan penentuan Ramadan di kala itu. Namun saat ini dugderan sudah berubah menjadi semacam pesta rakyat yang menyuguhkan tarian, karnaval, tabuh beduk oleh walikota, dan pastinya pengumuman awal puasa sebagai puncaknya. Acara ini biasanya juga dilengkapi dengan maskot bernama Warak Ngendog yang merupakan binatang rekaan dengan kepala naga dan tubuh kambing. Maskot ini biasanya terbuat dari kayu dan dilengkapi telur rebus sebagai lambang sang binatang sedang bertelur atau ngendog. Telur dipilih karena saat diselenggarakannya dugderan pertama kali Semarang mengalami krisis pangan dan telur disebut-sebut sebagai makanan mewah.

Balimau untuk masyarakat Minangkabau

Balimau [image source]
Seperti yang kita tahu bahwa ada baiknya umat islam menyucikan diri terlebih dahulu sebelum menjalankan puasa. Itulah yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau melalui tradisi Balimau. Balimau sendiri merupakan tradisi di mana seseorang mandi dengan menggunakan jeruk nipis dan dilakukan di daerah aliran sungai maupun pemandian. Tradisi yang sudah dilakukan selama berabad-abad ini tujuannya adalah untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum Ramadan. Jeruk nipis dipilih karena pada zaman dahulu tidak semua masyarakat memiliki sabun dan dialiri air. Oleh karena itu limau atau jeruk nipis dipilih sebab dapat melarutkan keringat atau minyak di badan kita.

Meugang di Aceh

Meugang [image source]
Berbeda dengan Semarang dan Minangkabau, masyarakat Aceh akan mengadakan tradisi meugang saat menjelang Ramadan. Meugang merupakan sebuah tradisi di mana masyarakat memasak daging untuk dinikmati bersama kerabat, keluarga, serta yatim piatu. Adapun hewan yang biasanya disembelih dalam tradisi meugang atau makmeugang ini antara lain sapi, kambing, ayam, serta bebek. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung yaitu bisa mencapai ratusan. Tradisi menyembelih ini biasanya dilaksanakan sebelum puasa, lebaran, dan Idul Adha. Masyarakat desa biasa melangsungkannya satu hari sebelum Ramadan, sedangkan di kota dua hari sebelum puasa. Daging yang sudah dimasak di rumah ini kemudian akan di bawa ke masjid untuk dimakan bersama. Tradisi ini pantang untuk tidak dilakukan masyarakatnya lagipula masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang sudah dicari selama 11 bulan harus disyukuri dalam meugang.

Megibung untuk umat islam di Bali

Megibug [image source]
Megibung ini adalah saat di mana masyarakat makan bersama setelah melakukan upacara adat. Setelah upacara ini selesai, sekelompok masyarakat akan bersila membentuk lingkaran mengelilingi gundukan nasi dan lauk yang diletakkan di atas nampan. Budaya yang berasal dari daerah Karangasem ini masih dilaksanakan sampai sekarang dan menjadi salah satu kebanggaan khususnya untuk kaum muslim saat Ramadan. Seporsi nasi beserta lauk pauk yang disebut dengan nasi gibungan ini dinikmati oleh satu kelompok bernama satu sela. Satu sela dulunya harus beranggotakan delapan orang. Namun sekarang jumlah orangnya boleh kurang dari itu, misalnya saja hanya 4 atau 7 orang.

Nyadran oleh masyarakat Jawa

Nyadran [image source]
Meskipun tradisi yang satu ini kerap ditemui di daerah Jawa khususnya Jawa Tengah, tapi sepertinya masih ada sebagian besar daerah di Indonesia juga memiliki kebiasaan serupa. Kata nyadran di sini sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sraddha atau keyakinan. Sementara dalam bahasa Jawa, makna kata sadran adalah ruwah syakban. Nyadran merupakan sebuah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat, khususnya di daerah pedesaan. Adapun beberpa kegiatan yang dilakukan selain membersihkan makam leluhur adalah tabur bunga dan juga kenduri atau selamatan di makam tersebut.

Nyorog milik masyarakat Betawi

Nyorog [image source]
Masyarakat Betawi juga ternyata memiliki satu kebiasaan unik menjelang Ramadan yang dinamakan nyorog. Dalam tradisi ini biasanya masyarakat akan membagikan bingkisan pada anggota keluarga maupun tetangga sebelum bulan puasa dimulai. Saat menjalankan nyorog, tidak jarang juga ada keluarga yang memberi makanan khas Betawi seperti sayur gabus pucung (ikan gabus goreng dimasak dengan berbagai rempah). Kalau angpau lebaran diberikan yang tua untuk yang muda, tradisi nyorong ini merupakan kebalikannya. Bingkisan akan diberikan oleh orang yang lebih muda untuk yang usianya lebih tua. Karena pemberian ini juga akan disertai ucapan meminta restu dan doa agar diberi kelancaran menjalankan puasa. Nyorog ini juga sebagai tanda untuk mempererat silaturahmu dan mengingatkan bahwa bulan puasa akan segera tiba.

Perlon Unggahan di Banyumas

Perlon Unggahan [image source]
Tradisi ini sebenarnya adalah ziarah kubur yang diselenggarakan satu minggu sebelum datangnya Ramadan di desa Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Perlon unggahan dimulai dengan mengunjungi makam Bonokeling tanpa menggunakan alas kaki sambil membawa nasi ambeng yang merupakan hidangan khas Jawa. Di makam tersebut selanjutkan akan ada 6 tokoh yang berdoa dengan khusuk. Setelah itu barulah dilanjutkan dengan tradisi makan besar. Adapun makanan yang wajib ada adalah nasi bungkus, serundeng sapi, juga sayur becek atau berkuah. Serundeng sapi dan sayur becek ini harus disajikan leh 12 laki-laki dewasa atau disesuaikan dengan jumlah sapi yang disembelih. Kemudian warga dipersilahkan mulai berebut makanan yang dipercaya akan menambah berkah saat Ramadan.

Menarik memang bila kita berbicara tentang budaya dan kebiasaan di setiap daerah di Indonesia. Pasalnya meskipun zaman sudah semakin modern tapi dengan bangganya kita masih mempertahankan hal semacam itu. Dan apalagi untuk tradisi menjelang Ramadan ini yang selalu dilakukan di setiap tahun seakan para warga akan selalu menyediakan waktu untuk melakukannya. Pantas memang bila Indonesia disebut negara kaya karena selalu saja ada tradisi berbeda untuk tiap perayaan yang berbeda pula di daerah tertentu. Yang pasti apapun tradisiya, tetap kita harus bisa fokus menjalankan puasa agar mendapat berkah melimpah.

Written by Faradina

Leave a Reply

Inilah Hal Luar Biasa yang Akan Terjadi Seandainya Perang Bubat Tidak Pernah Ada

Review Super Kocak Drone di Online Shop Ini Pastinya Bikin Kamu Terpingkal