tradisi berburu
Salah satu cara yang ditempuh manusia purba untuk mendapatkan makanan adalah dengan berburu. Di masa lalu, para pendahulu manusia modern ini melakukan perburuan besar-besaran untuk mendapatkan daging yang akhirnya dimakan mentah atau dibakar. Sayangnya, tradisi berburu ini lambat laun mulai ditinggalkan karena manusia sudah mulai bisa beternak dan melakukan perladangan.
Meski jarang sekali dilakukan, beberapa suku yang ada di Indonesia masih ada yang melakukan kebiasaan berburu ini. Semua orang berbondong-bondong ke hutan untuk menangkap babi hutan yang sering merusak kebun dan sawah. Perburuan yang awalnya hanya digunakan untuk penyelamatan lahan akhirnya berubah menjadi tradisi yang menjadi identitas suku tersebut. Berikut ulasan selengkapnya tentang tradisi berburu di Indonesia yang jenisnya sangat banyak itu.
Orang Minang di Sumatra Barat memiliki tradisi berburu yang konon sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Perburuan ini dilakukan untuk mengusir atau pun menangkap babi hutan yang kerap merusak ladang hingga panen yang besar tidak bisa terjadi. Akhirnya, banyak orang Minang memilih memburu babi itu untuk dijual, dibunuh, diadu atau pun dibiarkan untuk makanan anjing.
Perburuan babi hutan juga dilakukan di Sentani khususnya yang berasal dari Suku Ayapo. Dalam hari-hati tertentu, semua warga laki-laki akan bergotong-royong masuk ke hutan untuk melakukan perburuan yang bernama Elha. Perburuan ini dilakukan untuk mempererat rasa persatuan serta menjadi simbol kejantanan dan keberanian kaum pria dari suku tersebut.
Berbeda dengan babi utan yang merupakan hama, paus merupakan hewan yang dilindungi. Itulah mengapa tradisi berburu paus di Desa Lamalera kerap menuai banyak sekali protes. Meski mendapatkan banyak sekali protes, warga Lamalera tetap menjalankan tradisi yang telah ada sejak abad ke-16. Bahkan banyak penduduk percaya bahwa nenek moyang mereka dibawa oleh ikan paus biru.
Nusa Tenggara Timur tak hanya dikenal dengan tradisi berburu pausnya. Di beberapa daerah seperti Manggarai, Flores juga dikenal dengan tradisi berburu di hutan. Ada tiga jenis perburuan yang dilakukan di sana, pertama adalah ndalak yang merupakan perburuan di malam hari. Lalu ada napat yaitu perburuan di siang hari. Selanjutnya ada wonok yang merupakan perburuan besar-besaran.
Setelah berburu, biasanya hewan yang didapatkan akan dibagi merata kepada semua yang ikut. Pemilik anjing penggiring yang berhasil menombak akan mendapatkan separuh hasil buruan. Selanjutnya daging akan dibagi merata dan disantap bersama-sama. Tradisi berburu di Flores ini lambat laut menurun setelah banyak anjing terkena rabies dan generasi muda enggan bersusah payah datang ke hutan. Jika Anda masih ingin melihat perburuan ini datanglah ke Desa Wae Rebo.
Masyarakat di Bengkulu juga mengenal perburuan babi hutan yang diadakan beberapa kali dalam setahun. Biasanya cara perburuan babi hutan dilakukan secara massal hingga ada 700-an anjing untuk memburu. Selanjutnya pemilik anjing akan mengikuti anjing yang mencari babi untuk dikepung lalu dilumpuhkan sebelum akhirnya dibawa oleh mobil pickup.
Inilah lima tradisi berburu yang masih dipraktikkan oleh suku-suku di Indonesia. Tradisi ini adalah simbol gotong-royong yang dilakukan oleh para penduduk dalam menghadapi suatu masalah. Meski sebenarnya tradisi ini sangat berisiko tinggi, semua penduduk tetap melakukannya dengan sangat gembira. Pernah ikut berburu Sobat Boombastis?
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…