Ada kalanya, roda nasib berputar sesuai takdir yang menentukan jalan hidup seseorang. Kadang berada diatas, bisa juga terjerembab di bawah. Jika mereka yang dahulu dipandang sebelah mata karena kemiskinan dengan segala keterbatasannya, kini mampu berubah secara drastis dan berdiri dengan penuh kebanggaan. Hal inilah yang tertanam pada sosok pria yang konon, berhasil memiliki sebuah pulau pribadi dengan kekayaannya yang melimpah.
Tomy Winata, sosok pengusaha asal Pontianak, Kalimantan Barat tersebut, telah sukses menjelma menjadi tokoh yang disegani di Indonesia. Lewat beberapa anak usaha dan bisnisnya yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, menjadikan dirinya sukses merengkuh nikmat duniawi sekaligus bergelimang harta. Namun siapa sangka, jika sosok kaya ini, ternyata sempat menjadi kuli bangunan miskin hingga mengalami kebangkrutan berkali-kali. Untuk lebih jelasnya, simak kisah selengkapnya dibawah ini.
Sempat hidup terlunta-lunta karena didera kemiskinan, membut Tomy Winata kecil tumbuh menjadi sosok yang tegar dalam menjalani hidup ini. Ditambah lagi dengan kenyataan dirinya yang seorang yatim piatu, tak menghalangi pria yang mempunyai singkatan nama TW ini, menyerah terhadap nasib miris tersebut.
Tidak ingin menyerah pada nasib, Tomy Winata rela melakukan berbagai pekerjaan kasar. Asal halal, profesi tersebut dilakukannya untuk menyambung umurnya dari hari ke hari. Mulai dari kuli bangunan, buruh kasar hingga tukang, pernah dilakoni oleh pria yang mempunyai nama Tionghoa, Oe Suat Hong ini.
Alih-alih merasa galau dengan kondisi yang serba keurangan tersebut, Tomy Winata yang saat itu beranjak usia remaja, nekat untuk menjalankan bisnis dengan caranya sendiri. Tak main-main, sekitar tahun 1972, dirinya yang saat itu berusia sekitar 15 tahun, mencoba peruntungan dengan menjalin sebuah bisnis yang yang dikerjakan bersama pihak militer Indonesia. Aksinya tersebut tergolong nekat. Pasalnya, tidak semua etnis Tionghoa pada masa itu, berani berurusan dengan kalangan militer.
Sejak saat itu, bisnisnya dengan pihak militer Indonesia, terjalin dengan mesra. Mulai dari pembangunan proyek asrama tentara, sekolah tentara, hingga menjadi penyalur barang ke markas tentara di Irian Jaya, Ujung Pandang dan Ambon. Pada bisnisnya tersebut, Tomy Winata muda juga bertindak sebagai mandor. Dari usaha pertama inilah, bakat bisnisnya mulai terlihat dan mulai dikembangkannya sendiri di masa mendatang.
Bergelut dengan profesi sebagai buruh kasar, membuat Tomy Winata mempunyai pengalaman dan wawasan yang cukup luas. Berbekal dengan pengalamannya tersebut, dirinya mulai banting setir menjadi seorang Investor yang memiliki saham pada sebuah proyek di Papua. Namun sayang, usahanya tersebut harus terhenti karena mengalami kebangkrutan.
Tak menyerah dirinya juga pernah mencoba peruntungan di daerah lain. Di Kalimantan Barat yang merupakan tanah kelahirannya, usahanya kembali macet dan akhirnya bangkrut. Di wilayah NTT , usaha yang dirintisnya ternyata tak berumur panjang dan harus berakhir dengan kebangkrutan. Tak putus asa, dirinya mencoba peruntungan dengan membuka bisnis di Ibukota. Namun sayang, semua usahanya tersebut harus kandas di tengah jalan, Tak tanggung-tanggung, bisnisnya di Jakarta bahkan mengalami dua kali bangkrut.
Karena sikapnya yang bersahaja dan semangat kerjanya yang tinggi, membuat banyak orang dan mitra bisnis, menaruh kepercayaan yang besar terhadap dirinya. Hingga dalam tempo sepuluh tahun, Tomy Winata sukses mengembangkan imperium bisnisnya di berbagai bidang. Mulai dari properti, perdagangan, kosntruksi, perhotelan, perbankan hingga industri telekomunikasi. Total dirinya saat itu mempunyai 16 perusahaan.
Tak cukup disitu, Tomy Winata juga mengelola usaha pariwisata dan resor di Pulau Perantara dan Pulau Matahari yang masuk dalam kawasan wisata Pulau Seribu. Pengusaha kelahiran 1958 ini juga memiliki pulau bule di Lampung yang menjadi kawasan pribadi bagi dirinya. Sejumlah kapal pesiar pun juga dimiliki oleh sosok yang merupakan pendiri Grup Artha Graha tersebut. Dirinya juga merupakan sosok penting yang memfasilitasi kedatangan Christiano Ronaldo di Indonesia sebagai Duta Konservasi Hutan Mangrove.
Kekayaan dan ketenaran sebagai pengusaha, membuat Tomy Winata sering dikait-kaitkan dengan hal negatif. Latar belakangnya yang merupakan seorang keturunan Tionghoa, membuat dirinya sempat dicurigai sebagai anggota sindikat perjudian sembilan naga yang terkenal saat itu. Tanpa banyak basa-basi, Gus Dur yang saat itu menjabat sebagai presiden Indonesia, memutuskan untuk menangkap Tommy Winata.
Alhasil, tak kurang dari aparat pemerintah yang terdiri dari Kepolisian hingga anggota DPR Komisi B yang membawahi bidang Pariwisata, melakukan inspeksi mendadak ke Pulau Ayer, tempat yang dicurigai sebagai sarang perjudian. Namun sayang, tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya, ternyata tidak mempunyai cukup bukti. Usut punya usut, Pulau Ayer tersebut merupakan tempat wisata yang dikelola oleh Koperasi TNI Angkatan Laut, Pusat Proklamator yang bekerjasama dengan PT. Global.
Meski banyak tuduhan miring bernuansa negatif yang dialamatkan pada dirinya, tak membuat seorang Tomy Winata serta merta berubah emosional. Kemiskinan dan pengalaman hidup keras yang menempanya di masa silam, membuat sosok ayah lima anak itu tetap santai dan tidak gegabah dalam menyikapi setiap persoalan. Yang patut diteladani dari sosok Tomy Winata adalah, sikapnya yang tabah dan konsisten dalam menjalani hidup meski terpuruk dan mengalami kebangkrutan berkali-kali.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…