2. Patih Gajah Mada
Kita semua tentu sudah sering mendengar sosok Patih Gajah mada. Ia adalah patih kerajaan Majapahit yang dalam masa pemerintahan prabu Hayam Wuruk. Pada pengangkatannya sebagai seorang Patih, ia mengungkapkan sumpah Palapa yang begitu terkenal yang dicatat dalam kitab Pararaton. Sumpah inilah yang disebut-sebut sebagai sumpah untuk menyatukan nusantara.
![Peta kekuasaan Majapahit [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/10/Peta-kekuasaan-Majapahit-e1446292421137.jpg)
Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, potongan teks tersebut berarti: “Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.” Palapa di sini diartikan sebagai rempah-rempah atau rempah kehidupan yang berarti Patih Gajah Mada tidak akan menikmati kehidupan dunia sebelum sumpahnya tercapai.
![Patih Gajah Mada [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/10/Patih-Gajah-Mada.jpg)
Meski begitu, ada argumen lain yang menyebutkan bahwa kekuasaan Majapahit sebenarnya tidak seluas itu dan hanya seluas Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nusantara yang dimaksud adalah koalisi antara kerajaan yang saling bekerja untuk kepentingan bersama seperti keamanan dan perdagangan regional. Koalisi tersebut berupa mitra dalam kedudukan yang sama. Kemungkinan, anggapan bahwa Majapahit menguasai Nusantara adalah karena keinginan Presiden pertama Indonesia untuk menyatukan negara dan Muhammad Yamin kemudian menggunakan gagasan Nusantara sebagai bentuk negara kesatuan.
Selanjutnya : Soekarno