Sebagai seorang Bapak Bangsa, Bung Karno dikenal sebagai seorang yang ideologis. Semasa hidupnya, Bung Karno aktif dalam berbagai pergulatan pemikiran. Tak heran kemudian Bung Karno banyak mewariskan pemikiran-pemikiran cemerlang yang berguna untuk membangun Indonesia, baik ketika di zamannya dahulu dan bertahan hingga ke era modern seperti saat ini.
Ketika mengembangkan pemikirannya, Bung Karno banyak menyerap pemikiran-pemikiran tokoh besar lainnya. Karena itu, ia menjadi seorang yang kaya akan ide dan gagasan. Meski demikian, ia sebenarnya hanya mengambil bagian-bagian yang dianggapnya relevan dalam jalan perjuangannya. Seperti tokoh-tokoh berikut, merekalah yang ternyata mampu mempengaruhi pemikiran Bung Karno. Nah, siapa saja sih mereka sebenarnya? Berikut kami akan mengulasnya untuk Anda.
1. H.O.S. Cokroaminoto
Pertemuan Soekarno muda dan H.O.S. Cokroaminoto adalah saat Bung Karno bersekolah di Surabaya. Saat itu, Bung Karno indekos di rumah H.O.S. Cokroaminoto. Dalam buku biografinya, Bung Karno. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bung Karno menyebut bahwa H.O.S. Cokroaminoto adalah orang yang menggemblengnya. Darinya pula, Bung Karno memperoleh banyak buku untuk dibaca.
Di zamannya, Cokroaminoto merupakan ketua umum Sarekat Islam (SI). Dia dikenal sebagai seorang yang ahli dalam berpidato. Seringkali Bung Karno diajak menemaninya saat Cokroaminoto menghadiri pertemuan-pertemuan SI. Tak jarang pula, saat Cokroaminoto berhalangan hadir, maka Bung Karno lah yang jadi penggantinya. Kelak, dari Cokroaminoto inilah keahlian orasi Bung Karno terasah.
2. Karl Marx
Bung Karno mulai mengenal Karl Marx saat ia indekos di rumah H.O.S. Cokroaminoto. Adalah Alimin dan Musso yang berjasa besar mengenalkannya dengan tokoh yang membawa ajaran Marxisme ini. Pengaruh Marx dalam pemikiran Bung Karno cukup memiliki tempat tersendiri. Di edisi Majalah Fikiran Ra’jat tahun 1933, Bung Karno khusus menulis artikel Memperingati 50 Tahun Wafatnya Karl Marx.
Dalam artikel tersebut, Bung Karno memuji teori Karl Marx yang memperjuangkan kelas pekerja. Bahkan, Bung Karno menyebut bahwa pertemuan antara Marxisme dan nasionalisme di dunia timur telah melahirkan nasionalisme bentuk baru. Bung Karno juga mengakui sendiri bahwa pengaruh Marxisme dalam dirinya telah membuatnya menjadi seorang nasionalis yang sangat anti-fasis.
3. Tan Malaka
Bung Karno cukup terpengaruh dengan pemikiran Tan Malaka, terutama dengan buku yang dikarang Tan Malaka, Aksi Massa. Sejatinya, buku itu dikarang Tan Malaka di Singapura di tahun 1926. Saat Bung Karno bertemu Tan Malaka di tahun 1945 di kediaman Dr. Soeharto yang merupakan dokter pribadi Bung Karno, keduanya asyik membicarakan buku itu.
Saat membangun PNI di tahun 1927, Bung Karno mengambil banyak pelajaran dari buku Massa Aksi karangan Tan Malaka. Dari buku itu, Bung Karno tercatat mulai banyak menulis kosa kata “massa aksi”. Saat Bung Karno ditangkap Belanda tahun 1929 karena tuduhan menyiapkan massa untuk menumbangkan pemerintah Belanda, setelah diselidiki Belanda ternyata massa aksi yang disiapkan Bung Karno tersebut mengacu pada pamflet Massa Aksi milik Tan Malaka.
4. Pieter Jelles Troelsra
Pieter Jelles Troelsra merupakan tokoh sosialis dan gerakan buruh di Belanda. Di tahun 1894, ia mendirikan Partai Pekerja Sosial Demokrat (SDAP). Dengan latar belakang ini, Troelsra dikenal sebagai pejuang hak pilih universal di Belanda. Sejak muda pun, Bung Karno sudah banyak melahap pidato dan buku-buku Troelsra seperti Gedenkschriften dan De Sociaal-Democratie na de oorlog.
Bung Karno juga banyak mengutip pemikiran Troelsra dalam pidatonya, Indonesia Menggugat. Misalkan saja, pada petikan bahwa agar kaum buruh tidak membatasi perjuangannya di dalam parlemen saja, melainkan juga aksi-aksi langsung dari serikat pekerja. Dari Troelsra juga, Bung Karno berkenalan dengan imperialisme yang muncul akibat kapitalisasi besar oleh para pemilik modal.
5. Jean Jaures
Jean Jaures merupakan pendiri Koran l’Humanité yang kelak menjadi Koran Partai Komunis Perancis. Ia merupakan seorang yang berpaham sosialis radikal di Perancis dan sudah beberapa kali terpilih menjadi anggota parlemen. Bung Karno, mengenal Jaures ini ketika ia masih tinggal di Surabaya. Baginya, Jaures adalah seorang ahli pidato terbesar dalam sejarah Perancis.
Mengenai pengaruhnya, Bung Karno sendiri mulai mengutip pidato maupun karya-karya Jaures dalam berbagai artikelnya di Koran Fikiran Ra’jat dan Suluh Indonesia Muda. Tidak bisa dipungkiri bahwa kritik-kritik Jaures menjadi titik tolak Bung Karno dalam mengembangkan pemikirannya, terutama mengenai demokrasi alternatif, yakni sosio-demokrasi.
6. Karl Kautsky
Karl Kautsky merupakan seorang ahli teori Sosialisme Internasional dan tokoh berpengaruh dari Partai Sosial Demokrat di Jerman. Pemikiran Kautsky cukup berpengaruh terhadap diri Bung Karno, terutama saat ia mengutip buku Kautsky yang berjudul Sozialismus und Kolonialpolitik dalam pidato Indonesia Menggugat.
Menurut Kautsky, imperialisme tua yang cenderung merampok negeri jajahan untuk dibawa ke negeri penjajah sudah tergantikan oleh sistem imperialisme modern yang memakai pendekatan politik dengan memasukkan kapitalisme, pembangunan pabrik, dan peresapan budaya ke negeri jajahan untuk mengeksplorasi kekayaan bangsa jajahannya.
7. Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi merupakan pejuang kemerdekaan India dari penjajah Inggris. Hal yang berpengaruh terhadap diri Bung Karno dari Gandhi adalah metode perjuangannya yang mengutamakan jalan non-kekerasan. Dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi, Bung Karno memuji strategi Gandhi yang memboikot produk industri Inggris sehingga kolonial Inggris pun pincang karenanya.
Namun, Bung Karno juga menyebut bahwa strategi Gandhi itu kurang relevan jika diterapkan di Indonesia. Tipikal penjajahan Belanda lebih kepada penanaman modal di sektor perkebunan sehingga pemboikotan bukanlah cara yang efektif untuk memukul perusahaan-perusahaan Belanda itu. Selain itu, Indonesia pun juga tidak memiliki industri sendiri untuk memenuhi kebutuhan bangsa sendiri.
Nah, itulah 7 tokoh yang berhasil merasuki alam pikiran Bung Karno. Dan sampai saat ini, pemikiran Bung Karno pun juga telah sampai kepada alam pemikiran generasi setelahnya. Disadari ataupun tidak, Bung Karno adalah salah satu contoh yang paling baik untuk menunmbuhkan nasionalisme.