Cacing yang kerap dipandang menjijikkan oleh sebagian besar orang ternyata bisa mendatangkan keuntungan besar. Hewan melata di tanah itu banyak dicari orang karena dibutuhkan untuk beragam hal, mulai dari pakan, suplemen makanan ikan, hingga membantu pertumbuhan dan pupuk tanaman.
Dilansir dari 99.co, beberapa jenis cacing yang bisa dibudidayakan dan menghasilkan keuntungan adalah cacing tanah asia atau Pheretima, Perionyx, dan Lumbricus. Persiapan untuk beternak hewan ini pun cukup mudah. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Sebelum memulai, hal pertama yang dipersiapkan adalah lokasi budidaya yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Jika menemukan tempat yang pas, langkah selanjutnya adalah menyediakan kandang yang terbuat dari box-box kayu berukuran 90*50*30 cm. Untuk menyiasati agar tidak terlalu makan tempat, wadah tersebut bisa disusun dalam rak-rak berukuran besar.
Lokasi dan kandang telah siap, langkah berikutnya adalah membuat media tanam yang bakal ditinggali oleh cacing. Bahannya terdiri dari campuran pupuk kandang, kompos dan sisa limbah rumah tangga plus air. Perbandingannya adalah 7:3 dengan air. Selanjutnya, media tersebut dimasukkan ke dalam box setinggi 30 cm.
Media tersebut kemudian diisi oleh bibit cacing yang bisa diperoleh dengan cara mencari sendiri di sawah maupun membeli kepada pembibit. Sedikit banyaknya jumlah bibit disesuaikan dengan box media tanam yang tersedia. Jika jumlahnya mencapai ratusan, alangkah baiknya jika membeli ke petani cacing. Namun jika di bawah jumlah tersebut, bibit bisa diperoleh dengan cara mengembangbiakkan cacing yang berasal dari tanah.
Biasanya, satu box media tanam bisa diisi 50-100 cacing bibit. Untuk pakan, bisa diberikan dalam bentuk serbuk dengan perbandingan 1:1 antara makanan dengan cacing. Saat berkembang biak., cacing menghasilkan kokon atau telur yang menetaskan 20 cacing. Telur ini juga harus diletakkan di wadah khusus di dalam box berupa campuran potongan jerami dan kompos. Usahakan box bebas dari semut, burung dan hewan lainnya.
Media tanam di dalam box juga perlu diganti setiap 1-2 bulan sekali karena campuran kompos, pupuk kandang dan air bisa mengeras dalam jangka waktu tersebut. Cacing yang telah berumur 40-50 hari sudah bisa dipanen. Untuk mengambil cacing, peternak bisa menggunakan sinar agar mereka keluar dari dalam tanah dengan sendirinya.
BACA JUGA: Kelihatan Sepele tapi Bisa Hasilkan Rp25 Juta, Begini 5 Tips Beternak Kroto Menggunakan Paralon
Salah satu kisah sukses dari budidaya cacing datang dari Arian Arsyagam Isbandi. Berawal dari kebingungan karena tak memiliki pemasukan akibat Covid-19, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun itu mencoba beternak cacing. Harga perkilogram cacing lumbricus yang kering dijual dengan harga Rp 500.000. Pria yang akrab disapa Rian itu mampu mengantongi omset sebesar Rp 3 juta hingga Rp 6 juta sebulan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…