Wabah penyakit selalu saja membuat kita cemas. Masih ingat kala flu babi, flu burung, atau SARS yang marak terjadi di Asia? Pemerintah kalang kabut melakukan pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Masyarakat pun dihimbau untuk tidak bepergian, makan makan sehat, dan menggunakan masker. Seandainya pemerintah tidak tanggap atau teknologi tidak secanggih saat ini, penyakit –penyakit itu bisa menyebar dengan cepat dan menewaskan banyak orang seperti kebanyakan wabah penyakit yang terjadi beberapa ratus tahun lalu.
Jika membicarakan wabah penyakit yang hampir memusnahkan kehidupan manusia, Black Death atau wabah pes di Eropa adalah yang muncul di pikiran kita. Wabah itu menghantui penduduk Eropa pada tahun 1346 hingga 1353. Meski setelah itu Eropa tidak perlu khawatir lagi akan pes, namun bukan berarti di belahan dunia lain berlaku hal yang sama. Wabah yang sama muncul di Tiongkok dan India pada tahun 1855. Wabah ini disebut dengan Third Plague Pandemic atau wabah pes ketiga. Sebelumnya memang pernah terjadi dua wabah pes, yaitu Plague of Justinian dan Black Death.
Menular dengan Cepat
Wabah pes ketiga bermula di provinsi Yunnan, Tiongkok. Awalnya penyakit ini hanya diidap oleh hewan ternak setempat dan tidak menyebar kemana-mana hingga kemudian terjadi Pemberontakan Panthay. Pemberontakan ini memaksa penduduk setempat mengungsi beserta dengan hewan ternak mereka. Parahnya, mereka mengungsi ke tempat yang banyak penduduknya sehingga penyakit pun cepat sekali menular.
Menyebar hingga India
Pada tahun 1896, penyakit pes masuk ke India. Dalam waktu tiga puluh tahun, wabah ini menyebar dan menewaskan 12,5 juta penduduk. Pada awalnya penyakit ini menyerang penduduk kota pelabuhan seperti Mumbai. Lama kelamaan penduduk desa pun ikut tertular saat melakukan perdagangan dengan orang kota. Pemerintah Inggris yang saat itu menjajah India melakukan berbagai cara untuk mencegah penyebaran seperti karantina, pembatasan travel, dan sebagainya. Tetap saja itu tidak bisa menghentikan penyakit ini untuk membunuh penduduk India.
Ditularkan oleh Kutu Tikus
Penelitian dilakukan untuk mengungkap apa penyebab dari penyakit ini. Pada tahun 1984, peneliti dari Hong Kong bernama Alexandre Yersin mengidektifikasi bakteri Yersinia pestis sebagai penyebab dari penyakit. Lima tahun kemudian, peneliti Prancis Paul-Louis Simond mengkonfirmasi bahwa gigitan dari kutu tikus adalah perantara yang membawa penyakit ini. Gigitan dari kutu tikus akan menginfeksi bakteri ke dalam tubuh manusia.
Berakhir di tahun 1950
Berbeda dengan wabah lainnya yang hanya terjadi di satu benua, wabah pes ketiga menyebar hingga hampir ke seluruh dunia karena mobilitas penduduk saat itu sudah cukup tinggi. Tidak hanya manusia, tikus-tikus yang membawa bakteri penyebab penyakit pun ikut melanglang buana dengan menumpang kapal uap dan menularkan penyakitnya pada manusia. Bahkan tercatat ada pengidap pes di Amerika Serikat dan Afrika Selatan akibat wabah ini. Selama seratus tahun, wabah pes ini telah memakan korban sebanyak 15 juta orang.
Beruntung sekali kita hidup di jaman sekarang saat pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan efektif. Teknologi kedokteran pun sudah cukup canggih sehingga bisa membantu pasien melawan penyakitnya dengan mudah. Meskipun begitu, kita harus selalu waspada dengan menjaga kebersihan dan stamina tubuh kita.