Indonesia kembali berduka. Indonesia kembali siaga. Indonesia kembali diguncang aksi peledakan bom. Ratusan hashtag di internet terkait serangan bom ini bermunculan dan menghiasi dunia maya Tanah Air.
Di pertengahan awal tahun, tepatnya pada 14 Januari 2016, aksi peledakan bom kembali terjadi di sekitar jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Beberapa orang meninggal dunia di tempat kejadian dan sebagian lainnya luka-luka. Aparat keamanan juga sempat terlibat baku tembak dengan para pelaku setelah ledakan terjadi. Tentunya masih ingat di angan, bahwa tidak hanya kali ini saja Indonesia diguncang ledakan bom. Dari tahun ke tahun, tercatat ada banyak sekali aksi serupa dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti 2 di antaranya adalah Bom Bali I dan II.
Teror bom yang terjadi di Indonesia atau di negara lain bukan terjadi begitu saja atau karena murni kriminalitas, akan tetapi karena memang ada kondisi yang mendukung atau juga memiliki motif dan tujuan khusus. Berikut ini adalah beberapa aksi teror bom yang pernah terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun yang sempat memantik reaksi dunia luar, sampai memberikan travel warning kepada warganya.
1. Bom Bursa Efek Jakarta – 13 September 2000
Sehari sebelum pembukaan Olimpiade Musim Panas 2000, sebuah bom meledak di lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. Belum diketahui siapa dalang di balik aksi teror bom ini. Karena selain dikaitkan dengan separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM), ada pula yang mengatakan bahwa peledakan bom tersebut juga dilakukan oleh kelompok radikal di Tanah Air untuk mengusir para investor asing yang ingin menanamkan modal di Indonesia.
Dengan aksinya ini, maka keamanan di Indonesia menjadi tidak stabil dan membuat para investor berpikir 2 kali untuk menanamkan modalnya, kemudian pergi mencari negara lain yang lebih potensial dan aman. Dalam peristiwa ini 10 orang meninggal dunia, 90 orang lainnya luka-luka dan sedikitnya 104 mobil rusak berat.
2. Bom Bali I – 12 Oktober 2002
Aksi teror bom yang dikenal dengan nama Bom Bali I ini adalah aksi pengeboman yang berhasil memantik reaksi keras dari banyak negara. Hal ini terjadi karena ada 3 tempat berbeda di Bali yang mengalami ledakan bom, yaitu Paddy’s Club, Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta dan di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat pada 12 Oktober 2002, malam.
Tercatat 2002 orang meninggal dunia dan 209 orang terluka karena aksi bom ini. Mayoritas korban adalah wisatawan asingyang berasal dari Australia. Karenanya, pemerintah Australia sempat memberikan travel warning kepada warganya untuk tidak mengunjungi Indonesia, khususnya Bali setelah aksi bom bunuh diri itu.
3. Bom JW Marriot – 5 Agustus 2003
Pada 5 Agustus 2003, di depan Hotel JW Marriot, kawasan Mega Kuningan, Jakarta diguncang aksi bom bunuh diri. Ledakan bom ini berasal dari sebuah mobil bernopol B 7462 ZN yang dikendarai oleh Asmar Latin Sani, si pelaku bom bunuh diri itu.
Dalam peristiwa peledakan ini sedikitnya 150 orang cedera dan 12 orang lainnya tewas. Semua korban tewas dalam peristiwa ini adalah warga negara Indonesia.
4. Bom Kuningan – 9 September 2004
Berselang satu tahun dari Bom JW Marriot I, kembali sebuah aksi pengeboman terjadi di daerah Kuningan, Jakarta. Peledakan bom ini ditujukan kepada Kantor Kedutaan Besar Australia.
Bom yang meledak pada 9 September 2004, sekitar pukul 10.30 WIB tersebut membuat beberapa orang meninggal, yang kesemuanya adalah warga negara Indonesia. Selain itu, peristiwa ledakan ini juga membuat bangunan di sekitarnya rusak parah.
5. Bom Bali II – 1 Oktober 2005
Ternyata Bom Bali I masih memiliki ‘sekuel’ dengan meledaknya kembali Bom Bali II yang terjadi pada 1 Oktober 2005. Dalam aksi teror bom ini, sedikitnya 23 orang tewas dan 196 orang lainnya mengalami luka-luka. Aksi teror bom tersebut masih didalangi kelompok teroris yang sama dengan aksi teror Bom Bali I, yaitu Noordin M Top.
Aksi ledakan bom bunuh diri ini juga dilakukan di 3 tempat yang berbeda dengan tipe bom yang berbeda pula. Lokasi pengeboman terjadi di Kuta dan 2 tempat di kawan Jimbaran Bali. Diduga pelaku masih merupakan bagian dari jaringan teroris Jamaah Islamiyah, yang masih berhubungan dengan organisasi Al-Qaeda.
6. Bom Mega Kuningan – 17 Juli 2009
Setelah di tahun 2003 Kawasan Mega Kuningan, Jakarta diguncang bom. Kembali pada 17 Juli 2009, aksi teror bom terjadi di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton. Sedikitnya 9 orang meninggal dunia dan 50 orang lainnya luka-luka karena aksi tersebut. Sebagian besar korban tersebut adalah warga negara Indonesia dan warga asing. Selain itu, ditemukan pula bom rakitan lainnya yang tidak meledak di kamar 1808 Hotel JW Marriot.
Dikarenakan aksi teror bom ini, rencana pertandingan persahabatan antara Manchester United dan tim Indonesia All Star yang bakal digelar pada 20 Juli 2009, batal dilaksanakan. Aksi yang dilakukan oleh jaringan Noordin M Top ini, membuat nama Indonesia tercoreng dan mengakibatkan pihak panitia penyelenggara rugi besar. Karena meski batal bertanding, match fee tetap menjadi milik Manchester United.
7. Bom Sarinah – 14 Januari 2016
Setidaknya ada beberapa kali terdengar ledakan bom di sekitar Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada tanggal 14 Januari 2015 lalu. Selain ledakan tersebut, terjadi pula baku tembak antara para pelaku dan pihak kepolisian. Sedikitnya 7 orang tewas akibat aksi teror bom tersebut. Di antaranya adalah seorang polisi lalu lintas dan seorang warga Belanda.
Polisi hingga Satuan Anti-Teror diterjunkan untuk meringkus para pelaku yang bersenjata dan memiliki granat tersebut. Setelah beberapa saat terjadi baku tembak, kabarnya semua pelaku berhasil ditaklukkan pihak berwajib. Diperkirakan, kelompok Islam radikal, ISIS, berada di balik aksi teror ini.
Tidak hanya tindak kriminal murni saja, aksi teror bom juga dapat terjadi kapan, di mana dan oleh siapa saja. Saat ini, terorisme seakan sudah menjadi jalan baru dan solusi pintas yang dilakukan sekelompok orang untuk memuluskan kepentingannya. Oleh karenanya itu, diharapkan kita selalu lebih waspada.