Lapangan kerja Indonesia yang semakin sulit diakses, membuat banyak tenaga lokal negeri ini menjadi pengangguran. Di tengah naik turunnya ekonomi dan harga bahan pokok, mereka harus berebut satu dengan lainnya demi mendapatkan pekerjaan layak. Yang miris, keadaan tersebut kian diperparah dengan serbuan tenaga kerja asing di Indonesia yang juga mencari penghidupan.
Atas nama era perdagangan bebas, Indonesia telah membuka lebar-lebar pintunya untuk tenaga kerja asing. Hal ini tentu saja menambah persaingan sengit di kalangan pencari kerja lokal Indonesia. Selain skill yang minim, keberadaan tenaga kerja asing tersebut diprediksi bakal memunculkan banyak dilema sosial. Seperti apa dampak yang ditimbulkan? Mari kita lihat dengan seksama.
Pengangguran terparah sepanjang sejarah
Sudah bukan rahasia umum. Tenaga kerja asing umumnya mempunyai skill mumpuni yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Mulai dari kemampuan berbahasa Inggris dan pengetahuan teknis lainnya, membuat anak negeri semakin jauh tertinggal di belakang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2017, jumlah pengangguran mencapai 7,04 juta orang dari 128, 06 juta angkatan kerja yang ada. Jika tidak segera dibenahi, angka tersebut akan semakin bertambah dan menimbulkan masalah sosial yang serius di Masyarakat.
Kecemburuan sosial berujung tindakan kriminal
Hidup susah, pengangguran pula. Hal inilah yang akan dirasakan oleh rakyat Indonesia bahkan hingga saat ini. Karena terdesak kebutuhan ekonomi, bukan tak mungkin tindakan kriminal menjadi jalan terakhir. Sempitnya lapangan kerja yang ditambah dengan kedatangan tenaga kerja asing, membuat tenaga lokal kian tersisih dan menjadi gelap mata. Hingga aksi melawan hukum pun, menjadi sebuah kebenaran yang absolut sebagai solusi bagi mereka yang tak suka berpikir panjang. Jika pemerintah tak segera menanggapi, siap-siaplah menghadapi kiamat kecil yang akan segera terjadi.
Jika itu terjadi, Indonesia jadi tak aman lagi
Jika hal tersebut terjadi, kemanakah Saboom akan bersembunyi? Jalanan yang dulu biasa kita lalui, kini tak lagi aman. Kejahatan dan kerusuhan ada di mana-mana. Membuat masyarakat merasa gelisah dan tak lagi aman. Semua karena anak negeri yang tak bisa memenuhi hajat hidupnya di negeri sendiri. Ibarat sebuah pepatah, mereka seperti anak ayam yang mati di dalam lumbung padi. Jika tak segera ditangani, kekerasan dan anarkisme akan menjadi sebuah tontonan yang biasa di kemudian hari.
Pekerja asing bakal terancam keadaannya
Buntut dari aksi kekerasan dan unjuk rasa karena semakin sulitnya mengakses lapangan pekerjaan, para tenaga asing itupun bakal menjadi sasaran amarah rakyat. Seperti yang kita tahu, rakyat Indonesia terkenal sensitif dalam hal yang berkaitan dengan isu sosial seperti kesenjangan ekonomi. Jangankan masalah pengangguran, keberadaan driver online saja kerap mendatangkan masalah dan jadi sasaran amarah karena dianggap mematikan lahan penghidupan angkutan konvensional. Kapan majunya bangsa ini jika mental rakyat saja masih seperti itu.
Terkikisnya budaya lokal oleh kultur yang dibawa tenaga kerja asing
Semua tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, pasti masih membawa kultur dan budaya mereka masing-masing. Kalau baik dan sesuai dengan masyarakat Indonesia sih enggak masalah ya Saboom. Tapi jika bernuansa negatif, ini yang bakal menjadi masalah baru. Tak semua kultur asing sesuai dengan budaya Indonesia. Jika dipaksakan tanpa filter apapun, masyarakat Indonesia bakal terkena degradasi budaya lokal yang semakin tergerus dengan kebiasaan asing. Yang ironis, masyarakat kita tergolong orang-orang yang sangat mdah menyerap budaya-budaya asing yang baru seperti western culture, meski bertentangan dengan adat timur yang dianut.
Ingat ya Saboom, kejadian di atas hanyalah sebuah gambaran sementara, betapa mengerikannya jika tenaga lokal benar-benar tersisih dari persaingan kerja di Indonesia. Masih ada waktu untuk berbenah dan mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan tenaga kerja asing. Tentunya, kita berharap agar pemerintah lebih peka dan membela hak rakyatnya di atas kepentingan golongan dan intervensi bangsa lain.