Perkataan bahwa Indonesia kaya sumber daya sepertinya belum bisa dibuktikan dengan aksi nyata, pemerataan juga tidak dirasakan oleh sebagian masyarakat. Terbukti dengan penduduk yang menjadi kuli di negeri sendiri. Contohnya saja, di Mimika berdiri kota megah nan indah yang dirancang khusus untuk para penambang Freeport, penduduk aslinya malah tak punya apa-apa.
Ternyata, kasus yang sama tak hanya dialami oleh daerah di Papua ini saja, di beberapa daerah terpencil justru punya potensi tambang emas yang seharusnya bisa membuat penduduk menjadi miliarder. Namun faktanya, mereka hidup serba kekurangan dan melarat. Lebih lengkapnya simak uraian Boombastis berikut ini.
Desa Sambi, mendapatkan emas lebih mudah daripada air bersih
Namanya Sambi, salah satu dusun terpencil yang letaknya ada di hulu Sungai Arut, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Hutan lebat yang menaungi dusun ini punya potensi tambang emas yang menjanjikan, beberapa penambang juga mengeruk emasnya untuk kemudian ditukar dengan rupiah. Namun, fakta kehidupan yang lebih miris tetap saja tidak bisa ditutup-tutupi.
Hutan kaya emas, masyarakat Korowai menderita gizi buruk dan kelaparan
Masih tentang Papua, kali ini kita lihat kehidupan masyarakat Suku Korowai yang ada di wilayah selatan Papua. Diketahui di hutan Korowai yang berada di antara Kampung Kawe dan Kampung Brukamo terdapat aktivitas pendulangan emas oleh pihak asing sejak pertengahan tahun 2017 lalu. Tak tanggung-tanggung, pencuri emas yang berstatus illegal ini membawa helikopter dan membangun helipad untuk mendukung aktivitas mereka. Hal ini jelas membuat warga marah, karena mereka tak hanya mengambil hak milik mereka saja, tetapi juga menebang hutan tanpa ada persetujuan dan izin terlebih dahulu.
Jalan masih rusak, masyarakat pedalaman Pante Ceureumen sudah dikeruk emasnya
Sumatra yang merupakan kepulauan paling besar Indonesia ini memang banyak sekali menyimpan kekayaan alam. Di Aceh misalnya, ada banyak sekali kabupaten yang memiliki potensi emas seperti Nagan Raya, Pidie, Aceh Jaya, serta Aceh Barat. Namun, salah satu dusun pedalaman Aceh Barat masih mengeluh tak punya infrastruktur lengkap. Untuk mengangkut produk dari pertanian mereka harus melewati jembatan gantung yang hanya bisa dipakai oleh kendaraan roda dua, itu pun terbatas.
Alam indah plus tambang emas, jalan akses ke Lebong Tandai sangat mencekam
Kamu pasti tau jika di tugu Monas ada seonggok emas murni, namun dari manakah asalnya? Yap, emas tersebut merupakan sumbangan saudagar Aceh yang diambil dari desa Lebong Tandai, salah satu tambang di Bengkulu Utara. Lebong Tandai ini sudah dari dulu menjadi incaran para kolonial untuk dikeruk dan dijarah, oleh Belanda, Lebong Tandai disebut sebagai Batavia Kecil. Desa Lebong Tandai bisa disebut terasingkan dari dunia luar karena jalan akses menuju ke tempat ini bisa dibilang butuh perjuangan.
Begitulah potret masyarakat yang kekayaannya dimonopoli oleh pihak lain. Mereka yang tinggalnya di pelosok, boro-boro mau merasakan hasil tambang, yang ada mereka terkena lemparan batu saja, dampak buruk dan kemiskinan dari hasil bumi yang dikeruk oleh orang lain. Buminya sih memang kaya, tapi lihat masyarakat yang ada di dalamnya, miskin dan melarat.