Categories: Trending

Inilah 5 Alasan Kenapa Tagar #100HappyDays Itu Sebenarnya Nggak Penting

Dalam beberapa bulan belakangan, sosial media marak dengan penggunaan sebuah tagar bertajuk #100HAPPYDAYS di Instagram atau beberapa jejaring sosial lain. Tagar #100HAPPYDAYS yang kini masih menjadi trending topik ini merupakan sebuah tantangan, di mana kita mengupload sebuah foto dengan sesuatu yang dapat membuat kita senang. Hal itu dilakukan setiap harinya dalam waktu 100 hari ke depan.

Apakah tantangan ini wajib diikuti oleh semua pengguna sosial media? Sebenarnya tantangan ini tidaklah terlalu penting untuk diikuti. Kenapa? Inilah beberapa alasan di antaranya.

1. Banyak Hal Yang Bisa Bikin Bahagia Lebih Dari 100 Hari

Salah satu tujuan diadakannya tantangan #100HAPPYDAYS adalah untuk menyadari pengikutnya, bahwa dalam 100 hari kebahagiaan bisa didapatkan. Padahal, kebahagiaan itu bukan didapatkan begitu saja, tetapi kitalah yang harus peka mendapatkannya.

Kebahagiaan bukan Hanya 100 Hari [image source]
Jika kita mau lebih peka lagi terhadap hal-hal disekitar kita, kita bisa merasakan kebahagiaan dengan mudah. Kebahagiaan itu bisa kita rasakan tidak hanya dalam waktu 100 hari. Seribu hari, sejuta hari bahkan setiap hari dan setiap detik kebahagiaan itu bisa kita rasakan.

2. Kebahagiaan Itu Dirasakan, Bukan Dipamerkan

Kebanyakan orang yang mengikuti tren ini, menganggap kebahagiaan itu penting diumumkan ke seluruh dunia. Misalnya, ada yang foto dengan geng, liburan ke tempat eksotis yang banyak diulas di TV, atau pasang banyak hashtag agar fotonya makin banyak dilihat orang.

Kebahagiaan tidak untuk dipamerkan [image source]
Kalau udah kayak begitu, jatuhnya malah terkesan pamer. Pamer akan kebahagiaannya. Padahal, kebahagiaan itu bukanlah untuk dipamerkan, melainkan untuk dirasakan. Belum tentu apa yang dipamerkan itu mendatangkan kebahagiaan. Katanya bahagia itu sederhana kan?

3. Itu Cuma Tren, Kebahagiaan Sebenarnya Bukan di Sana

Alasan ketiga kenapa tantangan #100HAPPYDAYS itu tidaklah penting, adalah karena ini hanyalah sebuah tren semata. Namanya juga tren, paling-paling sebentar lagi juga redup dan orang-orang pun meninggalkan tren ini.

Kebahagiaan Itu Adanya di Hati [image source]
Lagipula, kebahagiaan yang sebenarnya itu bukan di sana. Kebahagiaan itu ada di sini, di dalam hati kita, karena hati kita yang merasakan. Belum tentu juga kan dengan mengupload foto kita jadi benar-benar bahagia. Malah terkadang justru terkesan memaksa karena terpaut akan waktu tantangan yang hanya 100 hari tersebut. Di foto kita mungkin terlihat ketawa, tapi di hati? Ah, hanya kita yang tau.

4. Senang Dan Sedih Selalu Berdampingan

Kebahagiaan itu bukan berarti kita tidak boleh bersedih. Justru sebelum bahagia, terkadang kita harus merasakan kepedihan dan kesedihan terlebih dahulu. Masih ingat sebuah peribahasa yang berbunyi “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”?

Senang Dan Sedih Selalu Berdampingan [image source]
Hidup itu tidak melulu soal kebahagiaan, tetapi hidup itu adalah pembelajaran. Dengan bersedih kita bisa belajar akan kehidupan yang sebenarnya. Kalau 100 hari atau selamanya bahagia terus, kapan mau belajarnya? Hidup ini keras bro!

5. Pada akhirnya, Kebahagiaan Itu Datang Dari Diri Sendiri

Pada akhirnya, kebahagiaan itu akan datang dari diri sendiri. Kita yang ingin merasakan maka kita jugalah yang harus mencari kebahagiaan itu sendiri. Walaupun saat mencarinya kita harus merasakan dukanya terlebih dahulu.

Bahagia itu Datang dari Diri Sendiri [image source]
Jika kita berhasil melalui pahit dan getirnya kehidupan ini, kita akan mendapatkan pencapaian yang sungguh luar biasa. Akan ada kebahagiaan tersendiri saat kita mendapatkan sesuatu dengan usaha yang cukup menguras hati.

Itulah tadi beberapa alasan mengapa tantangan #100HAPPYDAYS itu tidaklah terlalu penting untuk diikuti. Itu hanyalah salah satu tren dan cara untuk memotivasi kita berpikir positif setiap hari. Tapi ingat, jujurlah pada hatimu sendiri, karena kebahagiaan belum tentu muncul dalam 10 hari berturut-turut. Jadi, apa arti kebahagiaan menurut readers sendiri? Lalu, masihkah tertarik untuk mengikuti tagar yang sedang menjadi trending topic ini?

Share
Published by
Rahma Muliani

Recent Posts

Statemen Arra Bocah Viral Dianggap Menyinggung Pekerja Pabrik, Ortu Dikritik Netizen dan Psikolog

Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…

6 days ago

Profil Fedi Nuril, Sang Aktor yang Gencar Kritik Pemerintah dan Pejabat Publik

Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…

1 week ago

Kontroversi RUU TNI yang Mendapat Penolakan Masyarakat

Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…

2 weeks ago

Indonesia Airlines, Maskapai Indo tapi Memilih Berpusat di Singapura

Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…

2 weeks ago

Kasus Pencabulan oleh Kapolres Ngada, Akhirnya Pelaku Dimutasi

Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…

2 weeks ago

Terkuaknya Skandal Aktor Termahal Korea Selatan, Netizen: Hindari Pria Korea

Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…

3 weeks ago