Dalam proses mencapai kesuksesan, pasti semua orang pernah merasakan kegagalan. Hal yang membedakan adalah apakah seseorang memilih menyerah dan mengubur mimpinya, atau pantang mundur dan terus berusaha. Hal ini yang dialami oleh Supardi. Pria asl Jawa Tengah ini tak putus asa meski beberapa kali harus mengalami kegagalan dan kerugian.
Ia yang dahulu bekerja sebagai kuli bangunan, berani untuk memulai usaha penyulingan minyak cengkeh hingga mampu mendulang banyak rupiah seperti sekarang. Inilah perjuangan Supardi menjadi pengusaha minyak cengkeh.
Bekerja sebagai kuli bangunan hingga pernah dikira garong
Sebelum menekuni usaha penyulingan minyak cengkeh, Supardi berprofesi sebagai kuli bangunan. Namun, ia ingin meningkatkan taraf hidupnya dan mulailah berkebun cengkeh. Saat cengkeh miliknya panen, pria berusia 53 tahun ini justru kebingungan untuk mengolah cengkeh tersebut. Ia pun bertekad belajar dari pengusaha cengkeh asal Pekalongan.
Pada 1998, Supardi nekat menghadang mobil milik pengusaha penyulingan. Bahkan, ia dikira garong akibat aksinya tersebut. Namun, ia menjelaskan niat baiknya untuk belajar mengolah cengkeh. Rupanya, sang pengusaha menerima niat baik Supardi. Ia langsung diajak untuk melihat proses penyulingan cengkeh secara langsung. Dengan ilmu yang ia dapatkan, Supardi membuka penyulingan sederhana di samping rumahnya.
Usaha penyulingan sempat ludes terbakar api
Supardi membuat tempat penyulingan dari drum bekas. Sayangnya baru berjalan beberapa bulan, tempat penyulingan itu terbakar. Padahal ia sudah menghabiskan seluruh uangnya yang berjumlah Rp500 ribu untuk membuat penyulingan tersebut. Supardi pun tak putus asa dan membuat kembali tempat penyulingan cengkeh yang baru.
Ia mengaku kendala utama usaha penyulingan miliknya adalah ketika musim hujan tiba. Pasalnya, daun cengkeh yang bagus jadi sulit dicari hingga ia kewalahan melayani pesanan para pelanggan. Supardi pun berniat untuk belajar pemasaran, sehingga bisa mengembangkan bisnis penyulingan minyak cengkeh.
Hasilkan omzet ratusan juta rupiah
Kini, Supardi memiliki dua tungku dan tangki untuk menyuling cengkeh. Masing-masing tangki berkapasitas 1.300 kilogram. Dua tangki tersebut dapat menghasilkan 60 kilogram minyak cengkeh yang dibanderol seharga Rp200 ribu per kilogram. Minyak cengkeh itu juga dipasarkan hingga ke Semarang. Omzet yang dihasilkan Supardi pun tak main-main. Ia mampu mengantongi Rp12 juta setiap hari. Bahkan. dirinya adalah satu-satunya pengusaha penyulingan minyak cengkeh di Dukuh Silurah, Desa Sodong, Batang.
BACA JUGA: Mahmudi Fukumoto, Mantan Kuli yang Banting Setir Jadi CEO di Perusahaan Jepang
Supardi adalah salah satu contoh orang-orang yang gigih dan tak menyerah karena gagal. Ia berani mencoba kembali meski telah mengalami kerugian. Semoga kisah Supardi bisa menjadi inspirasi bagi yang ingin merintis usaha.