Belakangan ini, Indonesia sering disuguhi tayangan sulap yang dibungkus dengan adegan ekstrim dan bikin jantung deg-degan. Meski tujuannya menghibur dan menggaet rating sebanyak mungkin dari penonton, aksi-aksi tersebut cenderung terlihat membahayakan sang pesulap. Jauh dari kata menghibur penonton. Hal inilah yang marak terjadi saat ini. Tontonan yang seharusnya memberikan kesenangan, justru berubah menjadi sesuatu yang menakutkan.
Seperti kasus yang dialami oleh pesulap Limbad, ia harus dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan aksi esktrim dengan berendam di dalam balok es selama 14 jam. Hal yang sama juga terjadi pada Demian sang ilusionist. Bedanya, bukan ia yang kena sial. Justru sang stuntmant yang harus dilarikan ke rumah sakit karena adanya kesalahan teknis. Padahal, sulap itu harusnya membawa suasana yang menghibur, bukannya justru mengubur keberadaan si pesulap. Betul Enggak sih? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut
Sulap beresiko tinggi demi perhatian penonton
Sebagai seorang entertainer, pesulap juga dituntut agar menghadirkan sesuatu yang menghibur agar penonton senang. Ya, hiburan menurut mereka adalah hal-hal ekstrim yang belum ada di Indonesia. Meski sebagian aksi terhitung sukses dan berhasil menyita perhatian, namun tak jarang ada juga yang gagal. Seperti kasus Limbad misalnya. Ia harus dilarikan ke rumah sakir setelah berendam selama 14 jalam di dalam tumpukan balok es. Alih-alih menghibur, penonton justru malah khawatir dengan keselamatan si pesulap. Semoga enggak kenapa-kenapa ya om Limbad.
Tak ada jaminan keselamatan. Termasuk pesulap!
Beberapa adegan ektrim yang disuguhkan, tak jarang memancing pertanyaan dari penonton tentang keselamatan si pesulap. Hal ini membuktikan bahwa, pesulap juga bisa kehilangan nyawa di tangannya sendiri. Tentu saja lewat atraksi berbahaya yang kerap mereka lakukan. Bahkan beberapa kejadian miris, pernah menimpa beberapa pesulap di Indonesia. Meski tak sampai memakan korban jiwa, model sulap tersebut sangat berbahaya dan beresiko tinggi yang bisa berujung kematian pada pesulap.
Atraksi sulap yang telah melenceng jauh
Pada hakikatnya, sulap adalah permainan trik yang mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kecerdasan. Selain menghibur, skill murni yang disuguhkan tersebut juga meminimalisir resiko yang dapat membahayakan si pesulap itu sendiri. Namun sayang, hal tersebut rupanya sedikit banyak jarang terlihat belakangan ini. Para pesulap cenderung ingin menampilkan sesuatu yang fenomenal dan cenderung ekstrim. Berkaca dari kasus yang menimpa stuntman dari Demian Aditya, penonton seperti disuguhi acara bunuh diri secara live yang jauh dari kata menghibur.
Melibatkan sihir dalam tiap atraksinya
Tak jarang, para pesulap sering melibatkan hal-hal magis agar aksinya berjalan dengan lancar. Biasanya mereka yang sering menyuguhkan adegan ekstrim seperti menusuk dan memotong anggota tubuh, entah itu orang lain maupun pesulap itu sendiri. Demi terlihat seperti orang sakti, penggunaan sihir tentu tidak dibenarkan dalam agama apapun. Meski terkesan remeh, dampak yang ditimbulkan dari sihir pun cukup besar. Selain telah menipu penonton, si pesulap juga beresiko gagal dengan aksi sulapnya jika permintaan dari si ‘pemilik sihir’ tak dipenuhi. Jangan sampai jadi pengabdi sihir ya Saboom.
Kurangnya nilai hiburan yang ingin disampaikan
Beda teknik sulap, beda pula penyampaiannya. Hal inilah yang terjadi pada sulap di Indonesia belakangan ini. Biasanya, sulap yang murni menggunakan keahlian tangan, kecerdasan otak dan trik lainnya cenderung mendapat apresiasi lebih dan menghibur. Namun sayang, trik ekstrim yang dibungkus dengan kata-kata sulap, cenderung lebih membuat penonton khawatir dan jauh dari unsur menghibur. Selain mengurangi nilai dari aksi itu sendiri, penonton lebih banyak khawatir dengan keadaan si pesulap.
Sekali lagi, tujuan dari acara sulap adalah memberikan hiburan dan kepuasan yang berkualitas pada penonton. Jika kurang daripada itu, berarti ada yang salah dengan dengan jenis sulap yang digunakan.Yuk, kita pikirkan barang sejenak, apa sih yang kurang dari acara sulap di tanah air? Mudah-mudahan, para pemain sulap di Indonesia lebih memperhatikan kualitas sulapnya tanpa harus mengesampingkan keselamatan nyawa sendiri.