Unik Aneh

Kisah Sulami Pengidap Sindrom ‘Manusia Kayu’ yang Tak Bisa Menggerakkan Seluruh Tubuhnya

Nama Sulami sempat menggegerkan publik beberapa tahun silam, hal itu karena penyakit sindrom manusia kayu. Tubuh Sulami menjadi kaku dan nyaris tak bisa bergerak. Hanya matanya yang masih terbuka, sementara sekujur tubuhnya kaku. Sulami memang masih bisa bicara, namun suaranya pun tak jelas karena rahangnya yang tak begitu bisa digerakkan.

Baru-baru ini, Sulami dilarikan ke rumah sakit lantaran kondisi kesehatannya menurun. Menurut keluarga, Sulami mengalami sakit perut dan muntah darah. Karena itu, Sulami bahkan membutuhkan empat kantong darah untuk memulihkan kondisinya. Terlepas dari kondisinya saat itu, sebenarnya apa sih sindrom manusia kayu itu? Untuk lebih jelasnya, berikut ulasannya.

Apa itu sindrom manusia kayu?

Pada tahun 2012, Sulami dirujuk ke RS Dr. Moewardi Solo. Dokter yang merawat Sulami mendiagnosis kondisi manusia kayu asal Sragen tersebut. Setelah ditangani, dokter yang merawat Sulami menjelaskan jika perempuan tersebut mengalami mixed tissue connective disorder. Bukan cuma tulang yang bermasalah, namun juga kelainan tulang lunak dan juga penyangganya, seperti otot.

Sulami manusia kayu [sumber gambar]
Otot yang seharusnya bergerak, ternyata diam seperti tulang. Jika terbentuk menahun, otot tersebut juga bisa menjadi tulang, bahkan otot-otot itu bisa tumbuh tidak pada tempatnya. Sedangkan menurut Dr. dr. Rahyussalim, Sp.OT(K), Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi, Sulami mengalami ankylosing spondylitis, merupakan masalah sendi-sendi di tulang belakang yang mengalami kekakuan.

Penyebab Sutami mengalami sindrom manusia kayu

Penyebab Sutami mengalami sindrom manusia kayu

Sulami tak bisa menggerakkan tubuhnya [sumber gambar]
Dokter menjelaskan jika penyakit tersebut adalah penyakit bawaan atau genetis. Berbeda dengan orang pada umumnya, autoimun melindungi tubuh dari penyakit. Yang terjadi pada Sulami justru sebaliknya, daya tahan justru menyerang dirinya. Hal itu dijelaskan oleh dr. Rieva Ermawan, Sp.OT(K), dokter yang sempat merawat Sulami.

Penyakit tidak terdeteksi sejak awal

Penyakit tidak terdeteksi sejak awal

Di tahun 2017, Sulami pernah menjalani perawatan seperti terapi dan rehabilitasi tulang. Dokter yang merawat Sulami menyayangkan, karena penyakitnya tidak terdeteksi sejak awal. Melihat kondisi Sulami yang sudah kaku, dokter hanya bisa memberikan solusi realistis untuk Sulami dengan mengoptimalkan kualitas hidupnya.

Mencoba untuk bergerak [sumber gambar]
Beberapa cara bisa dilakukan seperti dengan menyediakan alat-alat untuk mempermudah aktivitas keseharian. Dokter juga memberikan terapi dan pengobatan yang bisa merelaksasi genetiknya, setidaknya membuat otot yang belum menjadi tulang menjadi lebih rileks.

Apa bisa sembuh?

Apa bisa sembuh?

Dr. Rahyussalim menjelaskan jika penyakit yang diderita oleh Sulami bukanlah penyakit langka, apalagi tak bisa disembuhkan. Sindrom manusia kayu juga tak ada hubungannya dengan persoalan gizi. Penyakit tersebut bisa disembuhkan dengan operasi, namun biayanya memang sangat mahal.

Sulami hanya bisa terbaring di rumahnya [sumber gambar]
Rahyusalim menyarankan agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala ankylosing spondylitis, agar tidak semakin parah dan memburuk. Proses pengecekan bisa dilakukan dengan rontgen dan juga MRI. Gejala awal ankylosing spondylitis sendiri meliputi deman, mual, muntah, serta tubuh terasa kurang nyaman, terutama saat bangun pagi, atau setelah lama tidak beraktivitas.

BACA JUGA: Kisah Seorang Ibu yang Tak Bisa Tidur Selama 7 Tahun, Kini Hanya Bisa Terkulai di Kasur

Itulah sedikit ulasan tentang sindrom manusia kayu. Meski bukan penyakit langka, namun masih cukup asing. Itulah sebabnya kita tak boleh meremehkan setiap keluhan. Ada baiknya segera pergi ke dokter saat merasa ada yang tidak beres dengan tubuhmu.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Tragedi Petugas Damkar Depok Gugur, Fasilitas Kurang Layak Sudah Sering Dikeluhkan Rekan

Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…

4 weeks ago

Kronologi Debat Cawabup Bojonegoro, Ricuh Karena Salah Satu Calon Dianggap Tak Ikuti Aturan

Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…

4 weeks ago

Kronologi Guru SD Tegur Murid Berujung Ditahan dan Dugaan Uang Damai 50 Juta di Konawe Selatan

Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…

4 weeks ago

Kasus Tabrak Lari di Solo dan Sukoharjo, Pengemudi Panik Takut Diamuk Massa

Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…

1 month ago

Jastip Sushi Bali ke Jakarta, Tiktoker Ini Makan Sushi Basi. Ternyata Begini Kronologinya

Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…

1 month ago

4 Drama Korea yang Bisa Membuatmu Lebih Tegas Menghadapi Takdir

Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…

1 month ago