in

Mengenal Suku di Pulau Yap Pasifik yang Punya Uang Koin Segede Gaban

Legenda masa lalu [sumber gambar]

Setiap suku di dunia memang memiliki keunikannya tersendiri. Semisal beberapa suku di Indonesia yang dikenal pandai bikin tato, berburu, dan lain-lain. Yang jelas hal itu jadi keunikan tersendiri dari mereka dan tentu bikin banyak orang ingin mempelajari cara hidupnya yang unik itu.

Bicara soal kehidupan suku, salah satu yang ada di Pasifik sana ada sebuah kelompok yang hidup dengan sangat unik. Pasal mereka menggunakan barang tak biasa sebagai alat transaksinya. Bagaimana tidak, sebuah batu besar digunakan untuk alat transaksi. Lalu kenapa bisa begitu? Simak ulasan berikut.

Mata uang dari batu yang bikin melongo

Umumnya setiap negara memiliki mata uangnya sendiri sebagai alat transaksi entah itu dalam bentuk uang atau pun koin. Namun rupanya salah satu suku di Kepulauan Pasifik memiliki mata uang yang lain dari yang lain. Bagaimana tidak pasalnya mereka ternyata menggunakan sebuah batu sebagai alat transaksi yang mirip dengan uang.

Batu suku pulau Yap [sumber gambar]
Tak hanya itu, bahkan ukuran batu ini pun dianggap tak wajar karena berukuran luar biasa besar. Kebanyakan ‘uang’ Suku Yap bahkan diletakkan di tempat tak biasa yaitu depan rumah sehingga nampak seolah menjadi hiasan. Namun demikian justru hal ini jadi keunikan tersendiri suku ini.

Tak hanya dari batu bahkan ada yang dari kulit kerang

Tidak sampai disitu keunikan dari suku Yap ini, pasalnya ada barang lain yang digunakan untuk transaksi yang lain. Bagaimana tidak pasalnya mereka juga menggunakan kulit kerang sebagai salah satu alat jual beli. Dan uniknya lagi kulit kerang itu memiliki harga yang lebih mahal ketimbang uang batu yang sempat dijelaskan sebelumnya.

Sudah dipakai sejak dulu [sumber gambar]
Hal ini karena memang untuk mendapatkan kulit kerang itu mesti melewati rintangan yang tidak mudah sehingga dihargai lumayan mahal. Benda yang disebut sebagai ‘Gaw’ ini biasanya dibentuk seperti kalung dan nantinya bisa digunakan untuk melakukan jual beli.

Lalu kenapa ada mata uang yang sangat unik ini?

Usut punya usut, semua berasal dari legenda daerah setempat sendiri yang juga dinilai sangat unik. Dilansir dari Okezone, cerita ini dimulai ketika salah satu navigator bernama Anguman yang menemukan sebuah kulit kerang dari salah satu suku bernama Chuuk.

Berhubungan dengan masa lalu [sumber gambar]
Ketika malam tiba, orang tersebut mencuri kulit kerang itu dari suku Chuuk dan membawanya. Alhasil orang-orang suku pun marah dan mencari sang navigator. Ketika kabur, Anguman sampai di pulau yang didiami suku Yap dan menceritakan semua kejadian yang dialami. Akhirnya dia pun menghadiahkan barang curian kulit kerang itu pada suku Yap yang akhirnya jadi barang berharga buat mereka.

Tak sembarangan uang batu dan kulit kerang yang dipakai

Namun demikian ternyata tak sembarangan uang batu dan kulit kerang yang dipakai suku Yap, melainkan ada kriterianya sendiri. Buktinya mereka hanya menggunakan kulit kerang yang berasal dari Filipina dan Indonesia sebagai uang tukarnya yang dinilai lebih berkualitas ketimbang yang lainnya. Pun demikian dengan penggunaan kulit kerang itu tidak sembarangan.

Legenda masa lalu [sumber gambar]
Ternyata penukaran kulit kerang mesti diwariskan turun temurun. Selain itu keadaan barang pun mesti sesuai baik nilai atau tipe barang yang ditukar. Pasalnya kalau ada pihak yang tidak setuju dengan transaksi, maka harga akan turun bahkan uang itu akan ditolak yang jelas bikin malu pemilik.

BACA JUGA: 5 Fakta Mencengangkan Suku Tarahumara, The Flash Dunia Nyata yang Kemampuannya Menggemparkan

Meskipun menjadi salah satu suku yang jarang dikenal siapa sangka kalau penduduk suku Yap ini punya keunikan tersendiri. Uang dari batu ini mungkin hanya salah satu dari keunikan-keunikan yang ada di mereka. Dan meskipun berbeda, kita mesti harus menghormatinya.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Potret Transformasi Francesco Totti, Ternyata Pangeran Roma Pernah Punya Wajah Tengil

Nostalgia Yuk! Ini 5 Hal yang Sering Dilakukan Saat Jam Kosong di Sekolah