Meskipun kita sudah berada di dunia yang peradabannya jauh lebih maju, ternyata masih ada beberapa kelompok orang yang tidak tersentuh kehidupan modern. Kelompok atau suku-suku ini masih setia tinggal di dalam hutan yang jauh dari kesibukan kota.
Dari sekelompok penduduk pribumi yang tinggal di luar dunia modern hingga suku pedalaman yang ditemukan secara tidak sengaja yang menjelajahi hutan, berikut ini beberapa peradaban kecil yang tidak tersentuh oleh masyarakat modern.
1. Kelompok Yahi
Kelompok ini merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat Yana. Mereka ini adalah suku asli Amerika dari daerah California Utara dan gunung Sierra Nevada. Pada tahun 1700an, jumlah mereka melebihi 1500 orang. Namun saat Gold Rush, sebuah istilah untuk demam migrasi pekerja ke area tempat ditemukannya banyak emas, para penambang dan peternak berbondong-bondong mendatangi lokasi tempat tinggal mereka dan membunuh banyak penduduknya karena mereka berusaha mempertahankan tempat tinggal. Seorang pria bernama Ishi adalah orang terakhir dari kelompok ini yang berhasil selamat.
Menurut adatnya, ia tidak boleh menyebutkan namanya kepada musuh dan cara berkenalan hanya melalui anggota keluarganya. Karena semua anggota keluarganya meninggal, maka ia tidak akan pernah mengungkapkan nama aslinya dan akhirnya ia disebut dengan “Ishi” yang dalam bahasa Yana berarti seorang pria. Ia mengajarkan bagaimana cara membuat mata panah dan busur sebelum ia akhirnya meninggal pada tahun 1916. Saat ini, beberapa kelompok Yana tertentu masih hidup, tapi tidak ada satupun Yahi yang tersisa.
2. Ruc dari Vietnam
Pada masa perang Vietnam, bom berjatuhan di area yang dikira tidak berpenduduk. Namun ternyata bom tersebut membuat takut warga lokal sehingga mereka berlarian keluar dari hutan yang membuat para prajurit Vietnam terheran-heran.
Karena hutan tersebut begitu rusak, suku Ruc tidak punya pilihan lain kecuali bergabung dengan masyarakat modern. Meski begitu, penduduk asli Ruc tidak selamanya merasa bahagia karena nilai-nilai suku mereka bertentangan dengan pemerintah Vietnam dan kebencian timbul dari kedua belah pihak.
3. Awa-Guaja
Masyarakat ini adalah suku asli yang hampir punah yang berdiam di hutan Amazon bagian timur, Brazil. Sekarang ini, masyarakat ini hanya tersisa 300 orang saja dan kurang dari 100 orang yang benar-benar terisolasi dari dunia luar. Masalah yang timbul bagi mereka adalah para penebang kayu yang terus mengganggu tanah mereka dan pemerintah Brazil cukup lambat dalam melindungi area tersebut agar mereka bisa bertahan hidup.
Kebanyakan dari mereka terbunuh, termasuk gadis kecil berusia 8 tahun pada tahun 2011 yang kebetulan berada di dalam area terlindungi ketika para penebang kayu menghancurkan pemukiman mereka. Suku ini telah terpilih oleh Survival International sebagai suku yang paling terancam di bumi.
4. Batak Filipina
Tidak hanya di Indonesia, di Filipina ternyata juga ada suku yang bernama Batak. Suku Batak Filipina umumnya dianggap sebagai penduduk pertama Filipina. Dulunya, mereka adalah suku dengan jumlah penduduk yang besar dan makmur, namun sekarang, penyakit yang dibawa oleh para pendatang banyak menewaskan anggota suku ini dan undang-undang pemerintah yang melarang pertanian secara tradisional juga membuat masyarakat Batak Filipina semakin terpinggirkan.
Ketika organisasi Survival International mendengar masalah ini, mereka dengan segera membuat kampanye untuk mengembalikan hak dan tanah mereka serta menunjukkan akibat buruk dari peraturan pemerintah terhadap suku Batak. Sekarang ini, suku Batak Filipina hanya tersisa 300 orang, dan karena mereka tidak menikah dengan orang dari anggota suku yang sama, tapi menikah dengan suku lain, garis keturunan mereka telah bercampur sehingga semakin lama banyak orang memperdebatkan identitas mereka sebagai suku asli Batak Filipina,
5. Pintupi
Pintupi adalah sebuah suku di Australia Barat, terdiri dari 9 orang pemburu yang tinggal di gurun, mampu bertahan tanpa berhubungan dengan masyarakat lain sampai tahun 1984. Mereka menemui keluarga di dekat Kiwirrkurra yang memberitahu mereka tentang tempat aneh yang memiliki banyak makanan dan air datang dari pipa.
Mereka penasaran dengan cerita ini, kemudian satu dari anggota suku tersebut, Yari Yari kembali ke gurun, sementara yang lain menetap di Kiwirrkurra. Beberapa dari mereka yang menetap di Kiwirrkurra menjadi terkenal karena kemampuan artistik mereka.
6. Jackson Whites
Tahun 1700an adalah masa terakhir ketika penjajahan Eropa di Amerika Utara wilayah East Coast mencatat dan mendokumentasikan semua suku yang ada mulai dari Atlantik hingga Mississippi. Namun tiba-tiba pada tahun 1790 di New York, muncul suku lain lagi.
Sekelompok suku Amerika asli yang tidak pernah didengar sebelumnya keluar dari hutan seolah-olah mereka tidak pernah ada sebelumnya. Peperangan antara suku asli telah pecah, namun sepertinya suku Jackson ini berhasil menghindari semua itu.
7. Akuntsu
Akuntsu adalah suku asli dari Rodonia, Brazil. Sama halnya seperti suku Awas, mereka berada di ambang kepunahan. Mereka adalah sekelompok pemburu dan pengumpul makanan yang juga menggantungkan diri pada pertanian. Namun sayangnya, sekelompok peternak menemukan perkemahan mereka dan membunuh masyarakat Akuntsu kemudian menimbun sisa-sisanya dengan menggunakan buldozer untuk menyembunyikan bukti adanya suku ini.
Karena jika tidak dilakukan langkah ini, lahan tersebut akan ditutup sebagai cagar alam penduduk asli dan tidak boleh digunakan sebagai peternakan atau penebangan pohon. Hanya tinggal 5 orang Akuntsu yang tersisa saat ini, dan banyak orang percaya bahwa suku ini tidak akan bisa bertahan dengan jumlah yang begitu sedikit.
8. Jarawa
Orang-orang suku Jarawa tinggal di Pulau Andamanese dengan jumlah sekitar 300 penduduk saja. Sudah lama mereka menolak kontak dengan manusia lain hingga tahun 1997 ketika mereka mengunjungi komunitas lokal. Namun dari kunjungan tersebut, mereka kemudian langsung sakit cacar.
Sekarang ini, suku Jarawa telah menjadi daya tarik bagi turis. Para turis akan berkumpul untuk melihat dan memotret para Jarawa sementara mereka menjalani hidup mereka seperti biasa meskipun sebenarnya pemerintah sudah melarang hal ini.
9. Sentinel
Suku Sentinel masih saudara jauh suku Jarawa. Suku ini masih diselimuti misteri dan tinggal di pulau kecil dekat India yang terletak di teluk Bengal dan pulau Andaman, Setiap kali orang-orang mencoba mendekat ke pulau ini, para Sentinel akan menembakkan ratusan panah dan tombak.
Karena sikap yang tertutup ini, sulit mengetahui jumlah mereka meskipun masyarakat modern sudah beberapa kali berusaha membuat kontak dengan mereka. Kabarnya, suku Sentinel telah tinggal dan menetap di sana selama ribuan tahun dan merupakan keturunan langsung dari manusia pertama yang meninggalkan Afrika.
10. Mayoruna
Suku Mayoruna asli berasal Peru dan Amazon Brazil. Tanah leluhur mereka saat ini telah terancam dengan penebangan hutan dan perburuan oleh masyarakat modern. Pada tahun 1900an, mereka adalah sekelompok orang yang sangat tidak percaya dengan pemerintah Peru.
Hal ini terjadi sejak masa perang ketika desa mereka diserang dengan bom napalm dan sejenisnya. Namun pada tahun 1969, mereka menerima para pendeta untuk memasuki komunitas mereka.
11. Nukak-Mahu
Nukak-Mahu adalah suku yang lebih kecil yang tinggal di hutan Amazon. Populasi mereka mencapai lebih dari 400 orang. Kontak pertama mereka dengan masyarakat modern terjadi pada tahun 1988, dan sejak saat itu lebih dari setengah dari masyarakat Nukak-Mahu meninggal dunia karena penyakit atau diserang. Jadi, mereka sekarang tidak lagi melakukan kontak dengan masyarakat lainnya.
Mereka tinggal di rumah kecil berisi 30 orang atau kurang sebagai penduduk nomaden atau yang selalu berpindah-pindah tempat. Mereka menggunakan semacam dart tiup untuk membunuh mangsa dengan menggunakan racun dari 5 jenis tanaman yang berbeda.
12. Uru-Eu-Wau-Wau
Suku ini berasal dari Brazil dan tinggal di Rondonia bersama 6 desa lain yang terdiri dari beberapa sub-suku. Beberapa dari mereka masih belum melakukan kontak dengan dunia modern. Tahun 1981, mereka melakukan kontak dengan National Indian Foundation, tapi penyakit dan penyerangan mengurangi jumlah mereka dengan drastis. 10 tahun kemudian, sejumlah besar timah ditemukan tersembunyi di tanah mereka.
Pemerintah Brazil datang di saat terakhir untuk mencegah penebang pohon dan penambang untuk menjajah wilayah mereka. Sementara itu organisasi non-pemerintah seperti Kaninde melawan pendatang yang mencoba menyerang suku ini. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar 100 orang.
13. Zoe’e
Suku kecil berjumlah 250 orang di utara Brazil bertahan hidup dengan menanam pohon dan berburu. Meski begitu, mereka adalah suku yang tenang. Hubungan mereka adalah poligami, sehingga masing-masing orang bisa menikah dengan beberapa orang, tidak hanya satu pasangan saja. Mereka juga merupakan komunitas tanpa hirarki yang artinya semua memiliki hak yang sama.
Pada tahun 1987, mereka melakukan kontak pertama dengan orang luar, namun sama dengan kebanyakan suku lain dalam daftar ini, penduduk mereka mulai banyak yang meninggal. Untuk itu, pemerintah kemudian menghentikan siapapun untuk mencari anggota suku ini demi menjaga keberlangsungan hidup mereka.
14. Suku di Peru yang Tidak Sengaja Ditemukan
Sekelompok turis berjalan-jalan di hutan Peru dan menemukan penduduk asli yang belum pernah ditemui sebelumnya. Saat itu, para turis berusaha berbicara dalam berbagai bahasa, tapi para suku asli ini tidak merespon.
Ahli antropologi memeriksa rekaman video yang dibawa kembali oleh turis dan menyadari bahwa suku ini adalah satu diantara sedikit yang tinggal di area yang belum pernah mereka temukan sebelumnya.
15. Ayoreo TotoBiegosode
Terjemahan kasar dari nama suku ini adalah “orang-orang dari tempat babi liar”. Masyarakat ini adalah suku yang tinggal di area hutan liar yang dikenal sebagai Chaco.
Menurut laporan, mereka melakukan kontak dengan masyarakat modern pada tahun 1940an, tapi setelah mereka terpaksa meninggalkan hutan, mereka mulai tinggal sebagai penduduk yang berpindah-pindah tempat di dalam hutan.
Penemuan suku-suku yang belum pernah diketahui tersebut menunjukkan betapa luas bumi tempat kita tinggali ini. Namun sayang, mereka semakin terhimpit oleh ulah masyarakat modern yang terus melakukan penebangan hutan dan penambangan yang membuat mereka semakin terusir.