Selama ini kita hanya mengenal kalau suku-suku di Amazon lah yang kerap melakukan ritual pemenggalan kepala manusia. Suku yang tinggal di pinggiran sungai terpanjang di dunia itu melakukan perang lalu memotong kepala musuhnya. Kepala ini akan diperlakukan sedemikian rupa sehingga menjadi kecil dan kerap digantung di beberapa sisi rumah adat.
Selain suku yang ada di Brasil itu, suku Maori juga dikenal dengan budaya memenggal kepala manusia. Mereka menyebut kepala yang sudah dipotong itu sebagai mokomakai yang digunakan sebagai pajangan di rumah. Saat Inggris masuk ke kampung Maori mereka membawa hiasan dari kepala itu untuk oleh-oleh.
Di Indonesia sendiri, suku yang dikenal sebagai pemburu manusia ternyata masih ada hingga hingga sekarang. Meski di era modern mereka tidak melakukannya lagi, kengerian tradisi pemenggalan kepala itu tetap terdengar mengerikan hingga sekarang. Berikut suku-suku di Indonesia yang dikenal memiliki ritual pemenggalan kepala.
1. Suku Dayak Iban dan Kenyah – Kalimantan
Tradisi ngayau atau berburu kepala manusia di Kalimantan mulai dikenal luas setelah seorang penulis bernama Carl Bock menerbitkan karya. Dalam buku berjudul The Head Hunter of Borneo itu, Carl menuliskan kengerian suku Dayak dalam melakukan praktik ngayau. Praktik ini biasanya dilakukan oleh seorang kestria yang dianggap hebat dari sebuah kampung.
Praktik ngayau ini biasanya dilakukan kepada musuh dari desa. Mereka akan melakukan pertarungan hingga yang kalah akan dipenggal. Kepala dari musuh yang telah dipenggal itu akan dikeringkan dan dipajang pada rumah kepala suku atau tempat tertentu di desa. Kepala yang dikeringkan itu dianggap sebagai penolak bala sehingga desa akan bebas dari bahaya.
2. Suku Naulu – Seram, Maluku
Suku Naulu yang terletak di Pulau Seram, Maluku ternyata memiliki tradisi mengerikan di mana merapa kerap memenggal kepala untuk persembahan. Kepala dari orang yang dianggap musuh atau orang luar ini akan digunakan untuk persembahan pembangunan rumah adat atau hal lain yang sesuai dengan keyakinan mereka.
Bagi Suku Naulu, memenggal kepala akan menghindarkan mereka dari mara bahaya. Akibatnya, pada saat-saat tertentu, mereka mencari target untuk dihabisi. Kasus dari pemenggalan kepala baru terungkap banyak orang tahun 2005 silam sehingga muncul larangan untuk tidak melakukannya lagi.
3. Suku Nias – Pulau Nias
Orang-orang di Nias mengenal apa yang namanya tradisi mangani biru. Tradisi ini dilakukan dengan memenggal kepala manusia yang umumnya merupakan musuh. Mangani biru telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan konon masih ada hingga sekarang meski banyak warga Nias yang mulai mengenal adanya modernisasi.
Mangani biru dilakukan untuk persembahan saat membangun sebuah bangunan rumah bangsawan. Selain untuk rumah bangsawan, tradisi ini juga dilakukan saat pria akan melamar gadis. Dia akan membawa kepala dari para musuhnya kepada keluarga si gadis. Semakin banyak kepala musuh yang diberikan akan semakin tinggi pula derajatnya.
4. Penduduk Perlak Abad ke-13 – Aceh
Marco Polo yang merupakan seorang penjelajah pernah menuliskan sebuah kisah yang mengerikan ketika berada di Perlak, Aceh. Dari apa yang dia lihat, Marco Polo mengatakan adanya penduduk yang suka memenggal kepala manusia lalu memakan daging dari manusia itu dengan lahap. Kejadian ini berlangsung ke kawasan yang cukup terpencil yang kontras dengan kawasan perkotaan.
Apa yang dituliskan oleh Marco Polo itu dianggap bohong oleh banyak pihak. Namun dia bersumpah telah melihat adanya kejadian mengerikan berupa kanibalisme di kawasan Aceh yang kala itu mulai didatangi saudagar dari Arab yang perlahan juga menyebarkan Islam.
5. Suku Toraja Bare’e – Sulawesi
Sebelum orang Belanda masuk dan melakukan penjajahan di kawasan Sulawesi Tengah, Suku Toraja Bare’e banyak melakukan praktik mengerikan berupa pemenggalan kepala. Tradisi ini biasanya dilakukan saat perang di mana kepala musuh harus dipotong dengan cepat lalu di bawa pulang untuk sebuah upacara adat di kuil.
Acara pemenggalan kepala ini dilakukan sebagai jalan untuk menuju kedewasaan. Para remaja pria akan dikirim ke peperangan dan pulang dengan membawa kepala dari musuh. Dengan melakukan ini seorang remaja akan dianggap dewasa dan memiliki keberanian tinggi.
Inilah suku-suku di Indonesia yang ternyata pernah melakukan ritual perburuan dan pemenggalan kepala manusia. Bagi orang di luar suku tersebut, tradisi ini mungkin terlihat keji. Namun bagi mereka, tradisi ini sudah bagian dari warisan nenek moyang yang harus tetap dilakukan.