Beberapa negara di Afrika sana memang mengalami ketimpangan yang luar biasa. Ya di satu sisi ada negara dan penduduknya yang sudah maju dan makmur. Namun di sisi lain banyak dari negara dan suku-suku yang mengalami kelaparan. Jangankan memikirkan masalah teknologi, konflik di negaranya sering terjadi lantaran baru terbentuk.
Hal itu juga di alami oleh beberapa suku di dataran Namibia sana. Namun uniknya di sana para penduduknya menggunakan hal ekstrem untuk mempertahankan nafkah. Ya menggunakan sebuah senjata api untuk menjaga ternak. Kenapa bisa begitu? Simak ulasan berikut ini.
Para peternak di Sudan yang memakai senjata tak biasa
Memang bagi para peternak sapi atau kambing adanya binatang pemangsa atau maling jadi salah satu masalah tersendiri. Apalagi mengingat kalau harga jual dari ternak ini sendiri yang lumayan mahal bikin rugi bukan main. Oleh sebab itu kadang diperlukan para penjaga ternak biar gak kecolongan.
Namun siapa sangka kalau penjaga ternak di salah satu suku di Sudan bikin ngeri bukan main. Bagaimana tidak pasalnya tidak memakai alat biasa untuk menjaga ternak, mereka menggunakan AK-47 siap sedia seolah tentara yang sedang berjaga. Kalau begini sih bukan hanya binatang pemangsa dan ternak, orang yang lewat pun bisa takut dibuatnya.
Sapi yang dijaga ternyata bukan yang biasa
Penggunaan senjata api AK-47 memang terasa ganjil buat kita kalau hanya untuk menjaga ternak. Namun siapa sangka sapi yang dijaga itu bukan seperti yang biasa. Bagaimana tidak pasalnya sapi milik suku Mundari ini memiliki julukan sebagai ‘Rajanya para sapi’.
Itu bukan hal yang aneh karena harga jualnya memang benar-benar mahal buat warga sana. Bahkan dipandang saja, tanduk sapi yang amat panjang menjulang dan tubuh penuh otot daging membuat banyak orang tertenggun. Oleh sebab itu bukan hal yang aneh kalau penjaganya saja memakai senjata api pasalnya hilang satu saja sudah rugi bukan main.
Keadaan sehabis konflik malah memperkeruh suasana
Satu hal lagi yang membuat para pemilik sapi di Suku Mundari ini menggunakan senjata api adalah keadaan di sana sendiri. Pasalnya keadaan baru merdeka 2011 membuat masih banyak PR yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Salah satunya adalah kemakmuran yang tidak merata dan kemiskinan di mana-mana.
Alhasil bukan hal yang aneh kalau banyak orang melakukan hal yang tak terduga demi bertahan hidup. Salah satunya tentu dengan mencuri dan kegiatan ilegal lainnya. Hal ini tentunya membuat para pemilik sapi menjadi lebih bulat tekadnya menggunakan AK-47. Mau bagaimana lagi memang kasus pencurian ternak sering terjadi.
‘Sapi raja’ yang memang sangat berharga
Bagi suku Mundari ini, sapi yang memiliki adalah segalanya buat mereka. Bukan hanya dijual untuk diternakkan atau diambil dagingnya, bahkan sapi ini juga dipakai sebagai mas kawin. Tidak hanya itu bahkan semua bagian dari binatang ini bisa dipakai.
Mulai dari urinnya dipakai untuk mandi, kotorannya digunakan untuk lotion atau obat dan lain-lain. Bahkan demi sampai ini para peternak meski mengeluarkan kocek 6,6 juta untuk membeli AK-47. Saat ini tercatat sudah ada 2500 orang yang tewas atas usaha pencurian pada sapi raja milik suku Mundari. Namun demikian semua dilakukan hanya untuk menjaga sapi, jadi selama tak ada niat jahat maka semua akan baik-baik saja.
Keadaan di sana ternyata memaksa para petani menggunakan cara yang sangat ekstrem. Apalagi dengan keadaan negeri yang tidak stabil malah memperkeruh suasana. Semoga akan segara hukum yang menaunginya sehingga tak ada lagi korban, namun keamanan tetap terjaga.