in

Mengenal Wanita Suku Himba, Tak Pernah Mandi tapi Jadi yang Paling Menawan se-Afrika

Afrika sampai saat ini masih dianggap sebagai salah satu negara dengan keunikan tersendiri. Ya, adanya banyak suku serta kehidupan sosialnya yang unik membuat banyak orang tertarik datang ke sana. Belum lagi masalah pesona alam, flora, dan faunanya yang tidak ada tandingannya. Wajar kalau sampai saat ini benua hitam ini selalu jadi primadona.

Namun siapa sangka ada satu hal lagi yang menarik namun jarang diketahui banyak orang. Ya mengenai sosok para wanita salah satu suku yang dinobatkan jadi yang paling cantik di benua Afrika ketimbang yang lain. Lalu seperti apa penampakan mereka? Simak ulasan berikut.

Dianggap sebagai suku wanita paling cantik di benua Afrika

Benua Afrika memang dikenal memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari keadaan alamnya yang luar biasa indah hingga orang-orang di dalamnya yang punya kebudayaan menarik. Oleh sebab itu benua yang satu ini selalu didatangi oleh banyak orang dari luar. Salah satu daya tarik lain yang ada di Afrika ini adalah para wanita Suku Himbia di Namibia, Afrika sana.

Wanita suku Himba [sumber gambar]
Bagaimana tidak, pasalnya mereka dikenal sebagai wanita paling indah di benua hitam itu. Jadi wajar kalau banyak fotografer rela melancong ke bagian pedalaman sana hanya untuk mengabadikannya. Tentu daya tarik ini juga bisa jadi keuntungan tersendiri bagi penduduk suku Himba.

Ternyata mereka tidak pernah mandi sama sekali

Siapa sangka kalau warna kulit yang unik itu ternyata jarang  sekali tidak pernah tersentuh dengan air. Memang lantaran keadaan daerahnya yang jarang sekali ada air sehingga para wanita suku Himba pun akhirnya menggunakan bahan khusus untuk membersihkan diri serta mencegah kotoran masuk.

Tidak pernah mandi [sumber gambar]
Mereka menggunakan otjize, pasta mentega, lemak dan oker merah, yang kadang-kadang beraroma resin aromatik ke badan mereka. Pun demikian dengan rambut-rambut para wanita dari suku ini yang juga menggunakan bahan tersebut untuk membersihkan diri dari semua kotoran. Jadi bukan hal yang aneh kalau penampilan mereka dianggap eksotis oleh sebagian orang.

Selain untuk membersihkan diri ternyata ada fungsi yang lainnya

Mungkin benar kalau bahan-bahan yang digunakan oleh suku Himba ini dianggap berhasil menjaga kebersihan mereka. Namun siapa sangka sejatinya ada banyak manfaat lain yang jarang diketahui. Ya, hubungan antaran penampilan mereka yang unik dengan status sosial. Umumnya para wanita yang sudah menikah melumuri dirinya dan rambut dengan bahan tersebut.

Pria suku Himba [sumber gambar]
Nantinya rambutnya sendiri di kepang dengan banyak untuk mereka yang sudah menikah. Sebaliknya, yang masih lajang nantinya mengepang rambutnya hanya menjadi dua. Hal ini ternyata juga berlaku pada lelaki, cuma bedanya setelah dilumuri, pria yang lajang akan membentuk rambutnya seperti bentuk tanduk. Dan untuk yang laki-laki sudah menikah maka hanya perlu menutupi kepalanya saja.

Manfaat dari bahan yang dipakai suku ini yang jarang diketahui

Meskipun mungkin tersusun dari bahan-bahan tak biasa untuk mewarnai tubuh mereka, namun siapa sangka banyak manfaat yang jarang diketahui. Ya, adanya mentega dan oker merah ternyata membantu mereka agar serangga tidak hinggap di tubuh.

Suku Himba belanja [sumber gambar]
Pun demikian dengan warna merah yang digunakan dianggap sebagai simbol dari bumi dan darah. Lapisan merah ini juga nantinya yang mencegah kulit-kulit wanita suku Himba tersengat sinar radiasi sinar matahari serta menjaga kulit agar tetap lembab. Banyak orang menganggap aneh gaya suku ini, namun ternyata ada manfaat tersendiri dari para penduduk Himba sendiri dengan penampilannya.

Ya, bentuk rambut dan gaya suku Himba sampai saat ini dinobatkan sebagai salah satu wanita paling indah di Afrika. Meskipun mungkin awalnya banyak orang yang sempat geleng kepala, namun ketika tahu manfaat dari penampilannya ini semua masuk akal. Ya, ada banyak manfaat tersembunyi dari penampilan wanita suku Himba.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Perjuangan Jendi Panggabean, Atlet Renang Berkaki Satu yang Sukses Merajai Asia Tenggara

Cerita Angkernya Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar yang Sudah Berdiri Sejak Zaman Belanda