Sosok Sukarno memang tiada habisnya untuk dibahas. Dari generasi ke generasi, bapak Proklamator RI itu kerap menjadi perbincangan dan jadi figur yang paling dikenang di Tanah Air. Tak hanya seputar sepak terjangnya dalam dunia politik dan pergerakan kemerdekaan yang dibicarakan, tapi juga menyasar hingga ke ranah yang berbau mistis dan takhayul. Ya, figur Sukarno tak lepas dari pengkultusan oleh masyarakat pada saat itu.
Sebagai tokoh besar yang dikagumi banyak orang, Sukarno mengakui dirinya juga tidak lepas dari berbagai cerita mistis di masyarakat. Dilansir dari tirto.id, Banyak orang misalnya, percaya bahwa ia memiliki kekuatan supranatural yang mampu menyembuhkan penyakit. Tak hanya itu, beberapa kejadian berbau ‘takhayul’ di bawah ini sempat mengiringi langkah besar Sukarno menjadi seorang yang dihormati pada saat itu.
Dipercaya masyarakat Bali sebagai penjelmaan Dewa Wisnu
Masyarakat Bali yang memang identik dengan kepercayaan dan kekuatan dari pada dewa, juga menganggap bahwa Sukarno merupakan penjelmaan dari Dewa Wisnu. Dalam agama Hindu, sosok tersebut merupakan Dewa hujan. Penyematan ini sendiri berawal saat Sukarno kerap berkunjung ke Istana Tampaksiring, di Gianyar Bali, di mana kedatangannya selalu disertai dengan hujan. Bahkan meski dalam kondisi kemarau sekalipun.

Sembuhkan penyakit hanya dengan minum air pemberian dirinya
Pernah ada seorang petani di Jawa yang datang kepada Sukarno, lantas meminta air kepada dirinya. Si petani, kata Sukarno, percaya air pemberiannya dapat menyembuhkan sang anak yang sedang sakit. Secara kebetulan, sang anak ternyata benar-benar sembuh sehabis meminum air pemberian darinya. Padahal, Sukarno saat itu hanya memberikan air ledeng biasa.

Dipercaya memiliki benda-benda yang dianggap memiliki kesaktian
Ada dua benda milik Sukarno yang dianggap memiliki ‘daya magis’ tertentu, yakni sebuah cincin dan tongkat komando pemberian Presiden Elpio Quirino saat berkunjung ke Filipina. Untuk cincin, benda tersebut diberikan oleh seseorang pada Sukarno saat masih tinggal di Bandung. Menurut sang pemberi, orang yang mengenakan cincin itu akan selalu beruntung dan berada di puncak kejayaan sebagaimana biji yang mengapung.

BACA JUGA: Amati Bintang di Langit, Inilah Persiapan Sukarno Saat Susun Pidato Peringatan 17 Agustus
Seiring berjalannya waktu, Sukarno yang diasingkan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai bersungguh-sungguh mempelajari Islam. Dari situlah, perlahan dirinya mulai membebaskan diri dari berbagai macam takhayul yang bertentangan dengan Islam. “Di Flores aku juga membersihkan diri dari segala takhayul,” kata Sukarno dalam otobiografinya Sukarno Penyambung Lidah Rakyat yang dikutip dari tirto.id. Btw, kamu masih percaya yang mistis-mistis gak Sahabat Boombastis?