Indonesia memang begitu kaya dengan hal mistis. Tiap daerah, tak lepas dengan keberadaan suatu legenda horor yang dipercaya turun temurun. Jika kuntilanak dan pocong kerap membuat masyarakat Jawa nyaris terkencing di celana, maka lain lagi di tanah Papua. Hantu yang disebut Suanggi ini dianggap lebih bikin dengkul lemes, bahkan berhasil membuat masyarakat Papua selalu anteng di dalam rumah ketika malam datang.
Konon, rasa takut terhadap Suanggi yang membuat mereka enggan meninggalkan rumah ketika malam hari. Terlebih bagi mereka yang masih tinggal di pedalaman. Begitu takutnya mereka pada Suanggi, sampai-sampai bahasan tentang hantu pun seperti menjadi hal terlarang. Lantas, seperti apa Suanggi itu sebenarnya?
Berbentuk Bola Api dan Melayang-layang
Masyarakat Papua pada umumnya malas membahas tentang Suanggi. Bahkan, ketika ada yang bertanya mengenai Suanggi, pasti jawaban yang diberikan begitu minim. Hal tersebut disebabkan rasa takut mereka jika Suanggi akan datang jika didperbincangkan. Menurut orang Papua, Suanggi memiliki bentuk seperti bola api dan melayang-layang di atas atap rumah.
Alasan Masyarakat Papua Takut Terhadap Suanggi
Sebenarnya, yang membuat masyarakat begitu ngeri terhadap sosok Suanggi bukan karena wujudnya, melainkan apa yang dilakukan oleh hantu tersebut. Konon, Suanggi bisa diminta untuk melakukan sesuatu yang jahat. Suanggi kadang kala membunuh dengan cara berkelompok. Namun juga terkadang membunuh atas kemauannya sendiri.
Suanggi Tak Hanya Di Papua
Suanggi, pada dasarnya tak hanya menjadi momok di Papua. Di Propinsi Maluku, tepatnya di Tobelo, Kabupaten di Kepulauan Halmahera juga santer diceritakan tentang wujud Suanggi yang seperti wanita cantik. Suanggi tersebut akan mengincar pria hidung belang. Suanggi akan menggoda pria tersebut hingga si pria ingin melakukan hubungan intim.
Suanggi di Nusa Tenggara Timur
Lain pula cerita yang beredar dari Nusa Tenggara Timur. Yang familiar pada masyarakat NTT, adalah seorang nenek cantik yang menyimpan banyak sekali kedengkian dalam hatinya. Konon, kedengkian tersebut berlaku pada semua orang yang merupakan masyarakat sekitar. Karena rasa dengki tersebut, sang nenek pergi ke hutan untuk memohon pada pohon besar. Sang nenek menyembah pohon tersebut hingga 40 hari.
Ternyata, satu nama Suanggi pun memiliki banyak versi menurut Indonesia Timur. Namun, bagaimana pun versinya tetap saja membuat masyarakat merasa ketakutan, dan bahkan menciutkan nyali untuk keluar malam. Jika Suanggi juga ada di kota-kota besar, barangkali anak muda zaman sekarang bisa lebih anteng di rumah ya!