Ibu kota Jakarta menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang banyak memiliki kasus corona tertinggi di Indonesia. Menurut data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Jum’at (27/3/2020) yang dilansir dari Jakarta.co.id, ada 524 kasus positif dengan 31 pasien dinyatakan sembuh dan 51 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah mengantisipasi adanya wabah corona dengan beberapa strategi. Dilansir dari Suara.com (12/03/2020), pihaknya berkoordinasi dengan rumah sakit di Jakarta dengan menyediakan nomor layanan khusus, guna memonitoring warga. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Meliburkan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah
Wabah corona juga membuat Anies mengeluarkan kebijakan agar aktivitas belajar dan mengajar di sekolah dihentikan sementara. kegiatan tersebut kemudian diganti dari rumah secara jarak jauh. Keputusan tersebut dilakukan guna menekan penyebaran virus corona agar tak semakin masif di masyarakat.
Kebijakan itu sendiri diambil lewat hasil rapat dan koordinasi pihak Pemprov DKI Jakarta dengan dinas terkait, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta dan WHO Indonesia. Tak hanya sekolah, Anies juga mengimbau agar masyarakat menunda sejenak aktivitasnya di luar rumah.
Sediakan nomor layanan khusus lewat koordinasi dengan rumah sakit
Guna memudahkan monitoring warga – terutama mereka yang berada dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan, Anies menyiapkan nomor layanan khusus setelah berkoordinasi dengan rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan di Jakarta. Hal tersebut menjadi strateginya agar mampu meredam jumlah kasus Covid-19 di Jakarta.
Dengan begitu, pihaknya dapat dengan mudah melakukan tracing (pelacakan). Baik itu lewat lokasi, serta yang pernah melakukan kontak pasien. “Kalau kita tidak melakukan dengan cepat, maka potensi (peningkatan kasus) cukup besar.” ucap Anies yang dikutip dari Suara.com (12/03/2020).
Terapkan social distancing hingga imbau warga agar tak mudik
Upaya lainnya yang menjadi salah satu strategi Anies adalah dengan mengimbau gerakan social distancing (menjaga jarak) antar individu. Hal ini diikuti dengan imbauan lainnya seperti bekerja beribadah, hingga beraktivitas dari dalam rumah. Tak hanya itu, masyarakat DKI Jakarta juga diminta agar tidak mudik atau pulang kampung.
“Jakarta saat ini merupakan salah satu tempat di mana virus tersebut telah menular dari satu pribadi ke pribadi lain. Jangan sampai ada di antara kita yang pulang kampung dan tanpa disadari justru membawa virus tersebut ke kampung halaman atau ke wilayah lain,” kata Anies yang dilansir dari Liputan6.com (15/03/2020).
Meminta masyarakat tunda kegiatan yang berpotensi adanya kerumunan banyak orang
Keramaian yang melibatkan masyarakat banyak, diketahui menjadi salah satu penyebab masifnya penyebaran virus corona. Untuk ini, Anies mengimbau agar masyarakat menunda kegiatan yang melibatkan keramaian banyak orang. Salah satunya adalah acara resepsi pernikahan.
Tak hanya itu, Anies juga telah menyiapkan skenario bagi DKI Jakarta untuk menangani kasus corona jika jumlahnya semakin meningkat. “DKI Jakarta sudah menyiapkan skenario untuk menangani ketika kasusnya berjumlah 500, 1.000, bahkan sampai dengan 8.000 orang terkonfirmasi positif.” ucap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti yang dikutip dari News.detik.com (27/03/2020).
BACA JUGA: Percepatan Tangani Corona, 5 Rencana Pemerintah RI Ini sedang Disiapkan untuk Masyarakat
Sayang beribu sayang, upaya keras Anies di atas ternyata belum cukup menyadarkan masyarakat akan bahaya wabah corona. Terutama soal imbauan agar mereka tidak pulang kampung ke daerah. Diketahui, banyak dari warga yang ternyata sudah ‘curi start’ mudik terlebih dahulu. “Kita di DKI secara imbauan. Saya sudah sampaikan dua minggu lalu jangan pulang kampung,” ungkap Anies yang dikutip dari CNNIndonesia.com (26/03/2020).