Untuk mencapai sebuah puncak, kita harus rela bersusah payah mendaki. Berulang kali pula kita harus terjatuh dan kembali berjalan. Tak bisa berhenti apalagi menyerah. Menaklukkan sebuah puncak mustahil dilakukan jika hanya berdiam diri atau menyerah di tengah jalan.
Steve Paul Jobs atau yang lebih dikenal dengan nama Steve Jobs ini merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di dunia. Ia merupakan pendiri, pendamping, juga mantan CEO Apple Inc. Pria yang wafat 5 Oktober 2011 ini punya kisah hidup yang berliku sekaligus sangat menginspirasi. Perjuangan dari nol hingga mencapai puncak kesuksesan (from zero to hero) juga tidaklah mudah. Bahkan ia sempat dipecat dari perusahaannya sendiri. Tapi ia tetap menunjukkan “taringnya”. Terbukti ia bisa kembali ke puncak dan mempertahankan nama besarnya.
1. Mendirikan Apple Tahun 1976 dan Dipecat Tahun 1985
Steve Jobs lahir di San Fransisco tahun 1955 yang kemudian diadopsi oleh Paul Jobs dan Clara. Paul bekerja di sebuah perusahaan pembuat laser dan sering mengajari Steve tentang dunia elektronika. Sementara Clara bekerja sebagai akuntan dan sudah mengajari Steve membaca bahkan sebelum ia masuk TK. Setiap kali ditanya tentang orang tua, Steve Jobs dengan antusias menjawab kalau Paul dan Clara adalah orang tua kandungnya.
Steve Jobs dan Steve Wozniak bertemu tahun 1971. Saat itu Wozniak berusia 21 tahun, sementara Jobs baru 16 tahun. Kemudian tahun 1976, saat Jobs berusia 21 tahun, ia berhasil membuat komputer Apple pertama dan mendirikan Apple di garasi rumahnya. Jobs dikenal sebagai direktur Apple yang karismatik dan sangat mudah memengaruhi orang. Namun, siapa sangka pada tahun 1985 dia dipecat dari posisinya sebagai kepala divisi Macintosh oleh Dewan Komisaris Apple. Lima bulan kemudian, dia meninggalkan perusahaannya sendiri.
Dipecat dari perusahaan sendiri, kalau kita yang mengalaminya pasti akan merasa terpuruk. Tapi Jobs punya cara tersendiri menyikapinya. Dalam pidatonya di Stanford Univeristy, ia berkata kalau dipecat dari Apple merupakan hal terbaik dalam hidupnya. “Beratnya beban saat sukses diganti dengan ringannya perasaan kembali jadi pemula, belum banyak tahu apa-apa. Hal tersebut membebaskanku bisa memasuki salah satu periode paling kreatif sepanjang hidupku,” katanya.
2. Mendirikan NeXT dan Pixar
Meninggalkan Apple, Jobs tak lantas berdiam diri. Ia mendirikan NeXT Computer, sebuah perusahaan pengembangan platform komputer dan bergerak di bidang pasar pendidikan tinggi dan bisnis. Jobs berusaha memasarkan produk NeXT ke komunitas finansial dan akademik dengan menintikberatkan pada teknologi baru dan inovatif.
Lalu pada tahun 1986, Jobs membeli The Graphics Group yang kemudian namanya diganti menjadi Pixar dengan harga 10 juta dolar. Setelah bertahun-tahun merugi, Pixar bekerja sama dengan Disney untuk membuat film animasi. Dan sejumlah film jadi super hit dan sukses besar. Sebut saja Toy Story, Finding Nemo, dan A Bug’s Life.
3. Jobs Sempat Ingin Pergi dari Sillicon Valley
Tak bisa dipungkiri Jobs juga merasa terpukul ketika ia didepak dari perusahaannya sendiri. Ia sampai sempat berpikiran untuk pergi dari Sillicon Valley. “Sempat terlintas di pikiranku untuk pergi dari the Valley. Tapi ada sesuatu yang perlahan tampak jelas di benakku, aku masih mencintai yang kukerjakan. Jadi kuputuskan untuk memulai lagi,” ungkapnya.
Terbukti ia pun memulai segala sesuatunya kembali. Ia masih mencintai pekerjaan dan bidang yang sudah digelutinya. Seandainya ia tak dipecat, mungkin saja ia tak pernah tahu yang namanya membangun dan mendirikan NeXT juga Pixar.
4. Jobs Diminta Kembali ke Apple
Tak lama kemudian, Apple menyadari kalau mereka membutuhkan Jobs. Tahun 1997 akhirnya Jobs diminta kembali ke Apple setelah NeXT dibeli Apple. Jobs mendapat posisi jadi CEO sementara dan perusahaan makin berkembang. Terbukti dengan munculnya berbagai produk baru seperti iPod, iTunes, iTunes Store, iPhone, dan tablet iPad. Dengan nilai pasar mencapai 300 miliar dolar, Apple lebih kaya dibandingkan Intel dan Microsoft.
“Sometimes life hits you in the head with a brick. Don’t lose faith. I’m convinced that the only thing that kept me going was that I loved what I did. You’ve got to find what you love.” – Steve Jobs
Mengutip yang diungkapkan Steve Jobs,
Kadang hidup bisa terasa sangat berat. Bahkan kita dibuat jatuh dan terjungkal. Tapi jangan sampai kehilangan harapan dan keyakinan. Apalagi jika kita sudah tahu apa yang kita sukai dan cintai. Jadi tetap perjuangkan apa yang kita cintai apapun yang terjadi.
5. Dedikasi Steve Jobs yang Luar Biasa
Salah satu hal yang paling dikagumi dari sosok Steve Jobs adalah dedikasinya yang luar biasa. Impiannya bisa terwujud berkat kesungguhan dan keyakinannya yang besar. “Stay hungry. Stay foolish,” empat kata singkat itu sering didengungkan oleh Jobs.
Terus merasa lapar, jangan mudah puas. Dan jangan terlalu sok bisa tahu segalanya, tetap belajar dan pelajari berbagai hal baru. Dengan begitu, kita bisa terus bertahan dan dapat mencapai puncak yang kita impikan.
Jobs berhenti jadi CEO Apple bulan Agustus 2011. Beberapa bulan kemudian, ia meninggal karena kanker setelah delapan tahun berjuang untuk sembuh.