Saat ini beragam taktik dan teknik terus berkembang di jagad sepak bola. Mulai dari sebuah penguasaan bola, serangan balik, sampai bertahan total. Munculnya hal tersebut adalah bukti bagaimana banyak kesebelasan di olahraga ini yang ingin menjadi nomor satu. Selain itu juga merupakan gambaran bagaimana sepak bola kini tidak hanya berpegang kepada siapa yang skillnya bagus atau fisik kuat main berjam-jam.
Strategi permainan juga menjadi obat yang mampu menutupi kelemahan sebuah kesebelasan dalam laga. Kondisi yang juga menyebabkan banyak tim yang tak perlu menyentuh banyak bola tapi bisa menjadi juara atau pemenang. Padahal kodratnya sepak bola adalah permainan 11 orang yang sangat dibutuhkan saling mengumpan. Aneh dan unik memang. Namun benar-benar ada. Siapa sajakah tim yang melakukan hal tersebut tapi jadi pemenang?
Tak banyak memegang bola di Final Piala Dunia, namun Perancis sukses juara
Selain Mbappe, apa yang kalian ingat dari Piala Dunia 2018 lalu antara Perancis melawan Kroasia? Kalau aku sih, ya cara menang Les Bleus di pertandingan terakbar tersebut. Bisa dibilang dan dilihat lawan mereka yakni Kroasia begitu dominan di pertandingan tersebut. Bahkan kala memasuki interval kedua Paul Pogba dan kawan-kawan terus dipaksa untuk bertahan agar tak kebobolan. Tercatat, 66 % penguasaan bola di pegang oleh Luka Modric dan kawan-kawan. Namun di akhir laga Perancis lah yang mengangkat trofi Piala Dunia 2018. Hasil yang juga menjadi kedua kalinya untuk tim berkostum biru itu.
Portugal tidak perlu banyak menguasai bola untuk menjadi Juara Euro 2017
Euro tahun 2017 lalu bagi pencinta sepak bola merupakan ajang yang penuh dengan kejutan. Salah satu yang selalu teringat adalah bagaimana Portugal yang di akhir turnamen sukses menjadi juaranya. Apa yang dicatatkan anak asuh Fernando Santos bisa dibilang unik, lantaran dalam partai puncak terus-terusan dicecar serangan oleh Perancis selama laga berlangsung. 18 kali tembakan, 57 % penguasaan bola dan melakukan 725 menjadi bukti dominasi Les Blues kala itu. Hal tersebut pada akhirnya tidak berarti apa-apa setelah punggawa Portugal menciptakan gol kemenangan di babak perpanjangan waktu. Skor ketika itu 1-0 untuk Portugal.
Hanya pegang bola 31% dari total 100 % Manchester United jadi juara
Bukan rahasia lagi apabila kehadiran Jose Mourinho ke Manchester United membawa sebuah taktik sakral bernama pragmatisme atau terkenal dengan sebutan parkir bus. Kendati kerap dihujat, namun beberapa kali lantaran strategi tersebut pelatih asal Portugal ini sukses persembahkan gelar untuk klub yang dibela. Seperti salah satunya kala sukses membawa Manchester United menjadi juara di Piala Eropa 2017. Menghadapi Ajax di partai puncak mereka sukses menggulung tim asal Belanda dengan skor 2-0. Meskipun tercatat hanya 31% dari 100 para pemain Setan Merah menguasai bola. Hasil yang menggambarkan apabila banyak memegang bola juga belum tentu menjadi pemenang di akhir laga.
Terus bertahan, namun Malaysia sukses rebut Piala AFF 2010 di Indonesia
Menyakitkan agaknya menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan yang berkecamuk di dada punggawa Tim Merah Putih di Final Piala AFF tahun 2010 lalu. Menghadapi rival abadi yakni Malaysia Timnas harus menyerah, lantaran tidak sanggup mengejar margin gol di leg pertama. Padahal dalam pertandingan yang digelar di Gelora Bung Karno itu, sejak wasit meniup peluit dimulai dan diakhiri, Firman Utina dan kawan-kawan terus menyerang tanpa henti. Bahkan sampai-sampai menghasilkan penalti pada awal babak pertama. Akhir pertandingan pun Timnas juga sukses menorehkan dua gol lewat M Nasuha dan M Ridwan.
Apa yang ditunjukkan dari ulasan ini adalah bukti bagaimana hasil di pertandingan sepak bola sulit untuk ditebak. Kendati takdir adalah penentu segalanya, namun peran strategi pelatih sebagai cara memenangkan pertandingan tidak boleh dikesampingkan. Hal-hal juga menjadi penyebab bagaimana olahraga ini mampu tumbuh dan menjadi olahraga terfavorit di penjuru dunia.