Baru hari Kamis kemarin (15 Juni 2017), pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan bahwa soal ujian nasional 2018 akan berbeda dari biasanya. Hal ini disampaikan oleh Nizam selaku Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud dalam konferensi pers di Jakarta. Nizam menyatakan bahwa mulai tahun depan soal UN diusahakan tidak lagi dalam bentuk pilihan ganda.
Dalam kesempatan itu, Nizam juga menjelaskan bahwa soal esai diharapkan dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Selain itu, soal esai juga dapat mengukur tingkat kognisi siswa dengan lebih mendalam. Tentu pernyataan itu mengejutkan banyak pihak. Sebab seperti yang diketahui, di Indonesia sudah sangat lama memakai soal pilihan ganda. Saat berganti menjadi esai, mungkin harus membutuhkan waktu untuk para guru dan siswa dalam beradaptasi. Soal esai pun memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Jika tahun depan benar-benar dipakai, maka inilah beberapa kemungkinan yang akan terjadi.
Pelajar Akan Mengalami Kepanikan
Soal pilihan ganda telah digunakan dalam UN sejak tahun 1997, dan adanya wacana pemakaian soal esai di tahun 2018 tentu membuat banyak kalangan kaget. Khususnya siswa yang akan melaksanakan ujian nasional. Karena dalam mengerjakan soal essay harus dimiliki pemahaman yang baik. Terlebih, tidak ada faktor keberuntungan atau menerka-nerka jawaban seperti soal pilihan ganda. Hal ini tentu menimbulkan tekanan baru bagi pelajar.
Pelajar Akan Mengerjakan UN dengan Lebih Jujur
Jika Ujian Nasional (UN) menggunakan soal essay, maka kecil kemungkinan terjadi kecurangan dalam bentuk mencontek. Berbeda saat soal merupakan pilihan ganda yang lebih mudah ditanyakan kepada teman. Dalam mengerjakan soal pilihan ganda, umumnya para siswa menggunakan kode satu jari untuk jawaban a, dua jari untuk jawaban b, dan seterusnya. Dengan soal essay, tindakan semacam ini bisa dihindari sebab akan sangat sulit memperagakan jawaban soal essay dengan kode seperti itu.
Nilai UN Pelajar Mungkin Akan Menurun
Tak seperti soal pilihan ganda yang bisa diterka-terka jawabannya, soal essay lebih menuntut pemahaman siswa. Menghafal banyak materi belajar tanpa benar-benar memahami dengan baik malah menimbulkan kebingungan saat mengerjakan soal essay. Hal ini tentu berbeda dengan soal pilihan ganda yang memungkinkan murid asal memilih dan jika beruntung akan menambah poin. Di soal essay, hal ini tidak berlaku. Karenanya, mungkin saja nilai pelajar bisa menurun.
Pelajar Menjadi Lebih Kritis dan Menghargai Perbedaan
Pola jawaban ‘satu jawaban benar’ dalam soal pilihan ganda dinilai membuat siswa mati daya kritisnya. Pemikiran ini pun membuat siswa cenderung memiliki sikap tidak menghargai perbedaan. Namun dengan soal essay, pelajar diberikan ruang untuk bebas mengekspresikan langkah dan pemikirannya untuk mendapatkan suatu jawaban.
Kualitas UN akan meningkat
Pada hakikatnya, UN bertujuan untuk mengukur capaian pembelajaran yang dijalankan sesuai kurikulum. Namun dalam pelaksanaannya, soal pilihan ganda tidak benar-benar menunjukkan capaian belajar. Sebab adanya kemungkinan siswa menjawab asal namun benar. Karena itu, soal essay dikatakan sebagai pilihan yang paling tepat unutk mengetahui kemampuan siswa. Tak hanya itu, soal essay juga meminimalkan terjadinya kecurangan dan membuat siswa lebih kritis dalam berpikir. Hal ini tentu membuat kualitas UN yang diadakan menjadi lebih bagus.
Tanggapan masyarakat yang banyak mempertanyakan bahkan mengungkapkan penolakan UN essay 2018 kembali di tanggapi Nizam pada 16 Juni 2017 lalu. Nizam mengungkapkan jika soal ‘bukan dalam bentuk pilihan ganda’ hanya akan diadakan sekitar 5-10% saja, tidak untuk semua mata pelajaran. Contoh soal untuk Matematika dan Fisika, pelajar diminta menuliskan proses hingga mendapatkan jawaban, untuk soal bahasa Indonesia menggarisbawahi pokok bacaan, dan lain sebagainya. Selain itu, masih ada soal pilihan ganda tapi dengan lebih dari satu pilihan jawaban yang benar.
Memang perkara UN sejak dulu hingga kini selalu menghadirkan pro kontra. Setelah UNBK yang beberapa waktu lalu menghebohkan lantaran susah dilaksanakan oleh daerah terpencil, kini giliran soal essay yang membuat ramai masyarakat. Terlepas dari itu, masyarakat hanya bisa melihat dan berharap yang terbaik dari pemerintah.