Dunia militer sejatinya memang menjadi dunia kaum adam. Pekerjaan yang keras dan harus ditopang dengan nyali kuat memang seharusnya menjadi makanan sehari-hari bagi kaum lelaki. Namun ternyata tidak demikian dengan enam perempuan berikut. Terjun di dunia militer ternyata juga bisa dialami oleh kaum hawa. Tidak tanggung-tanggung, enam perempuan berikut memutuskan untuk menjalani profesi sebagai seorang sniper untuk membela kaum yang dicintainya.
Kemampuan mereka sebagai seorang sniper tentu saja tidak bisa diremehkan begitu saja karena berkat kemampuan itulah mereka disegani oleh kawan maupun lawan. Nah, daripada terus penasaran, berikut adalah keenam sniper perempuan yang disamping cantik ternyata mereka juga mematikan. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Klavdiya Kalugina
Banyak yang percaya bahwa perempuan mempunyai kemampuan lebih baik dalam menembak jitu dibandingkan dengan pria. Dan seorang Klavdiya Kalugina adalah salah satunya. Klavdiya Kalugina tercatat sebagai sniper Uni Sovyet termuda yang pernah terjun dalam Perang Dunia II. Di usia yang baru menginjak 17 tahun, Klavdiya merupakan sniper terbaik dari 17.000 perempuan Uni Sovyet yang ikut perang.
Klavdiya merupakan lulusan Komsomol Sniper School. Begitu terjun ke dalam perang, teman baiknya tewas terbunuh oleh tentara Jerman. Hal inilah yang kemudian memancingnya menjadi pembunuh yang mematikan dalam hal sniper. Tercatat dia telah membunuh sebanyak 257 tentara musuh baik dari pihak Jerman, Italia, maupun Jepang.
2. Roza Shanina
Nama Roza Shanina begitu berkilau saat terjadi Perang Dunia II. Dialah perempuan pertama di dunia militer yang berprofesi sebagai sniper. Roza Shanina terjun ke dunia perang setelah saudara laki-lakinya tewas dibunuh tentara Jerman di tahun 1941. Di saat itulah, perempuan Rusia berusia 19 tahun ini memutuskan untuk masuk ke dunia militer dan menjadi salah satu sniper terhebat sepanjang sejarah.
Salah satu kehebatannya yang melegenda adalah kemampuannya untuk menembak dua target bergerak hanya dalam satu tarikan pelatuk. Sejarah pun juga menuliskan bahwa tembakannya tidak pernah meleset dari sasaran dan berhasil membunuh tokoh-tokoh penting dari pihak musuh. Oleh karena itu, tidak herankan jika dari 400 ribu kaum hawa yang tergabung dalam pasukan perang, Shanina lah yang paling dicari oleh pihak sekutu untuk segera dibunuh.
3. Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko
Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko merupakan penembak jitu perempuan legendaris dari Uni Sovyet. sejatinya, Pavlichenko merupakan seorang sarjana sejarah dari Kiev University. Tapi karena kondisi perang, Pavlichenko yang merupakan perempuan tomboy melamar untuk menjadi perawat di divisi infanteri. Tapi kemudian justru dia dipindahkan ke divisi sniper untuk bergabung dengan 2.000 perempuan lainnya untuk dilatih menjadi sniper.
Pavlichenko kemudian terlahir sebagai salah satu sniper mematikan di dunia. Dilaporkan dia berhasil membunuh 309 prajurit Jerman dan 36 di antaranya adalah seorang sniper. Sehabis perang, ia menjadi tentara Uni Sovyet pertama yang diundang ke White House, Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Franklin Roosevelt dan ibu negara, Eleanor Roosevelt.
4. Denis Sipan
Tidak ada yang mengira perempuan muda yang dulunya berprofesi sebagai guru SD ini kini harus beralih profesi untuk terus menenteng senjata di pundaknya. Bukan main pekerjaan barunya ini karena dia masuk dalam salah satu anggota sniper pasukan kurdi Suriah (YPG) yang tugasnya memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dengan keberaniannya, Denis Sipan berbagi senjata dengan para petani dan ibu rumah tangga di Kota Kobane untuk bersama-sama menumpas ISIS di tanah air mereka.
Perjuangan ini nampaknya tak sia-sia begitu saja karena mereka mampu merebut 50 desa di Kobane yang sebelumnya telah dikuasai ISIS. Denis Sipan melakukan ini semua karena nasionalismenya yang tidak menginginkan ISIS menguasai seluruh tempat, lantas kemudian mereka memporak-porandakan tempat tersebut. Dia mengaku, bisa memperoleh senapan-senapan mematikan itu dari Black Market.
5. Guevara
Seperti Denis Sipan, Guevara awalnya hanyalah seorang guru yang mengajar Bahasa Inggris di sekolahnya. Semua berubah saat kedua anaknya yang berusia 7 tahun dan 10 tahun tewas terbunuh pesawat tempur milik Bashar al-Assad. Maka sejak saat itu dia memutuskan beralih profesi untuk menjadi sniper yang melawan tentara-tentara pemerintah rezim.
Wanita ini sejatinya bukan bernama Guevara, namun karena tak ingin dikenal namanya, dia lebih memilih untuk dipanggil dengan nama Guevara, mengambil nama tokoh revolusioner asal Argentina, Ernestio Che Guevara. Dengan senjata SN Belgia yang menjadi andalannya, dia menarget bisa membunuh 4-5 tentara tiap harinya dan tiap kali bisa mengenai satu tentara, dia selalu berteriak ‘yes!’.
6. Nora Husari
Konflik Suriah yang pecah di tanggal 11 Maret 2011 telah menyeret banyak pihak. Tak cuma melibatkan kaum laki-laki saja, konflik ini nyatanya juga sampai melibatkan kaum perempuan dan anak-anak. Atas tangisan anak-anak dan perempuan yang pecah di depan kedua matanya sendiri karena ayah dan suami mereka yang dibunuh tentara Bahsar al-Assad, Nora Husari memutuskan angkat senjata melepas pekerjaannya di salon kecantikan.
Dengan menenteng senjata AK-47, Nora Husari berani bertaruh nyawa di medan perang. Dia bergabung dengan tentara pembebasan Suriah yang disebut sebagai pemberontak oleh pemerintah. Perempuan yang dulunya mengenyam pendidikan di Universitas Aleppo ini ternyata cukup mahir menggunakan senapan dan beroperasi dalam perang karena dulunya ia pernah mengikuti kamp militer di Lebanon yang dijalankan faksi militan Palestina.
Nah, itulah tadi 6 sniper cantik yang sekaligus mematikan bila musuh mendekati mereka. Di manapun berada, sepertinya perempuan adalah senjata paling sadis jika digunakan dengan benar. Pada dasarnya mereka adalah makhluk yang suka kedamaian dan keindahan, namun jika hal itu sampai direnggut oleh orang lain maka sisi ganas seorang perempuan bisa keluar sampai-sampai mengalahkan keganasan kaum lelaki. Seperti itulah ke-6 sniper perempuan di atas, maka kaum lelaki jangan main-main dengan mereka.