Keadaan watu gong
Beberapa waktu yang lalu sempat viral mengenai situs terbengkalai yang ada di kota Malang. Ya, sebuah situs sejarah yang bernama Watu gong itu rupanya terletak di parkiran restoran cepat saji. Alhasil, banyak orang yang jarang tahu situs itu karena tempatnya yang tertutup restoran, ditambah lagi keadaannya yang jadi tidak terlalu terawat. Kalau sudah jadi begini, jadi bingung siapa yang harus disalahkan atas keadaan situs tersebut.
Ternyata Watu Gong tidak sendiri, banyak pula situs sejarah lain yang mengalami nasib serupa. Ya, seiring kemajuan zaman situs sejarah seperti itu mulai dilupakan. Alhasil mereka tidak terawat bahkan tidak jarang yang malah diekspolitasi ole masyarakat. Lau bagaimana keadaannya? Simak ulasan berikut.
Bagi warga Malang dan sekitarnya pasti sangat akrab dengan yang namanya Watu Gong ini. Ya salah daerah di sana rupanya menggunakan nama tersebut untuk jalannya. Ternyata nama tersebut tidak semata-mata diberikan, melainkan ada sejarahnya yang mendahului. Usut punya usut, ternyata ada sebuah peninggalan sejarah yang juga bernama Watu Gong di sana.
Ya, sebuah prasasti batu yang menyerupai sebuah gong pada gamelan. Akhirnya berdasarkan penemuan prasasti itu, akhirnya nama daerah yang ada di sekitar pun dinamai serupa. Namun bagaimana keadaannya sekarang? Rupanya Watu gong kini kondisinya miris karena tertutup dengan sebuah restoran cepat saji yang ada di sana. Tidak seperti peninggalan budaya yang lainnya, keadaan watu gong sangat jauh dari kata terurus.
Beberapa waktu yang lalu sempat heboh mengenai demam batu akik yang ada di masyarakat. Ya, lantaran merebaknya tren tersebut, banyak orang yang saling unjuk gigi dengan memamerkan batu akik paling indah yang mereka miliki. Sedangkan sebagian lain, saling berburu bahan dasar batu akik hingga ke daerah-daerah. Namun sayang, justru pemburuan batu akik ini lah yang jadi sebuah masalah yang pelik.
Pasalnya banyak orang tidak memperdulikan di mana mereka menemukan bahan dasar akik. Ya, alhasil beberapa situs bersejarah jadi korban mereka dalam mencari kekayaan. Dilaporkan, mulai dari Curug Dago di Bandung hingga Situs Subang larang di Subang menjadi korban penjarahan para pencari batu akik. Lagi-lagi karena keserakahan, situs sejarah jadi korbannya.
Serupa dengan kisah yang lain, lagi-lagi nasib situs sejarah yang ada di Sukabumi ini tidak kalah mirisnya. Lantaran kontur tanah yang bisa dikeruk dan digunakan untuk bahan bangunan, akhirnya banyak situs bersejarah di Sukabumi yang jadi lahan pencaharian para pengeruk pasir yang ada di sana.
Keberadaan sebuah tempat untuk bertransaksi seperti pasar agaknya menjadi sebuah hal yang penting bagi masyarakat. Namun sayang keberadaan tempat tersebut kadang sama sekali tidak mengidahkan beberapa situs sejarah yang seharusnya di jaga. Seperti yang ada di Jakarta, sebuah situs penting dinding pagar pembatas kota Batavia sudah tidak karuan keadaannya.
Seharusnya situs bersejarah seperti itu mestinya kita rawat dengan baik. Mungkin dari bentuknya memang sangat biasa bahkan terkesan primitif. Namun nilai sejarah yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah bisa digantikan.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…