Gunung Padang yang berada di Cianjur ini adalah sebuah lokai yang sulit dijangkau, karena strukturnya berbukit-bukit dan curam. Pekarangan yang luasnya juga dipenuhi jejeran batu andesit berbentuk persegi yang sangat besar. Masayarakat disini sering menganggap situs ini adalah tempat keramat, tetapi tidak bagi para arkeolog.
Baca Juga :6 Tempat Bersejarah di Dunia yang Kini Musnah Akibat Kebodohan Manusia
Gunung Padang memang merupakan sebuah tempat yang sering menjadi pusat penelitian para arkeolog. Dan baru-baru ini salah seorang arkeolog mengemukakan hal baru mengenai situs megalitikum ini. Sebuah hal yang diperkirakan dapat menulis ulang sebuah sejarah. Apakah itu? Mari kita simak pemaparannya dibawah ini.
Gunung Padang terletak di Provinsi Jawa Barat, tepatnya di perbatasan dusun Gunung Padang dan Panggulan. Gunung ini merupakan situs peninggalan kebudayan Megalitikum. Gunung ini berada di ketinggian 885 meter di atas permukaan laut dengan luas kurang lebih 900 meter persegi. Luas arealnya yang dipenuhi kompleks punden berundak adalah sekitar 3 Ha.
Situs ini sangat sering sekali menjadi topik pembicaraan hangat bagi kalangan intelektual. Tak jarang juga menjadi pusat penelitian bagi para geolog dari dalam negri maupun luar negri. Gunung Padang juga telah dikenal sebagai situs megalitik kuno yang terbesar dan tertua di Indonesia. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui hal tersebut.
Tim Terpadu Riset Mandiri mempunyai temuan-temuan ilmiah daripada situs megalitikum ini yang diakui secara resmi oleh pemerintah. Sebelumnya juga, keberadaan situs ini dilaporkan pertama kali pada “Rapporten van de Oudheidkundige Dienst pada tahunn 1914 silam. Selain itu, pernah juga ada seorang sejarawan dari Belanda yang membicarakan mengenai hal ini pada tahun 1949 silam.
Begitu banyak yang mencoba untuk menguak mengenai Gunung Padang ini. Akan tetapi baru Dr. Danny Hilman lah, orang yang paling banyak mempunyai sumber-sumber primer dari hasil penelitian dan secara terbuka diungkapkannya kepada masayarakat. Hilman adalah seorang geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI).
Lewat sebuah seminar yang diadakan di Gedung 10 LIPI, Bandung, dirinya menyampaikan secara detil mengenai hasil risetnya kepada hadirin yang berjumlah sekitar 250 orang dalam ruangan tersebut. Seperti yang di lansir di wowshack.com, Hilman mengungkapkan bahwa jauh di bawah tumpukan megalitik itu sebenarnya adalah piramida kuno, yang strukturnya berumur hingga 20.000 tahun
Hilman tidak sendirian. Ia melakukan riset itu bersama teman-temannya sejak tahun 2011 lalu. Tim melakukan penggalian di lapisan kedua (sekitar 2 – 3 meter dari puncak) pada gunung tersebut sedalam 11 meter. Hasilnya, para peneliti menemukan sejumlah bebatuan panjang yang tersusun dan batu alamiah unik yang terukir.
Bebatuan yang ditemukan itu diantaranya adalah batu kujang yang mempunyai kandungan logam dan terdapat pori-pori di permukaannya, batu yang terdapat batu yang dapat diputar-putar didalamnya (seperti mouse komputer), dan sejenis columnar joint tapi betuknya bengkok (biasanya mempunyai bentuk lurus dan panjang) dan terdapat pahatan.
Bentuk pahatan itu mengindikasi bahwa pada masa 7000 tahun yang lalu, orang-orang yang hidup dizaman itu sudah mempunyai kemampuan memotong-motong batu. Ada juga batu yang bentuknya seperti mouse komputer, ada batu yang bisa di putar-putar dalam batu yang tebal itu. Hal ini menunjukkan adanya satu indikasi lorong yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Presiden saat itu begitu terkesan dengan apa yang Hilman dan teman-teman lakukan. Tidak hanya itu, presiden meminta tim untuk melakukan penelitian lanjutan. Karena hal ini adalah sejarah penting bagi seluruh masyarakat nantinya, tentunya bagi Indonesia. Penemuan yang besar ini bisa menulis ulang sejarah sebelumnya dari gunung ini.
Hilman menambahkan, monumen ini merupakan bukti, bahwa pemikiran mengenai orang yang hidup di jaman prasejarah merupakan orang primitif adalah sebuah kesalahan. Dan jauh didalam tumpukan megalitik ini, terkubur sebuah piramida kuno dan meyakinkan itu adalah piramida tertua di bumi. Ia juga berfikir, ada kemungkinan lagi sesuatu yang terkubur dibawah permukaan.
Sebuah petisi yang ditandatangani oleh 34 arkeolog dan ahli geologi Indonesia disampaikan kepada pemerintah pada bulan April. Petisi itu diadakan guna mendapat perstujuan bahwa “Gunung Padang Merupakan Struktur Megalitik Terbesar Di Asia Tenggara”. Memang sudah sepantasnya situs ini dilindungi secara sistematis dan terarah, guna menghindari terjadinya kerusakan secara permanen.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…