Wawancara antara Deddy Corbuzier dengan eks Menteri Kesehatan (Menkes) era Presiden SBY, Siti Fadilah Supari, menjadi sorotan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), karena dianggap menyalahi aturan dan tidak memenuhi persyaratan.
Sebelumnya, Siti Fadilah merupakan Menteri Kesehatan yang sempat membantu mengatasi wabah flu burung (SARS) di Indonesia pada 2005 silam. Wawancara eksklusifnya dengan Deddy Corbuzier yang membeberkan beberapa hal beberapa waktu lalu, juga membuat namanya kembali menjadi perbincangan luas.
Mengkritisi soal vaksin dan pandemi yang berkaitan dengan Bill Gates
Sebelum wawancara eksklusifnya dengan Deddy Corbuzier, Siti sempat mengemukakan pendapatnya soal keberadaan vaksin buatan Bill Gates. Menurut dirinya, ada sesuatu yang aneh dan tidak beres dengan hal tersebut. Bagi Siti, masyarakat perlu tau tentang apa yang dirasakannya soal vaksin, pandemi, dan Bill Gates tersebut.
Kegelisahannya inilah yang juga diceritakan kepada Deddy Corbuzier lewat sebuah wawancara. Siti mengaku mengikuti terus informasi soal Bill Gates. Terutama saat sang pendiri Microsoft itu mengaku menyiapkan vaksin guna menghadapi pandemi yang kemungkinan ada di masa depan.
Mereformasi WHO karena dianggap tidak adil terhadap negara-negara berkembang
Dalam video tersebut, Siti juga menyinggung soal Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam menangani pandemi di suatu negara. Ia bahkan mengaku telah berhasil mereformasi lembaga tersebut, yang dianggap tidak adil terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Sebagai bentuk dari apa yang disebut Siti ‘reformasi’ tersebut, ia secara tegas menolak vaksin dari WHO guna menjadi penawar bagi virus Flu Burung. Siti ingin membuktikan bahwa wabah tersebut tidak menular dan bisa diatasi tanpa menggunakan vaksin. Padahal, WHO telah membuat statement bahwa Flu Burung dianggap menular.
Sisi lain soal vaksin dan peristiwa pandemi di Indonesia
Bagi Siti, keputusannya menolak vaksin dari WHO untuk Indonesia dianggap sebagai penyelesaian pandemi lewat jalur politik. Bahkan, hal tersebut menuai pujian dari harian terkemuka asal Inggris, the Economist, yang menempatkan Siti sebagai tokoh yang memulai revolusi lewat penanganan pandemi secara transparan dan berani.
Hal tersebut berhubungan erat dengan penolakan Siti terhadap vaksin yang ditawarkan oleh WHO. Keputusannya itu membuat Indonesia terhindar dari utang yang timbul sebagai akibat dari harga pembelian vaksin yang mahal. Siti yakin bahwa Indonesia bisa sembuh dan bebas dari wabah tanpa vaksin.
Saran dari Siti Fadilah terhadap Indonesia seandainya jika dirinya menjadi Menteri Kesehatan
Deddy Corbuzier sempat mengajukan pertanyaan pada Siti, yakni apa yang akan dilakukannya seandainya ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Menurut Siti, Indonesia harus mandiri. Salah satunya membuat vaksin sendiri jika memang memerlukannya dan sebaliknya, tidak usah membuat ketika tak diperlukan.
Siti juga menambahkan, antibodi orang-orang Indonesia sangat kuat dan hal ini dibuktikan saat wabah virus Flu Burung pada beberapa tahun yang lalu. Namun sikap mandiri tersebut, menurut Siti, dikhawatirkan oleh Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi atau CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) yang didirikan oleh Bill Gates.
BACA JUGA: Sosok Siti Fadilah Supari, Eks Menkes yang Pernah Sukses Tangani Wabah Flu Burung di Indonesia
Wawancara Deddy Corbuzier dengan Siti Fadilah Supari sukses menyedot penonton hingga angkat tiga juta sekian view di Youtube. Sayang, hal tersebut juga menuai sorotan dari Ditjen Pas Kemenkumham dan dianggap melanggar aturan. Terutama soal peliputan yang tidak memenuhi prosedur resmi. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?