Sosok pemimpin Kuba yang telah berpulang, Fidel Castro, banyak menyisakan beberapa hal yang menarik. Kharismanya sebagai seorang pejuang yang gigih berada di garis ideologi kiri, membuat seluruh gerakan kiri di dunia, para aktivis dan simpatisan sosialisme, dan dari rakyat Kuba juga, ikut bersedih atas kepergiannya. Ia terus dikenang Sebagai sosok yang gigih menentang AS dan paham kapitalismenya.
Meski demikian, ada juga sekumpulan rakyat Kuba yang justru menyambut gembira atas kematian pemimpin 80 tahun tersebut. Dilansir dari tirto.id, mereka adalah kaum elit: para saudagar, pemilik penggilingan tebu, juragan ternak, pejabat-pejabat perusahaan asing, dan golongan profesional. AS menjadi tujuan karena Kuba dan Castro dipandang bukan lagi sebagai masa depan yang menguntungkan. Meski dikenal keras, kakak dari Rau Castro itu juga memiliki sisi lain yang terkadang luput dari perhatian.
Belajar dari Sukarno soal membangun negara dan memakmurkan masyarakat
Sebagai negara Non-blok di tengah-tengah perang dingin yang berkecamuk, Indonesia begitu menarik perhatian dari Kuba, negara kecil yang menjadi seteru AS di masa lalu. Tak salah bila Fidel Castro selaku pemimpin kemudian menjadikan Tanah Air sebagai tujuan penting dari delegasi Kuba. Di sini, Che Guevara yang menyertai perjuangan Castro juga turut serta. Kala bertemu Sukarno, Fidel Castro bak seorang murid yang tengah meminta petunjuk pada sang guru.

Tetap eksis dengan ideologi kirinya meski Uni Soviet telah tumbang duluan
Salah satu hal yang menarik dari Fidel Castro adalah, kegigihannya membawa Kuba dengan menetapkan ideologi ‘kiri’ alias komunisme sebagai dasar negara. Padahal, tekanan Amerika Serikat dan paham kapitalismenya di kawasan tersebut tengah gencar-gencarnya. Meski pada saat itu Uni Sovyet yang merupakan kiblat daripada Kuba telah redup dan terkubur, Castro dengan sikap kerasnya tetap memilih mempertahankan ‘iman’ komunismenya. Hingga dirinya meninggal pada 25 November 2016 silam, Kuba tetap menjadi negara beraliran ‘kiri’.

Gigih membela Palestina meski berideologi komunis
Dikenal sebagai Komandan Revolusi Kuba, Fidel Castro rupanya menaruh perhatian pada Palestina yang tertindas oleh Israel. Hal tersebut diwujudkan dengan keputusannya menandatangani manifesto internasional sebagai wujud sikap tegas, bahwa ia dan segenap rakyat Kuba adalah pro-Palestina pada awal Agustus 2014. Bahkan, ia tak ragu mengeluarkan komentar pedasnya pada negeri Zonis tersebut. “Serangan Israel di Gaza adalah fasisme dalam bentuk baru, sungguh menjijikkan!” tukas Castro yang dikutip dari tirto.id.

BACA JUGA: 6 Fakta Luar Biasa Fidel Castro, Sang Musuh Bebuyutan Amerika
Fidel Castro memang kini telah tiada. Namun warisan dan pekerjaannya di masa lalu, tetap menjadi inspirasi bagi masyarakat Kuba dan pemimpin Kuba setelah dirinya. Uniknya, hal tersebut juga tak lepas dari jasa Indonesia lewat jasa Sukarno, di mana Fidel Castro belajar banyak hal dari Bung Besar. Hasta siempre commandante!