Categories: Tips

Shadow Brokers, Para Hacker Dibalik Ransomware WannaCry, Si Manusia Berhati Setan Sekaligus Malaikat

Beberapa waktu yang lalu dunia dihebohkan oleh sebuah ransomware bernama WannaCry yang menyebar secara cepat di berbagai belahan negeri. Ada ratusan bahkan ribuan komputer yang sudah terjangkit, akibatnya mereka harus membayar jutaan rupiah pada pihak pembuat dan penyebar ransomware tersebut.

Bicara masalah ransomware Wannacry, semua tidak terlepas dari pihak pengembangnya yang menamakan dirinya Shadow Broker. Mungkin sepertinya terlihat mereka adalah orang jahat dan hanya peduli dengan uang, tapi siapa sangka ada motif lain dari penyebaran virus ini. Kamu pasti bakal kaget kalau mengetahui kenyataannya. Penasaran? Simak ulasan berikut.

Telah berkali-kali melakukan peretasan pada NSA

Kurang lebih sejak 8 bulan, kelompok hacker Shadow Broker sudah berkali-kali melakukan peretasan pada NSA alias badan keamanan negara milik Amerika. Ada paling tidak 1 gigabytes data yang sudah di dapatkan dari peretasan organisasi keamanan milik Amerika tersebut. Dan kebanyakan dalam peretasan itu, Shadow Broker lebih mencuri senjata-senjata cyber dan data rahasia  milik Amerika tersebut.

Kantor NSA [image source]
Organisasi ini telah melakukan beberapa kali pelelangan senjata cyber dan password data terenkripsi milik NSA. Akibat ulah Shadow Broker ini lembaga NSA berkali-kali harus melakukan pembenahan pada keamanan cyber mereka pasalnya meskipun sudah diperbaiki, kelompok tersebut selalu saja menemukan celah untuk melakukan peretasan.

Terinspirasi oleh karakter di game

Siapa sangka kalau nama Shadow Broker sendiri terinspirasi pada sebuah tokoh dalam video game. Tepatnya pada game Mass Effect, organisasi para hacker ini memilih nama tokoh tersebut karena sangat sesuai dengan tujuan mereka. Ya, dalam game  maupun di dunia nyata shadow braker akan menjual informasi penting kepada pihak yang membutuhkan dengan tawaran yang paling tinggi.

Shadow Brokers di game dan dunia nyata

Oleh sebab itu setelah melakukan peretasan, biasanya mereka melakukan sebuah pelelangan dengan harga tertinggi pada data yang berhasil mereka curi. Sasaran paling diretas oleh organisasi ini adalah NSA terutama alat mata cyber dan senjata cyber. Padahal NSA sendiri berisi pada hacker kelas satu di Amerika, namun masih saja bisa diretas oleh kelompok ini, bukti kalau Shadow Broker bukan peretas biasa.

Eternal Blue, senjata Amerika yang dicuri

Memang berkat perangkat cyber eternal blue yang mereka curi dari NSA, kini dunia gempar dengan sebuah ransomware bernama WannaCry. Berbeda dengan ransomware biasa yang akan aktif  jika membuka link atau tab baru, Wannacry bakal otomatis menginfeksi perangkat komputer seseorang. Akibatnya, data dari komputer tersebut tidak akan dapat diakses kecuali jika membayar pada shadow broker sendiri. Uniknya ransomware ini bisa cepat menyebar karena secara otomatis akan menggandakan diri dan mencari celah pada komputer lainnya.

wannacry ranomware [image source]
Yang menjadi sasaran dari komputer ini adalah mereka yang menggunakan perangkat windows, sampai saat ini sudah banyak yang menjadi korban dan kebanyakan terjadi di fasilitas umum seperti rumah sakit atau di lembaga pemerintahan. Awalnya Etenal Blue digunakan untuk meretas data milik para teroris atau beberapa negara saingan.

Balas dendam pada Suriah

Meskipun hal yang dilakukan shadow broker dengan menyebarkan ransomware ini memang sangat merugikan, namun siapa sangka ternyata ada tujuan lain dari mereka. Beberapa media besar menerangkan bahwa hal yang dilakukan oleh Shadow Broker ini bukan hanya tentang mendapatkan uang saja, tapi hal-hal yang lain.

Rusia dan rudal di Suriah

Penyebaran WannaCry menggunakan senjata cyber Eternal Blue ternyata juga merupakan wujud protes penyerangan terhadap Suriah dengan dihujan rudal oleh Amerika. Shadow Broker berharap agar Amerika dapat merasakan betapa berbahaya senjata buatannya jika digunakan pada orang lain. Organisasi Hacker ini dipercaya bekerja pada Rusia, seperti yang telah di kemukakan oleh Edward Snowden, seorang peretas NSA pula yang hijrah, bahwa mereka 100% didukung oleh Kremlin.

Apakah pemerasan terhadap orang yang terkena Ransomware adalah salah satu rencana mereka, kita tidak tahu. Namun usaha mereka dalam menuntut keadilan bagi warga Suriah tidak berdosa yang menjadi korban rudal Amerika patut diacungi jempol. Ironis memang, entah harus mendukung atau malah menolak mereka.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago