Gempa yang mengguncang Indonesia menuai banyak komentar dari masyarakat. Kebanyakan mereka berpendapat kalau gempa yang terjadi secara berurutan akhir-akhir ini saling berhubungan. Ya meskipun letaknya berjauhan, tapi banyak orang yang tetap kekeuh dengan pendapatnya tersebut.
Namun beberapa ahli mengatakan kalau gempa di Indonesia ini berasal dari zona subduksi dan sesar aktif di darat. Dilansir dari kompas.com, zona tersebut membentang di sebelah barat Sumatera, selatan pulau Jawa, selatan Bali dan Nusa Tenggara, kemudian membelok di Kepulauan Maluku yang membentuk palung laut. Lalu untuk sesarnya tersebar di beberapa wilayah dan sebagian di antaranya berpotensi mengakibatkan gempa seperti di bawah ini.
Sesar Kambing yang sebabkan gempa di Situbondo dan sekitarnya
Beberapa waktu lalu, Jawa Timur dikagetkan dengan gempa bumi yang tiba-tiba terjadi pada jam dua dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengumumkan kalau gempa tersebut berpusat di Kota Situbondo. Tak main-main, gempa yang dihasilkan adalah sebesar 6,4 SR dan itu berpengaruh ke kota-kota sekitarnya. Seperti Malang, Denpasar, Sumenep dan lain sebagainya.
Nah, usut punya usut ternyata gempa di Situbondo ini disebabkan adanya pergeseran dari sesar kambing. Menurut Dewan Penasehat Ikatan Ahli Geologi Indonesia yaitu Rovicky Dwi Putrohari menyebutkan sesar yang melewati Pulau Kambing tersebut sedang melakukan aktivitas tak biasa. Adalah sesar sedang dalam kondisi mengangkat Pulau Kambing dan akhirnya menghasilkan gempa di Situbondo dan sekitarnya. Nah, sesar yang sudah berusia 5 juta tahun lebih ini lebih mempengaruhi bagian darat. Alhasil banyak daratan yang rusak meskipun jaraknya jauh dari Situbondo.
Sesar Palu-Koro yang sebabkan tsunami di Palu dan gempa di Donggala
Sebelum di Situbondo, gempa sempat menyambangi daerah Palu dan Donggala. Dikira aman-aman saja, ternyata gempa disusul dengan tsunami yang akhirnya meluluhlantahkan kota Palu. Akibatnya Palu telah tersapu bersih dan banyak warga yang lebih memilih untuk pergi dari sana. Bukan karena tidak ingin membangun kota dari 0 lagi, tapi lebih kepada kondisi tanah yang telah mengalami likuifaksi alias sudah kehilangan kekuatan untuk menopang bangunan.
Menurut Rovicky Dwi Putrohari, hal yang menyebabkan gempa serta tsunami di Palu dan Donggala adalah karena Sesar Palu-Koro. Sesar satu ini juga mendapat perhatian dari beberapa ahli lantaran punya karakteristik yang unik. Sesar yang membelah Pulau Sulawesi atau dari Teluk Palu hingga Lembah Bone tersebut mempunyai liprate atau pergerakan segmen dengan kecepatan besar per tahunnya setelah Sorong. Sebenarnya, Sesar Palu Koro ini tidak mengakibatkan tsunami. Namun gempa dengan magnitudo sebesar 7.7. SR, menyebabkan longsoran bawah laut dan berakhir dengan tsunami.
Sesar Sorong dengan pergeseran paling besar di Indonesia
Di awal Bulan Oktober 2018 kemarin, wilayah Teluk Bintuni juga diguncang gempa. Mungkin besaran dari gempanya hanyalah 3.8 SR dengan skala II. Tapi, hal ini cukup mendapat perhatian dari beberapa ahli nih Sahabat Boombastis. Ya apalagi kalau bukan karena adanya Sesar Sorong yang dikenal paling aktif dan memiliki pergeseran segmen dengan kecepatan terbesar se-Indonesia.
Tak heran kalau warga di sekitar Papua agak khawatir kalau tiba-tiba terjadi gempa. Sesar yang sudah berumur 20 juta tahun lalu ini pernah mengakibatkan gempa di tahun 2009 dan menyebabkan guncangan hebat sebanyak dua kali di Manokwari. Yakni 7.6 dan juga 7.9 yang berselang tidak lebih dari tiga jam. Namun untungnya kedua gempa tersebut tidak mengakibatkan tsunami, tapi membuat beberapa ahli bertanya-tanya mengapa guncangan sebesar itu tidak berpengaruh apapun pada laut.
Sesar Mentawai yang juga tak kalah aktif di Indonesia
Beberapa bulan lalu, Sumatera Barat sempat diguncang gempa yang terjadi lima kali dalam sehari. Diawali dengan gempa berkekuatan 4.9 SR dan berakhir sebesar 3.3 SR. Sontak, hal ini membuat warga panik karena di Sumatera Barat. Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padangpanjang, Fajar Dwi Prasetyo menyebutkan, gempa terjadi akibat aktivitas Sesar Mentawai di jalur subduksi lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia yang memanjang dari pantai barat Sumatera sampai ke selatan Nusa Tenggara.
Zona ini berupa sesar naik akibat patahnya batuan kumpulan (accretion) dari tumbukan dua lempeng. Sesar Mentawai memanjang dari utara hingga selatan Kepulauan Mentawai. Gempa yang diakibatkan pergeseran patahan ini sering kali dangkal, tapi potensi kekuatan gempanya bisa lebih dari magnitudo 5.
Sesar Lembang yang membuat warga Bandung lebih waspada
Tak hanya Jawa Timur yang berpotensi terjadi gempa, tapi juga Jawa Barat nih Sahabat Boombastis. Sebab, daerah Jawa Barat khususnya Bandung berada di kawasan Sesar Lembang. Menurut tim peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, kalau Sesar Lembang berpotensi gempa dengan kekuatan sampai 7 SR.
Selain itu, sesar yang terbentang sepanjang 29 km tersebut bergerak tiga hingga 5.5 milimeter per tahun. Hal ini dibuktikan dengan kejadian gempa seperti di Kampung Muril dekat Gunung Burangrang dan Cisarua pada 2011 yang membuat beberapa hunian warga rusak. Nah, pergerakan Sesar Lembang saat itu menimbulkan gempa bermagnitudo 3. Itu masih 3 lho ya, apa kabar jika kekuatannya mencapai 7?
Sesar-sesar di atas merupakan retakan aktif di Indonesia yang kemungkinan lebih sering menimbulkan gempa. Namun Sahabat Boombastis tidak perlu untuk khawatir berlebihan. Kalian bisa terus siaga dan sebaiknya jangan lupa untuk selalu memantau informasi terbaru dari BMKG. Lalu, tidak lupa juga untuk terus berdoa kepada Tuhan supaya dilindungi dari segala bencana yang akhir-akhir ini mengancam Indonesia.