Dalam satu minggu terakhir (meski sebenarnya sudah sejak 4 tahun lalu) penduduk Aleppo dibombardir oleh militer Rusia dan juga militer Pro Suriah. Kota yang dahulunya indah langsung porak-poranda lengkap dengan warga yang meninggal akibat tertimpa reruntuhan dan juga sengaja ditembak oleh militer yang menganggap mereka sebagai gangguan.
Saat ini Aleppo benar-benar dikuasai oleh pihak pemerintahan. Namun, puluhan ribu penduduknya masih hidup dalam ketakutan. Setiap saat mereka masih mendengar ledakan dan bunyi tembakan yang membuat mereka ketakutan dan pasrah dengan apa yang terjadi.
Anyway, kalau kota yang kita tempati menjadi Aleppo, kira-kira hal ngeri apa yang akan terjadi. Kira-kira seperti apa kehidupan kita semua? Mari kita coba bayangkan bersama-sama.
1. Ada Suara Pesawat atau Drone Adalah Petaka
Aleppo memiliki luas wilayah separuh dari Kota Surabaya, tapi penduduknya nyaris sama. Dari fakta ini terlihat jelas betapa padatnya kota yang menjadi pusat hiburan dan juga perdagangan di Suriah. Dengan penduduk sepadat ini, pesawat atau drone kerap melintas di atas wilayah dan menjatuhkan bom guna membunuh kaum separatis.
Setiap ada suara dari mesin pembunuh ini, penduduk akan masuk ke dalam rumah. Mereka akan segera mencari tempat perlindungan agar tidak kena ledakan secara langsung. Sekarang mari kita bayangkan kalau Surabaya juga mengalami hal yang sama. Bahkan lebih parah dari peristiwa 10 November 1945 karena serangan di Aleppo berjalan selama 4 tahun, bahkan lebih.
2. Tidak Ada Namanya Waktu untuk Istirahat
Pagi, siang, dan malam di Aleppo tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Penduduk harus berjuang dengan ketakutannya agar tidak terkena ledakan atau bom yang diluncurkan oleh militer Pro Suriah dan Rusia. Setiap orang akan berjaga secara bergantian untuk mendengarkan apakah ada bunyi pesawat mendekat atau tidak.
Jika ada suara desingan terdengar dengan sangat keras, mereka akan bangun dan segera bersiap-siap untuk menyelamatkan diri. Sekarang mari kita bayangkan kalau setiap hari akan ada ledakan di kota kita masing-masing, misal Malang. Penduduk tidak akan mampu beristirahat dengan jenak. Lengah sedikit saja nyawa bisa melayang dengan cepat.
3. Susah Mencari Jalan Keluar dari Kota yang Mulai Hancur Lebur
Sebenarnya hanya ada satu jalan yang bisa dilakukan oleh penduduk di Aleppo, melarikan diri dari kota itu. Sayangnya, melarikan diri dari kawasan itu bukanlah perkara yang mudah. Mereka terjebak di kota itu hingga rasanya untuk keluar saja sulit. Terlihat oleh pesawat dari udara atau drone bisa membuat mereka dilempari bom.
Belum lagi, kawasan perbatasan kota selalu dijaga ketat oleh tentara. Ingin keluar bisa membuat mereka mati dengan instan entah ditembak atau dipukul karena dianggap militan. Akhirnya, dengan sangat pasrah mereka hanya bisa diam di dalam rumah dan menunggu apakah nanti mati dengan cepat atau mati di kemudian hari dengan cara yang mengerikan. Sekarang mari kita bayangkan hidup di sebuah kota yang terisolasi. Apa yang akan kita lakukan kalau semuanya hanya berujung pada kematian?
4. Ketakutan Adalah Hal Biasa yang Datang Setiap Hari
Hidup di Aleppo hanya bisa dilakukan dengan memamah ketakutan yang datang setiap hari. Penduduk yang ada di sana, mau tua, muda, hingga anak-anak sekali pun tidak akan bisa lepas dari teror yang mengerikan. Bahkan, anak kecil bisa mengalami trauma instan yang membuat mereka akan langsung mengalami ketakutan setiap harinya.
Bayangkan kalau kita tidak bisa lagi bekerja dengan tenang. Kok bekerja, tidur atau makan saja harus waspada kalau-kalau ada bom. Ketakutan akan datang setiap saat sehingga hidup yang dirasakan seperti tidak ada artinya.
Inilah beberapa hal ngeri yang bakalan kita rasakan kalau hidup seperti saudara kita yang ada di Aleppo. Mari sama-sama doakan mereka agar bisa segera hidup dengan baik dan konflik mengerikan ini akan segera berakhir.