Kedaulatan adalah harga mati bagi sebuah negara, termasuk Indonesia. Tak ayal, perlengkapan ketahanan militer akan selalu diperkuat untuk menangkal serangan dari luar. Amerika serikat adalah contoh negara yang memiliki kekuatan militer yang bagus, terutama soal senjata. Hal ini juga berlaku bagi negara Rusia, Iran, dan juga Korea Utara yang memiliki senjata rudal jarak jauh.
Di Indonesia, pasukan garis depan yang bertugas melindungi kedaulatan negara adalah TNI. Kekuatan militer TNI akan semakin sempurna jika dilengkapi dengan alat utama sistem senjata (Alutista) yang modern. Meski belum mampu memproduksi seluruh Alutista yang diperlukan TNI, nyatanya Indonesia telah mampu menciptakan sejumlah senjata tempur yang bahkan diminati luar negeri.
Setidaknya ada 6 jenis Alutista buatan dalam negeri yang sudah diekspor sejumlah negara. Apa saja itu? Berikut kami sajikan senjata-senjata kebanggaan bangsa tersebut.
1. Smoke Warhead Diekspor Ke Cile
Selama ini ada saja orang yang meremehkan senjata produksi dalam negeri. Padahal itu salah! Putra-putri terbaik bangsa telah berhasil membuat senjata yang nyatanya dilirik oleh negara asing. Tahun 2013 ada 260 unit kepala roket jenis Smoke Warhead yang diekspor ke Cile. Alutista tersebut merupakan buatan PT. Sari Bahari dari Malang, Jawa Timur.
Kemampuan Smoke Warhead diakui mampu mengalahkan produk serupa buatan Amerika Serikat dan Rusia. Smoke Warhead berupa kepala roket berdiameter 70 mm dan cocok dipasangkan dengan roket pasangan pesawat seperti Super Tucano. Keunggulannya, Smoke Warhead akan mengirim informasi di mana posisi jatuhnya dengan mengeluarkan asap selama dua menit pasca roket jatuh ke tanah.
2. Pesawat CN 235-MPA Diekspor ke Korea Selatan
Satu lagi Alutista yang harus dibanggakan bangsa Indonesia, Pesawat CN 235 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA) pabrikan PT. Dirgantara Indonesia, yang ternyata juga diminati negara lain. pada tahun 2011-2012 lalu, PT. Dirgantara Indonesia mengirim 4 pesawat CN 235-MPA ke Korea Selatan setelah adanya kontrak senilai USD 94,5 juta. Pesawat CN 235 diperuntukkan untuk patroli perairan.
Di tahun yang sama, pesawat CN 235 jenis angkut militer VIP juga dikirim ke Senegal, Afrika oleh PT. Dirgantara Indonesia. Selain itu, 3 produk pesawat CN 235-MPA juga digunakan TNI AL sejak Desember 2009 untuk melengkapi rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014. Kehandalan pesawat CN 235-MPA ini adalah kelengkapan sistem navigasinya beserta sistem komunikasi dan misi.
3. Fast Patrol Boat diekspor ke Timor Leste
PT. PAL, melalui tangan putra-putri terbaik bangsa, berhasil membuat kapal perang jelis patrol cepat (Fast Patrol Boat). Rupanya negara tetangga, Timor Leste, kepincut dengan Alutista buatan dalam negeri ini. Di tahun 2011 lalu, untuk melindungi wilayah teritorial Timor Leste, dua kapal patroli cepat buatan PT. PAL ini dibeli Pemerintah Timor Leste dengan mahar USD 40 juta.
Konstruksi lambung dan anjungan kapal yang terbuat dari bahan alumunium mampu menahan gelombang tinggi dan lebih lincah saat bermanuver. Untuk kecepatan, kapal patroli cepat ini mampu melaju sampai 30 Knot. Kapal ini dilengkapi dua baling-baling dan Radar NavNet yang mampu mengintegrasikan data-data peralatan sistem navigasi dan komunikasi ke dalam peta elektronik dan radar.
4. Peluru Buatan PT. Pindad diminati Singapura hingga Amerika Serikat
PT. Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) selama ini telah memasok kebutuhan peluru TNI-Polri. Peluru buatan Pindad antara lain berkaliber 5.56 mm, 7.62 mm dan 9 mm. Selain untuk kebutuhan dalam negeri, peluru yang dihasilkan PT. Pindad ini ternyata juga diekspor ke beberapa negara asing, antara lain ke Singapura, Filipina, Bangladesh, hingga Amerika Serikat.
Sebagai peluru yang mempunyai kehandalan tinggi, peluru buatan anak negeri ini tentu sudah melewati uji kelayakan badan internasional, seperti semua produk Divisi Amunisi yang telah lulus pengujian standar NATO. Demikian juga di tahun 1994 peluru ini juga mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-Internastional Certification Service Ltd, Inggris.
5. Panser Anoa diekspor ke Oman dan Malaysia
Salah satu produk PT. Pindad, yakni Panser Anoa, merupakan Alutista yang paling laris dijual. Tahun 2008 TNI telah memesan 154 Panser Anoa berbagai tipe. Tahun 2011 TNI memesan lagi Panser Anoa tipe APC sebanyak 11 unit dan tahun 2012 sebanyak 61 unit. Dari luar negeri, pesanan datang dari Kerajaan Oman untuk Panser Anoa jenis 66. Malaysia juga meminati panser ini dengan memesan Panser Anoa sebanyak 32 unit.
Sebagai alutista yang diminati berbagai negara,kualitas Panser Anoa telah sesuai dengan standar NATO pada level III atau level dengan tingkat ketahanan terhadap serangan lebih baik dari level II yang diproduksi China dan India. Belum lama ini Pindad telah mengeluarkan Panser Anoa jenis baru yang mengusung Kanon Kaliber 20 mm dan berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle).
6. Senapan Pindad diminati Singapura hingga Afrika
Selain Panser Anoa, sejumlah senjata buatan Pindad juga banyak diminati oleh negara luar. PT. Pindad telah mampu menghasilkan berbagai produk senjata seperti senapan serbu (SS1-series), senapan sniper (SPR-1), pistol (P-1 dan P-2), revolver, senapan sabhara/polisi, senjata penjaga hutan, pistol professional magnum, peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body protection).
Sebuah jaringan supermarket khusus olah raga berburu, camping, dan memancing bernama Cabelas’s banyak memesan produk-produk Pindad. Senapan serbu SS-2 juga menjadi langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, dan Nigeria. Dan negara Thailand serta Singapura juga kerap membeli senapan tersebut.
Nah itu tadi senjata-senjata buatan lokal yang telah melanglang buana ke berbagai negara. Meski kita sering silau dengan senjata modern buatan luar negeri, ternyata senjata buatan lokal tak kalah hebatnya bukan? Kita tentu berharap industri persenjataan Indonesia akan semakin berkembang. Sehingga siapapun akan semakin bangga dan merasa aman dengan produk-produk militer buatan anak negeri.